Chapter | 18

980 76 20
                                    

Now playing | Tanpa cinta - Yuvie & Nuno (cover Michela Tea)

*****

Mungkin untuk beberapa hari ke depan, kita enggak bisa ketemu dulu. Enggak apa-apa, kan?

Ucapan Faska beberapa waktu lalu masih terngiang jelas diingatannya. Sejak insiden pak Dani yang ingin mencelakainya, sejak itu pula Disa tidak lagi melihat Faska di sekelilingnya. Biasanya lelaki itu akan mendatanginya jika ada waktu.

Dia sendiri tidak tahu kenapa harus uring-uringan seperti ini. Seharusnya dia paham, jika Faska punya urusan pribadi. Bisa saja dengan client atau bahkan pacarnya. Meskipun Disa sudah mensugesti dirinya dengan kalimat-kalimat itu, tetap saja ucapan Faska kemarin selalu menghantuinya.

"Sa, gimana penampilan gue? bagus enggak menurut lo?"

Lamunan Disa buyar seketika, tergantikan dengan kehadiran Lala yang berdiri di depannya. Lengkap dengan baju kebaya yang melekat indah di tubuhnya. Ya, hari ini hari pernikahan sahabatnya.

"Cantik," puji Disa. Dia tidak berbohong, Lala memang sangat cantik saat mengenakan kebaya modern rancangan Salma.

Dia, Lala dan Salma sedang berada dalam ruangan make up yang digunakan untuk merias pengantin dan beberapa kerabat lain. Disa sendiri hanya memakai long dress berwarna hitam, dengan beberapa taburan mutiara di bagian dadanya. Sedangkan rambutnya dibiarkan tergerai. Ini juga baju rancangan Salma. Sedangkan sang designer sendiri, dia mengenakan dress selutut berwarna peach blossom bermotif floral. Rambutnya diikat ekor kuda, sehingga memperlihatkan leher jenjangnya. Mereka memang tidak mengenakan seragam yang sama sebagai Bridesmaids, karena itu untuk acara resepsi.

"Ughhh... Gue gugup banget. Apa semua orang yang mau nikah gini, ya?" celoteh Lala seperti biasanya. Dia akan mengoceh panjang lebar saat gugup atau takut. Katanya untuk mengalihkan pikirannya agar tidak stress.

"Rileks aja La, semua pengantin juga gitu, kok," ujar Salma yang masih di rias oleh seorang make up artis.

"Iya, malahan kak Vano lebih gugup dari lo. Dia, kan, yang ngucapin ijab kabulnya," tambah Disa lagi.

"Semoga berjalan lancar, ya tuhan."

Lala duduk di samping Disa, sejak tadi perempuan yang menjadi pengantin baru itu sudah siap di rias. Dia juga sudah mendapatkan kabar jika Vano, sang calon suami sudah datang bersama keluarganya. Seperti rencana awal, ijab Kabul akan diadakan di rumah Lala. Sedangkan resepsi, dilanjutkan nanti malam di resortnya Faska.

Mereka sengaja memilih ijab kabul di rumah karena acaranya memang tertutup. Khusus untuk keluarga besar, kerabat jauh dan beberapa sahabat yang mendampingi. Sedangkan untuk kolega bisnis dan semua karyawan bisa hadir di acara resepsi nanti malam.

"Permisi nona Larisa, anda sudah boleh keluarga," pemberitahuan dari salah seorang pelayan semakin membuat Lala gugup. Dia memegang erat tangan Disa dan Salma yang memang mendampinginya.

Samar-samar, mereka bisa mendengar suara Vano yang sedang mengucapkan ijab kabul. Sampai kata Sah, menggema dalam ruangan itu. Disa dan Salma spontan memeluk Lala. Mereka ikut bahagia saat teman mereka akhirnya akan menempuh hidup baru. Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan.

Lala datang dengan didampingi oleh kedua temannya. Setelah sampai di depan penghulu, dia mulai mencium tangan Vano dan acara tukar cincin.

Semua acara berjalan dengan khidmat dan penuh kehangatan. Senyuman manis, tak pernah lekang di bibir kedua mempelai.

"Sa," panggil Salma dengan nada kesal. Pasalnya perempuan itu sejak tadi seperti orang kebingungan.

"Apa?" tanya Disa dengan tampang tak berdosanya.

Dari Faska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang