Chapter | 44

788 65 27
                                    

***
“Terkadang, apa yang kita lihat, kita dengar. Belumlah sepenuhnya benar. Karena dunia adalah panggung sandiwara, semua yang nyata bisa diputar balik menjadi semu.”

***

Suara gelak tawa terdengar dari dalam ruang inap Zavero. Sepertinya di dalam sedang banyak orang. Benar saja, baru dibuka pintu semua orang langsung menoleh. Ada sekitar lima orang dengan wajah yang asing.

"Selamat Pagi, maaf mengganggu," tutur Disa saat masuk dalam ruangan itu.

"Disa, masuk aja sayang," pinta Monica dengan wajah yang berseri. Wanita itu tampak bahagia setelah kejadian Zavero kemarin.

"Om, saya periksa dulu, ya."

Setelah mendapatkan izin, Disa mulai memeriksa keadaan Zavero berikut dengan bekas operasi yang belum sepenuhnya kering.

"Apa ada keluhan, Om?" tanya Disa disela-sela memeriksa Zavero.

"Sejauh ini enggak ada."

"Kalian saling kenal?" tanya salah-satu tamu yang sejak tadi hanya diam.

Disa, Monica dan Zavero saling berpandangan, sampai suara Zavero menginterupsi. "Ini calonnya Faska, anak kami," tuturnya dengan bangga.

"Wah, selamat ya, Pak Vero, mbak Monic. Cantik loh, calonnya," ujar seorang wanita yang sepertinya istri dari pria yang bertanya tadi.

"Udah berapa lama sama Faska?" tanya yang lainnya.

"Ah..." Disa jadi bingung harus menjelaskannya bagaimana. Pasalnya hubungan mereka banyak mengalami pasang surut dan bahkan pernah berpisah.

"Sejak SMA," sahut Monica. "Tapi mereka pernah pisah karna Disa pindah ke kota lain bersama orang tuanya."

"Ya, ampun. Kalian langgeng ya? Jadi ingat sama kisah kita dulu ya, Mas."

Mereka pun asik membicarakan kisah cinta mereka masing-masing. Sementara Zavero dan Monica hanya diam, meski sesekali tersenyum.

Akhirnya Disa pun meminta izin karena masih banyak urusan lain.

"Kapan-kapan kita harus kumpul dan bawa calon anak kita masing-masing. Dulu, kan, Faska belum ada calon. Nah, sekarang udah bisa, nih."

"Tentu, nanti kalo aku sama Disa ada waktu luang. Akan kami kabari."

"Kalo begitu, saya permisi Om, Tante."

Disa menarik handle pintu dan menutupnya kembali. Namun, saat dia berbalik, dia bertemu dengan Rania yang sepertinya sudah duduk sejak tadi. Buktinya dia menghela napas berkali karena bosan harus menunggu.

"Ran," panggil Disa sambil menepuk pundaknya pelan.

"Eh? Disa. Akhirnya lo keluar juga."

"Ada apa?"

"Ada yang mau gue omongin sama lo, ini penting." Dari raut wajahnya terlihat jika Rania sangat panik.

"Ada apa, sih?"

"Ikut gue, yuk."

Disa pun mengangguk, dia jalan bersisian dengan Rania menuju Lift. Namun, saat masuk dalam lift, perempuan itu tidak mengatakan apa-apa. Sampai membuat Disa bingung sendiri. Tadi katanya ada hal yang harus dibicarakan. Lalu, kenapa sekarang malah diam? Pikir Disa.

"Kita mau kemana, sih, sebenarnya?" tanya Disa memecah keheningan diantara mereka.

"Udah ikut aja."

Ting.

Baru saja satu langkah keluar dari lift, mereka bertemu dengan Reyhan yang sedang menunggu di depannya.

Dari Faska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang