Chapter | 38

730 67 2
                                    

***
Now playing | Tersiksa Rindu - Felix

***

Keadaan kantor Faska terasa mencekam. Sang direktur utama lagi-lagi menampilkan wajah dingin yang membuat siapa saja merasa terkuliti.

Apalagi jika Clara datang, maka keadaan pasti akan ricuh. Para karyawati akan sibuk bergosip dan Wina adalah sasaran untuk mereka bertanya.

Perempuan itu dibuat pusing karena harus menghadapi Faska yang tiba-tiba menjadi emosian. Belum lagi dia harus menghadang Clara, dan juga menjawab pertanyaan dari beberapa karyawati seperti dirinya itu yang menjadi tersangka.

"Saya mau ketemu bos kamu!" teriak Clara di depan wajah Wina.

"Maaf, Bu Clara, pak Fandhi tidak mau diganggu." Perempuan itu masih coba menjelaskannya secara baik-baik. Masih menjaga etika karena Clara adalah orang terdekat dari bossnya.

"Heh! Kamu tidak tau saya siapa?" Clara menghardik Wina. Perempuan itu benar-benar sudah tidak waras karena memarahi setiap orang.

"Ada apa ini?"

Wina yang sedang menghadang Clara pun menghentikan gerakannya. Dia membungkuk sedikit karena kedatangan Keano diantara mereka.

"Selamat siang, Pak Keano," sapa Wina dengan sopan.

Clara pun mengambil kesempatan untuk masuk dalam ruangan. Namun, Keano lebih dulu menarik lengan perempuan itu. Dia tahu jika Clara akan masuk karena Wina lengah.

"Eh?"

"Kamu dilarang masuk, kan? Sebaiknya kamu pergi sebelum Faska marah. Kamu bakalan nyesal kalo enggak nurut," ujar Keano menatap Clara datar. Meskipun perempuan di depannya ini sudah banyak membuat masalah, dia tetap harus menolongnya agar Faska tidak banyak lagi terkena masalah.

"Urus aja urusan kak Keano!" sergah Clara. Dia menepis tangan Keano dari lengannya.

Clara akhirnya bisa masuk dalam ruangan itu. Di belakangnya diikuti oleh Keano. Namun, sebelum masuk dia meminta Wina untuk segera memberitahu security agar mengusir Clara.

"Kak Fandhi!"

Faska yang sedang berkutat dengan laptopnya mengangkat pandangan. Tangannya langsung terkepal saat melihat wajah perempuan itu. Ia benar-benar muak saat ini.

"Ngapain kamu ke sini?" Faska berdiri, menatap Clara tajam seperti sedang berhadapan dengan musuhnya.

"Kak Fandhi enggak bisa mutusin kerjasama kita seenaknya. Aku enggak terima dihina kayak gini!" Clara tampak murka. Dadanya naik turun dengan napas yang tak beraturan.

Faska, lelaki itu diam. Tak ada gunanya meladeni Clara yang sedang meledak-ledak. Membuang waktunya saja.

"Kak! Kakak benar-benar enggak tau balas Budi. Papa aku udah ngerawat kakak! Tapi apa? Kakak malah campakin aku cuma karna Disa? Apa yang bisa dia lakuin?! Enggak ada!" teriak Clara di depan wajah Faska.

Lelaki itu benar-benar berang. Giginya bergemelatuk karena menahan amarah dalam dirinya yang siap meledak.

"Disa itu cewek cengeng yang mau manfaatin kak Fandhi!"

"Clara!" Faska hendak menampar Clara karena telah menjelek-jelekkan Disa. Namun, Keano cepat bergerak dan menyelematkan lelaki itu. Bisa bahaya jika Faska sampai memukulnya.

"Faska, udah." Keano mendorong tubuh Faska agar mundur. Tampak jika rahang Faska mengetat dengan wajah yang memerah.

"Clara! Keluar," seru Keano.

Dari Faska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang