Waktu, siapa yang tahu? Tak terasa waktu selalu berputar, berjalan mengikuti arus hidup dan perkembangan pada berbagai tempat.
"Sebastian, ayo. Kau bilang ingin mengajak mereka berjemur..." Ciel menarik ujung baju Sebastian yang sibuk bermain dengan kedua putranya. Sebastian hanya mengangguk sebagai jawaban, bahkan menoleh pun tidak.
"Ck." Ciel berdecak kesal dan menghentakkan kaki, lalu menghampiri Sebastian.
Chu
"Kau mengabaikanku." Setelah mencium pipi Sebastian, Ciel merengut menekuk wajah dan memasang raut sedih. Sebastian menoleh kepada Ciel, "Astaga...Aku tidak bermaksud begitu~~maaf." Sebastian menangkup pipi Ciel dan mengelusnya lembut.
"Ck, sudahlah. Ayo~~"
Sebastian mengangguk bermain sebentar dengan Citian, lalu menyerahkannya kepada Ciel.
Setelah itu, dia mengambil alih Michel.
Ciel menghela nafas panjang dan menggelengkan kepala.
"Michel kau--memang suka tidur ya~~" melirik Michel digendongan Sebastian. Mereka keluar kamar dan menuruni tangga.
"Pagi, bocchan, Tuan Sebastian." Finny menyapa riang ketika melihat mereka menuruni tangga.
"Ah, dua tuan kecil kita sepertinya ingin keluar." Meirin menatap Michel dan Citian yang berada digendongan Sebastian dan Ciel. Sebastian terkekeh dan mengangguk.
"Kalian tolong jaga rumah, ya." Titahnya lalu tersenyum kepada Bard, Finny, Meirin dan Tanaka san.
"Tenang saja, serahkan itu kepada kami." Kata Tanaka san.
"Kalau begitu, kami keluar dulu." Ciel mengangguk lalu keluar bersama Sebastian.
"Aaaaadadada~~~" celoteh Michel riang dan tidak bisa diam didekapan Sebastian. Siapapun yang melihatnya pasti merasa gemas, termasuk Sebastian.
Sedikit jauh, mereka berjemur ditaman dimana banyak orang tua yang sedang mendampingi anak-anaknya disana.
"Ini." Ciel menyerahkan Citian kepada Sebastian untuk digendong keduanya.
Sebastian menerima Citian dengan hati-hati dan menatap Ciel bingung, Ciel kenapa? Saat Sebastian menerima Citian, Michel bangun. Karena Sebastian takut Michel menangis, Sebastian menyerahkan mainan kepada Michel.
"Ciel, kau kenapa?" Sebastian bertanya hati-hati. Ciel hanya menggeleng, Sebastian menghela nafas mungkin Ciel masih merajuk karena Sebastian tak sengaja mengabaikannya.
"Tidak ada." Sebastian tersenyum sumbang, ah Ciel kesayangannya mulai merajuk setelah sekian lama. Menggemaskan sekali~~
"Ciel." Panggil Sebastian, Ciel menoleh kebelakang.
"Sudah kubilang tidak ad-
Hmph."
Ciel membelalakan matanya, dan melepas ciuman mereka.
"Kau gila ya, ini tempat umum." Ciel berjengit, Sebastian mengangguk.
"Aku tahu, biar aku membuktikan kepada semua aku mencintai kalian."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.[TAMAT🎉🎉🎉🎉SABTU, 14 NOVEMBER 2020 : 5.12 PM.
MY LORD DINYATAKAN = TAMAT.]//AKHIRNYA:) maybe kalo kumau aku bisa buat book baru atau disatuin sama ini buat story CiChel tapi ga janji:^ aku harus masih namatin dan fokus sama ceritaku yang lain:') oke?
Kepada para pembaca yang setia, terima kasih sudah memberikan saran, kritik, komentar, support dan votenya kepada cerita My Lord ini, jika ada kata-kata yang berkenan dari Kuu San harap dimaklumi dan dimaafkan, jika berniat aku akan revisi ulang memperbaiki cerita ini agar lebih baik:) sekali lagi terima kasih, sampai jumpa di cerita lain🙏❤❤❤❤💜💛]
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LORD [BL]
RandomATTENTION, PLEASE! DIMOHON UNTUK MEMBACA DESKRIPSI! Judul : My Lord Status : Tamat (Tahap Revisi) Genre : Fanfiction, Fantasy, Mature, Thriller, Omegaverse, Romance, BoyLove. Penulis : Echtellion FIRST WARNING ⚠🔞 Author gamau tanggung jawab l...