Chapter | 42

718 59 13
                                    

Now playing | Jangan lupakan aku - Andmesh

*****

BRAK!

"What? Jadi Faska udah dua hari menghilang?"

Disa mengerjab setelah menceritakan perihal itu pada kedua temannya. Pasalnya mereka tampak begitu terkejut. Sampai-sampai menggebrak meja bersamaan seperti tadi.

"Ya, iya. Tapi anehnya keluarga dia enggak lapor polisi. Apa ... Gue aja yang lapor ke polisi?" tanyanya meminta pendapat pada Lala dan Salma.

"Gimana, ya?" sahut Lala yang kini mengusap dagunya sembari berpikir. "Masalahnya lo tau, kan, kalo Faska itu pengusaha terkenal? Jadi, kita enggak bisa gegabah ngambil tindakan. Soalnya itu bisa berpengaruh sama bisnis dia. Gue ngomong gitu karna udah kenal gimana dunia bisnis. Bukan selebriti aja yang sibuk sama gosip, para pengusaha juga gitu."

"Terus gue harus gimana?" tanya Disa lagi dengan frustrasi.

"Giliran ilang aja dicariin," ceplos Salma secara spontan, membuat Lala langsung menempeleng kepala sahabatnya itu.

Disa tentu saja bisa mendengar, dia juga merasa bersalah.

"Eh, Sa! Bukan gitu maksud gue. Becanda tadi," ralat Salma yang kini tersenyum kikuk.

"Udahlah lupain soal itu. Sekarang kita fokus aja sama Faska yang hilang." Disa tidak mau ambil pusing dengan ucapan Salma barusan. Karena pada kenyataannya itu memang benar.

"Sayang."

Lala yang duduk langsung tersentak saat Vano datang, lalu mengecup puncak kepalanya. Keberadaan lelaki itu yang ada di belakang membuatnya terkejut.

Setelah Vano duduk di kursinya, Keano dan Angaksa juga datang. Ya, mereka memang sudah janjian untuk bertemu saat makan siang. Untuk apa lagi jika bukan membahas soal Faska yang tiba-tiba hilang.

"Kamu capek ya?" tanya Lala yang kini fokus pada suaminya yang berada di samping.

"Iya, soalnya aku juga harus ngurusin perusahaan Faska. Si kampret tiba-tiba ngilang begitu aja. Emang dia itu bocah banget. Keliatan doang sangar gitu," gerutu Vano. Akibat Faska yang hilang, dirinyalah yang menjadi sasaran. Itu karena  perusahaan papanya yang merupakan anak dari perusahaan Faska sendiri.

"Ugh! Kasian banget sih suamiku ini?" Lala memang tidak sadar tempat. Dia malah bergelayut manja di lengan Vano.

"Eh, La! Jangan mesra-mesraan di tempat umum. Enggak kasian nih, sama jomblo di sebelah gue?" sindir Angkasa yang selalu saja menjadikan Keano bahan leluconnya.

Sementara Keano hanya menatapnya datar, tetapi sangat menusuk. Angkasa saja langsung menjaga jarak dengan tubuh yang bergidik ngeri.

"Hei! Kalian fokus dong," tegur Salma yang jengah dengan sikap kekanakan mereka. Sebenarnya dia juga kasian pada Disa yang hanya murung sejak tadi.

"Eh iya jadi salah fokus karna ada istri. Jadi, gimana Ken? Lo udah dapet infonya?"

Mereka kembali fokus. Bahkan tak memedulikan makanan yang sudah tersaji atas meja.

"Informan gue belum bisa melacak keberadaan Faska. Ponselnya juga enggak aktif. Kayaknya dia enggak sendirian, gue yakin ada yang ngehalangin kita buat nemuin dia."

"Jadi, bisa aja kalo Faska di culik?" tanya Disa cepat.

"Itu masih jadi kemungkinan besar. Tapi gue yakin kalo dia enggak diculik. Dia pasti ada di suatu tempat," ujar Keano tanpa ragu.

"Tapi Wina bilang perusahaannya lagi enggak kondusif. Banyak musuh yang ingin hancurin perusahaan dia kan?" Disa masih belum puas dengan jawaban Keano yang masih setengah-setengah. Dia benar-benar takut.

Dari Faska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang