Disa mematung saat melihat sosok lelaki bertubuh tegap, yang kini berjalan mendekati mereka. Baru saja dia memikirkan lelaki itu, sudah muncul saja.
"Disa, sudah selesai bekerja?" Faska bertanya setelah Rania mengundurkan diri, karena sadar akan situasi.
"Untuk apa kamu bertanya mengenai pekerjaan saya? Apa pekerjaanmu masih kurang?" tanya Disa dengan sarkas.
Bukannya membuat Faska marah, atau setidaknya rawut wajah lelaki itu berubah. Faska malah terkekeh kecil, lalu tangannya yang terangkat untuk mengusap kepala Disa.
Buru-buru Disa menepis tangan besar itu, tidak mau kelakuan Faska membuatnya menjadi terbawa perasaan lagi.
"Kamu lucu kalo lagi cemburu," balas lelaki itu dengan mengedipkan sebelah matanya.
Faska bisa mengatakan itu karena berkat Wina yang memberikannya sedikit pencerahan. Setelah menggabungkan beberapa puzzle dari pertemuan pertama mereka sampai sekarang. Faska menduga jika Disa sudah bertemu dengan Clara saat dirinya kecelakaan. Mengingat jika Disa sempat mengunjunginya sebelum siuman. Dan setelah siuman dia mendapati Clara.
Bisa saja Disa salah paham dan mengira Clara adalah pacarnya. Dia senang karena masih ada rasa cemburu di hati Disa. Itu tandanya, dia masih memiliki hati perempuan itu sepenuhnya.
Disa berdecih, perempuan itu ingin sekali memiting kepala Faska dan membuatnya mengaduh kesakitan. Bisa-bisanya dia menggoda Disa saat hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja seperti ini.
"Saya sibuk. Kalo kamu ingin main-main, sebaiknya cari perempuan lain saja," setelah mengatakan itu, Disa merasa menyesal. Ia berlagak seolah-olah dirinya memang sedang cemburu buta, dan merajuk pada Faska.
"Sa," panggil Disa dengan lembut. "Apa kamu cemburu? Aku bisa jelasin semuanya," Faska meraih tangan Disa dan mengusapnya dengan lembut.
Sedangkan Disa mensugesti dirinya untuk tidak terlena. Dia harus ingat, jika Faska telah memiliki kekasih. Seharusnya ia menampar Faska karena lelaki itu sudah brengsek dengan mempermainkan hati perempuan.
Sayangnya, tangan Disa malah tak bergerak dalam genggaman Faska. Jujur, sampai sekarang hanya lelaki itu yang bisa membuatnya nyaman bahkan hanya dengan menyentuh tangannya.
"Kita ngobrol sambil makan siang, yuk?" ajak Faska yang kini merangkul pinggang Disa dengan posesif. Malangnya Disa malah tidak bisa menolak perlakuan manis dari Faska. Ia terus saja berjalan kaku dengan posisi itu.
"Jadi... Ini teman yang dokter Fara maksud tadi?"
Suara itu membuat Disa berhenti melangkah. Dia menoleh, dan mendapati Andri di belokan menuju kafetaria. Sejak kapan pemuda itu kembali ke sana? pikir Disa.
Disa melepaskan rangkulan Faska, dia menghampiri Andri dan mengecek keadaan pemuda itu.
"Kamu kenapa di sini? Seharusnya kamu istirahat, Andri. Jangan buat semua orang cemas, ya?" peringat Disa.
"Siapa yang bakalan cemas sama saya selain dokter Fara? Mereka, kan, tidak peduli," balas Andri dengan cuek. Kemudian matanya beralih pada lelaki yang bersama dokter cantik itu.
"Sebenarnya saya mau ngobrol sama dokter. Tapi, kayaknya dokter udah janjian sama teman dokter, ya?" tanya Andri sengaja menekan kata teman untuk menggoda Disa.
"Andri, sebaiknya kamu istirahat," ulang Disa sekali lagi, "kalo mau mengobrol, nanti saja," tambahnya lagi.
Faska berdeham untuk menyadarkan dua orang diantaranya itu. Andri langsung meringis melihat bagaimana sorot mata Faska yang menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Faska [TAMAT]
RomanceSekuel cerita UNTUK DISA (DI SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA SEBELUMNYA TERLEBIH DAHULU. DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN SAYA JUGA. Wkwkwkw) ***** Mungkin orang mengira jika perasaan Disa saat kembali bertemu Faska-mantan kekasih yang terpaksa berpisah-ad...