Chapter | 47

877 71 25
                                    

Now playing | Teman hidup - Tulus

***

Setelah menemani Monica di kantin rumah sakit, Disa kembali ke ruang inap Zavero. Sebenarnya tadi Monica tidak makan apapun, mereka berdua kompak memesan secangkir teh hangat sambil membicarakan beberapa hal.

"Ma, Faska mau nganterin Disa dulu, ya?"

"Iya. Kalian hati-hati di jalan."

Faska dan Disa berpamitan pada Monica. Saat hendak menyapa Zavero sebelum pulang, Disa harus Faska karena lelaki itu ingin melengos begitu saja.

"Saya permisi dulu," ujar Faska tidak ikhlas. Namun, Disa tidak memperpanjang. Setidaknya lelaki sudah mau berpamitan.

"Disa balik dulu Om, Tante."

Mereka pun keluar dari ruang inap tersebut. Faska langsung meraih tangan Disa, lalu menggenggamnya. Perempuan itu hanya tersenyum tipis saat tangannya masuk dengan pas dalam genggaman itu.

"Sebelum pulang, kamu mau kemana?" tanya Faska saat keduanya sudah berada dalam lift.

"Memangnya kamu mau bawa aku kemana?" Disa balas bertanya.

"Kita ke kantor aku dulu, mau enggak? Nanti habis makan siang, aku anterin balik."

"Boleh. Lagian aku juga bosen kalo di rumah," aduan Disa dengan manja, membuat Faska tidak tahan untuk mengacak rambut kecoklatan milik perempuan itu.

"Ya, udah. Deal ya? Entar jangan ngerengek karna bosan," ujar Faska lagi memperingati.

"Emang aku anak kecil apa?" protes Disa tak terima dikakai merengek.

"Kamu itu, kan, my baby girl!" tukas Faska dengan mencubit pipi Disa dengan satu tangannya yang lepas.

"Faska ih! sakit tau!"

"Tuh, kan," tunjuk Faska kearah Disa lagi. Membenarkan ucapannya tadi.

Ting

Keduanya pun sampai di lantai satu. Melewati lobby lalu keluar dari gedung rumah sakit menuju parkiran.

*****

Faska turun terlebih dahulu dari mobil. Lalu berlari ke seberang, membukakan pintu untuk Disa secara gentle. Perempuan itu hanya tersenyum tipis, lalu mengamit lengan Faska yang kini membawanya masuk dalam gedung Adalwine grup.

Semua karyawan tampak membungkukkan sedikit badannya saat melihat Faska masuk. Mereka saling berbisik satu sama lain saat melihat sang atasan akhirnya menggandeng seorang perempuan. Mereka pernah berpikir jika lelaki itu gila kerja dan tidak mau mengenal cinta.

Sementara itu, Faska dan Disa telah masuk lift. Lengkungan tipis di wajah lelaki itu tak pernah tenggelam. Sampai membuat Disa mengenyit.

"Kamu kenapa, sih, senyum terus? Enggak pegel?" sindir Disa.

"Aku lagi seneng. Jarang-jarang, kan, aku senyum gini?" balas Faska sengaja mengedipkan matanya dengan nakal.

"Aku jadi takut kamu gini," ungkap Disa yang kini terkekek geli.

Ting

Sampai akhirnya mereka di lantai paling atas dari gedung itu. Saat ingin menuju ruang kerja lelaki itu, mereka bertemu dengan Wina di meja sekretaris. Disa langsung melemparkan senyuman hangat.

Dari Faska [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang