Congrats, Your going to be...

2.6K 215 22
                                    

// UP aku kurang semangat jadi kurasa sampai disini dulu :)//

"Yes, honey darling." Kata Sebastian yang sedang berbaring di sofa. Ciel tertegun, dia berdiri dan membalikkan badannya berjalan menuju dapur.

"Apa -apaan itu."Ciel memegang dadanya dan menutup wajahnya yang panas juga memerah.

Ciel menggelengkan kepalanya cepat, dia harus membuat bubur dan menyiapkan obat untuk Sebastian, dia tak ingin membuat Sebastian menunggu. Setelah Sebastian memegang beberapa perusahaannya dan sisanya diurus Madam Red, Ciel hanya diperbolehkan diam dirumah. Ciel awalnya sempat menolak, tapi Sebastian dengan wajah memohon tidak ingin membuat Ciel pusing dan Stress.

Tugasnya mengatasi kriminal juga sudah jarang karena sesekali Detektif William langsung turun tangan. Jadi selama Ciel dirumah, dia tidak hanya diam tapi dia juga mempelajari banyak hal bersama pelayan lainnya, seperti memasak Ciel pernah meminta Meirin dan Bard mengajarinya memasak didapur dan lain-lain.

Ciel membuat buburnya dengan raut wajah yang serius.

Sudah selesai dibuat, Ciel mencobanya dan Ciel rasa itu cukup enak dan pantas dimakan. Ciel menaruhnya di mangkok yang sudah dia siapkan diatas nampan juga air hangat yang akan dia berikan kepada Sebastian.

"Horaa~~ Bubur sudah siap, ayo bangun sebentar makan dan minum obatmu. Setelah itu istirahat lagi dikamar, tidur disofa membuat leher dan badanmu sakit." Kata Ciel sambil berjalan kearah Sebastian, Ciel ini perhatian walaupun setiap perkataan yang terungkap sebagai perasaan tidak dia katakan dengan emosi.

"Ciel--aku bisa~~~" Sebastian menghentikan Ciel yang sudah mengarahkan sendok yang berisi bubur ke bibirnya.

"Ck, diam dan makan saja sampai habis." Ciel memasukkan bubur ke mulut Sebastian yang terbuka. Sebastian tertegun dia mulai mengunyah dan menelannya sampai habis. Terkadang di sela-sela dia disuapi Sebastian mengeluh tentang bagaimana dia dikantor, sesekali menggoda Ciel seperti, "Hee--kau sudah mulai bisa memasak, ya? Kalau begitu aku membayangkan--pagi pagi aku menyelinap kedapur lalu melihatmu sedang memasak menggunakan apron, aku memelukmu dari belakang dan aku membuatmu basah dan kotor, memasukanmu ini-- lalu memasukan itu--"

"JANGAN MACAM-MACAM!"

Bletak.

"Aww." Sebastian meringis memegangi kepala yang sempat Ciel pukul menggunakan sendok.

"Coba saja, jika itu terjadi kau akan kehilangan 'sesuatu' sebelum kau melakukannya padaku."Ciel menyeringai lalu terkekeh jahat, Sebastian diam seketika jarang sekali dia melihat Ciel yang seperti ini. Ya bagaimana pun dia senang, Ciel nya yang sekarang mulai terbuka.

"Ciel." Panggil Sebastian, Ciel menoleh.

"Menurutmu aku sekarang sakit karena apa, ya?" Tanya Sebastian, Ciel yang mendengarnya tanpa berpikir panjang langsung mengangkat kedua bahunya.

"Kau kan selama berada didunia, belum pernah merasakan sakit, bukan?" Tanya Ciel balik, sambil menyendok bubur.

"Aku pernah merasakan sakit, kok. Disini." Sebastian memegang dadanya sendiri, "Disini merasakan sakit yang amat banyak, ketika kau mengabaikanku dulu, lalu mendengar kau ingin dijodohkan dengan Ash lalu aku melihat kau berdua dengan Ash ditaman malam-malam dan mengatakan suka padanya.. Ugh---" Sebastian meremas genggamannya pada bagian dada, Ciel mengambil tangan Sebastian yang memegang dadanya dan mengecup punggung tangannya.

Cup

"Maafkan aku."

Sebastian spechless dia mengapit dagu Ciel dan mencium bibirnya sekilas.

"Temani aku istirahat, aku tidak bisa tidur tanpamu." Sebastian menggendong tubuh Ciel. Ciel yang memang tidak tahu terkejut.

"Hua--Sebastian, tidak apa? Kau kan sedang sakit. Nanti kita bisa jatuh."

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang