Chapter | 39

762 59 17
                                    

Mohon respon baliknya ya, teman-teman semua. Biar aku ada semangatnya dikit. Aku juga update tiap hari dari kemarin kena? Wekawekaweka 😂😂Soalnya baca komentar kalian itu, bisa bikin aku senyum-senyum sendiri. Kayak dapet notif dari doi, wekawekaweka 😂😂

*****

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Disa akan berangkat kerja sekitar pukul tujuh pagi. Dia sudah siap, dan hendak membuka pintu rumah. Namun, saat sudah benar-benar keluar, perempuan itu melihat dua mobil yang berbeda di depan pagar rumah.

Satu mobil Porsche dan satu mobil Toyota. Dua pemiliknya bersandar di badan mobil sembari menunggu kedatangan Disa. Ya, Reyhan dan Faska memang menjemput Disa secara berbarengan.

"Fara."

"Disa!"

Mereka bahkan kompak memanggil nama Disa saat perempuan itu baru keluar dari rumah. Lalu saling berpandangan dengan tatapan yang sulit dibaca.

"Fara, kamu ingin berangkat sekarang? Ayo sekalian, karena kita punya tugas bersama," ujar Reyhan lebih dulu.

"Sa, ada hal yang perlu aku omongin sama kamu," tutur Faska setelahnya. Dia juga tidak mau kalah.

Sementara Disa masih diam seribu bahasa. Dia hanya membagi tatapan antara dua lelaki itu. Tidak tahu harus memilih siapa.

"Dokter Fara, ayo," ajak Reyhan kembali dengan menambahi embel-embel dokter di depannya.

"Sa, aku mohon," pinta Faska dengan lembut. Lalu lelaki itu melangkah lebih dekat.

Disa menghela napas pelan, perempuan itu tak mengindahkan kedua lelaki di depannya. Dia memilih menutup pagar rumahnya terlebih dahulu.

"Bagaimana, dokter Fara?"

Faska menatap lelaki di sampingnya dengan tajam. Ingin sekali dia memberikan bogeman mentah sekarang juga. Namun, dia harus sabar karena di depan Disa.

"Sa, beri aku kesempatan buat jelasin semuanya."

"Saya sudah pesan taksi online, maaf," kata Disa kepada kedua lelaki di depannya itu. Lalu langsung melengos pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Fara, tunggu dulu! Biar aku antar—" ucapan Reyhan terpotong karena tiba-tiba saja Faska mendorong dada bidang lelaki itu.

"Ada apa?" tanya Reyhan yang kini berdiri pongah di depan Faska.

"Saya perlu bicara dengan Anda," tutur Faska tanpa intonasi. Dia menatap lelaki di depannya penuh peringatan.

"Maaf, saya sibuk. Saya harus pergi sekarang," tolak Reyhan mentah-mentah. Namun, saat hendak masuk dalam mobil, Faska menahannya lagi.

"Jam makan siang di taman belakang rumah sakit. Jika memang Anda laki-laki, Anda akan datang. Karena saya ingin meluruskan urusan antara lelaki."

Setelah mengatakan itu, Faska pergi lebih dulu. Rencananya dia akan mengejar Disa meskipun jika perempuan itu sudah naik taksi. Dia tidak ingin Disa sampai kenapa-napa.

Sementara Reyhan masih berdiri di samping badan mobilnya. Memperhatikan mobil yang dikendarai oleh Faska, kini mulai menjauh. Lelaki itu mengeluarkan smirk-nya sambil terus menatap badan mobil itu.

Kemudian Reyhan mengeluarkan ponsel dalam saku celananya. Men-diall nomor seseorang, lalu menempelkan ponsel di telinganya.

"Halo, Fara."

"Ada apa Rey?"

"Aku mau ngajak kamu ketemu nanti siang."

"Maaf, tap—"

Dari Faska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang