Now playing | Kecewa - BCL
*****
Sejauh kaki jenjang itu berlari, belum dirasakannya sedikitpun rasa lelah. Tubuhnya seperti mati rasa, saat perih di dada kian menyesakkan. Berkali-kali dia menarik napas agar jantungnya tetap mendapatkan oksigen. Namun, meskipun oksigen melimpah ruah. Gadis itu tetap saja merasa sesak napas.
Perlahan langkahnya menelan, orang-orang yang berlalu-lalang mulai menjadikannya objek perhatian. Siapa yang tidak akan meliriknya, jas kedokterannya saja sudah sangat mencolok apalagi keadaannya yang sedang menangis.
Persetan dengan tatapan orang-orang disekitarnya, untuk kali ini Disa tidak ingin berpura-pura lagi. Terlalu sakit saat coba ia pendam, rasa kecewa dan terkhianati membuat rasa malunya musnah. Benar-benar sakit saat perasaan itu berasal dari seseorang yang menempati ruang khusus di hatinya selama ini.
Ia berbelok memasuki taman yang sedikit lebih lenggang. Dengan langkah yang setengah terseret, dia berhasil mencapai bangku taman dan mendudukinya.
Saya pacarnya kak Fandhi
Ucapan gadis tadi kembali terngiang-ngiang di otaknya. Selama ini, semua pengorbanan dan penantiannya hanyalah omong kosong belaka. Awalnya, dia masih bisa menolerir perihal Faska yang kuliah di Belanda tanpa sepengetahuannya. Namun, untuk ini dia tidak sanggup.
Bisa-bisanya lelaki itu mengingkari janjinya sendiri, dia mengatakan akan menunggu Disa. Namun, buktinya malah membuat harapan tinggi Disa jatuh ke jurang kesakitan.
Padahal, untuk kembali ke kota ini. Disa harus menukarkannya dengan kepercayaan mami dan papi. Dia berusaha meyakinkan mereka, yang kini harus menanggung rasa khawatir karena dirinya sendirian di kota ini.
Rasa bersalah, kecewa dan menyesal mulai menggerogoti pikiran gadis itu. Disa menutup wajahnya yang sudah memerah, dengan hidung tersumbat dan mata yang membengkak.
Akan tetapi, itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang menganga lebar di hatinya. Untaian kenangan bersama Faska dulu mulai mengalir begitu saja. Berputar-putar di kepala Disa seperti kaset rusak.
jangan tinggalin aku lagi ya, janji?
Ingin rasanya Disa berteriak karena mengingat ucapan Faska waktu itu. Dia meminta Disa untuk tinggal, sedangkan dirinya pergi meninggalkan Disa.
aku cuma mau bilang, kalo sampai pun aku bakalan sayang sama kamu.
Disa menutup kedua telinganya, dengan harapan suara dan ingatan tentang Faska di masa lalu berhenti berputar. Sayangnya hal itu semakin membuat luka di hati Disa menganga lebar.
Jangan nangis terus, kamu udah terlalu banyak nangis.
"Ka-kamu jaa-jahat ska, selama-ma ini aku se-lalu ingat sa-ma ka-kamu," rintih Disa disela-sela tangisannya yang masih pecah.
Drrrtt... Drrrtt...
Rania? Kenapa dia nelpon, batin Disa. Gadis itu memperhatikan layar ponselnya yang tertera nama Rania.
"Halo, sa. Lo dimana? Gue khawatir pas lo enggak ada di rumah sakit," suara Rania di seberang sana memang kentara sekali, jika dia sedang khawatir.
Disa menahan sesak di dadanya, gadis itu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawa, "gue... di luar, ada urusan."
"Suara lo, kok beda sih? Lo baik-baik aja, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Faska [TAMAT]
RomanceSekuel cerita UNTUK DISA (DI SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA SEBELUMNYA TERLEBIH DAHULU. DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN SAYA JUGA. Wkwkwkw) ***** Mungkin orang mengira jika perasaan Disa saat kembali bertemu Faska-mantan kekasih yang terpaksa berpisah-ad...