Chapter 06

7.1K 695 16
                                    

Pekerjaan Sebastian☆

Haik..Haik..Hello Readers, how are you? Okey, Happy Reading👉👈

Matahari menyorot, memancarkan cahayanya lurus dan menganggu penglihatan seorang pemuda yang tertidur manis diranjang mewahnya.

Srak.

Tirai terbuka, semakin banyak cahaya yang sepenuhnya masuk menyinari ruangan, pemuda yang tertidur itu kini terusik, menggeliat lalu bangun dari tidurnya.

"Selamat pagi." Seorang pria berjalan kearahnya sambil membawa secangkir teh. Pemuda itu menerimanya lalu meminumnya. Setelah selesai, pemuda itu memberikan cangkirnya kembali kepada pria yang kini senyum menyeringai.

"Kau kenapa?" Tanya pemuda itu heran kepada pelayan dihadapannya. Sebastian, pelayan resminya kemarin malam itu mendengus lalu menggeleng.

"Tidak ada." Lalu menyeringai lagi setelahnya.

"Aneh." Gumam Ciel kepada pelayannya yang menyeringai entah karena apa, dia memang sering melihat Sebastian menyeringai tanpa tahu penyebabnya. Yah, biarkan. Itu bukan urusannya. Dia menyunggingkan senyum tipisnya sambil melihat punggung tegap Sebastian yang berjalan kearah meja makanan. Lalu setelahnya membawa sesuatu di nampan besi.

"Surat dari ratu, untuk anjing penjaganya." Ciel yang merasa, lekas menoleh mendapatkan Sebastian yang sedang mempersembahkan smile devilnya lagi untuknya. Ciel menghela nafas, apakah iblis memang suka begitu? Ciel mengambil amplop dan membaca isinya.

Isinya adalah pengaduan khawatir tentang banyaknya anak kecil yang hilang.

"Kau pikir ini kenapa,Sebastian?" Tanya Ciel memasukkan surat kedalam amplop lalu meletakkannya. Sebastian berjalan menaruh nampan besi beserta amplopnya di meja.

"Anak kecil memang senang kesana kemari, apalagi jika mereka terlena sesuatu yang indah. Bisa saja kan mereka mengejar sesuatu itu tanpa sepengetahuan orang tuanya." Sebastian berpendapat sambil menuju kearah majikannya yang hendak turun dari ranjang. Sebastian berlutut, memakaikan sandal rumahan ke kaki Ciel, tuannya itu harus mandi. Ini sudah siang.

"Aku ingin mandi, dan melihat langsung keadaan diluar, anak-anak yang menghilang itu membuat para orang tua khawatir dan menyebabkan kasus lagi. Bisa jadi mereka para orang tua stress dan panik mencari anak mereka yang hilang lantas tak diketemukan?" Kata Ciel menatap Sebastian lamat yang masih membantunya mengenakan Sandal.

Hanya sandal seharusnya Sebastian tidak sampai selama itu memakaikannya sandal. Setelah selesai, Sebastian berhenti sejenak, dia masih berlutut menunduk menghadap Tuannya. Tangannya menelusuri kaki mungil Ciel, mulai dari membelai kaki Ciel disana, naik kebetis lalu kepaha Ciel yang mulus, lalu balik lagi membelai halus menurun. Dia melakukannya secara bergantian kepada kaki satunya.

"A-apa yang kau lakukan." Sebastian mendongak, tetapi tangannya tetap nakal mengelus lembut disana. Sebastian tersenyum menatap wajah Ciel yang memerah dengan mata terbelalak terkejut.

"Hanya sedikit memanjakan tuanku." Tangan yang sedari tadi membelai kaki Ciel secara bergantian kini merayap naik ke pinggang lalu berpindah ke belakang punggung, membuat Ciel bergidik ngeri. Tak hanya disitu, Sebastian juga mengelus tengkuk belakang Ciel membuat sang empu mendongak tak bersuara. Mungkin geli.

"J-jangan macam-macam." Suara Ciel sedikit ketus tapi gugupnya sangat ketara disana. Sebastian menggelengkan kepala, tangannya yang mengelus tengkuk belakang Ciel sekarang beralih ke dada Ciel dan mengusap sekilas tonjolan yang berada dibalik kemeja putih polos itu.

"Emm...H-hei." Ciel mengintrupsi berharap Sebastian menghentikannya. Ciel menahan tangan Sebastian menggunakan tangannya tapi ditahan dengan tangan sebastian yang satu lagi.

Sebelum Sebastian merayap lebih jauh, Ciel menendang pelan dada Sebastian menggunakan kaki. "M-minggir aku mau mandi." Ucap Ciel lalu turun dan melengos ke kamar mandi.

"Airnya sudah disiapkan. Tuan."

Bam.

Pintu kamar mandi ditutup, Sebastian menggeleng dan mengulum senyum menatap arah kamar mandi yang baru dimasuki Tuan mudanya itu.

"Kau bahkan melupakan handuknya, Tuanku." Ucapnya pelan. Sebastian berjalan kearah lemari mengambil handuk putih. "Jadi pekerjaan pertamaku melayaninya ya?" Gumamnya sambil menutup pintu lemari.

"Menarik." Dia menjilati bibir bawahnya sendiri. Dia belum bisa berbuat lebih kali ini. Mungkin nanti.

"Sebastian." Panggil Ciel dalam kamar mandi tanpa berniat keluar atau melonggokan sedikit kepalanya. "Aku melupakan handuk, dan tak ada piyama mandi disini." Ucapnya, Sebastian berjalan mendekat kekamar mandi.

"Ya, kau melupakan handuknya."

"Berikan cepat." Ciel membuka pintu sedikit dan hanya menampilkan tangannya saja. Bukannya memberi Ciel handuk, justru Sebastian mengecup dan menjilati jari-jari tangan itu satu persatu.

"Sebastian ini perintah! Cepat berikan handuknya." Ciel berkata tegas, sebastian terkekeh. Dia telah membuat Ciel jengkel sampai mengeluarkan perintah hanya untuk sebuah handuk.

"Dasar bocah." Pikir sebastian lalu memberi handuk untuk tuannya.



♥MY LORD!♥

Hallo readers^-^ apa kabarnya kalian semua? Aku sangat berharap kalian baik-baik saja😊 Bagaimana ceritanya? Author minta maaf dengan segala hal yang ga jelas dalam cerita ini seperti : membosankan, melantur kemana-mana, typo bertebaran, sangat keluar dari karakter, tidak sesuai harapan readers, kosakata, peletakkan tanda baca lalu penulisan yang tidak jelas,terlalu baku atau kaku dan kekurangan lainnya mohon dimaafkan author juga manusia :"3.

Kalau memang banyak yang berbeda sifat characternya mungkin itu emang murni ide author^^ XDmaaf kalau characternya OOC(out of character) atau berbeda sifat dari karakter aslinya. Aku sendiri butuh mood dan support dari kalian untuk melanjutkan ini😯apa kalian bersedia sebagai sukarelawan yang dermawan?

Mungkin readers masih paham sopan santun dan tata kramanya^^ jika berkenan sampaikan support dan kritik yang baik😄

Vote, dan coment ya^^terimakasih😄arigatou
Salam sayang dan hangat untuk readers, keluarga dan yang lainnya^^ dari KumaUsagi😊💙

*¤Character anime Kuroshitsuji by : Yana sensei. Jika ada character Kuroshitsuji yang tidak dikenal itu memang karakterku¤

20-05-2020
4:59 AM

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang