Chapter 09

5.8K 524 4
                                    

Ps : maaf ya kubuat sebastian butler baru disini:"3 demi lancarnya imajinasiku. :)

Haik..Haik..Hello Readers, how are you? Okey, Happy Reading👉👈

☆Case : Hilangnya anak kecil [ Toko] ☆

Setelah selesai sarapan dan yakin semuanya tercukupi, Ciel bersama pelayannya, Sebastian Michaelis ini berangkat menggunakan kereta kuda juga dengan kusirnya.

Ciel, yang mendapatkan surat berisikan kejadian hilangnya anak kecil masih memikirkan kemana hilangnya mereka. Sampai saat ini kalaupun diculik, pihak polisi pun belum menemukannya.

"Aku masih bingung." Ciel menghela nafas, tatapannya masih fokus kearah luar jendela kereta. Suasana begitu lengang, kereta berhenti sejenak. Didepan ada kereta bermuatan barang besar itulah yang membuat keretanya berhenti. Hingga Ciel, melihat seorang pemuda merangkul perempuan, anak kecil. Dengan tangan perempuan kecil itu memegang permen lolipop lalu dibawa memasuki gang kecil.

"Sebastian, ikut aku. Parkirkan kereta kudanya. Aku dan dia akan pergi kesuatu tempat." Perintah Ciel untuk kusirnya. (amnjay aku dan dia ¤3¤.)

Ciel turun dari kereta kuda, lalu berlari kecil menghimpit dinding yang akan dia lewati untuk masuk ke gang kecil. Dimana pemuda dan anak kecil perempuan tadi juga lewat sana. Dia mengintip gang yang gelap, masih ada anak perempuan dan pemuda yang dia lihat tadi dikereta, mereka terlihat sedang tergelak.

"Sebastian mendekat." Ciel mengisyaratkan, dengan jari telunjuknya menyuruh agar Sebastian melihat siapa dan apa yang akan dilakukan mereka didalam gang. Ciel menangkap kecurigaan terhadap pemuda yang merangkul anak kecil perempuan itu.

"Sebas- huaa.." Ciel terjungkal, dia terkejut. Wajah pelayannya tadi, itu hanya beberapa inch dari wajahnya. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Ciel ketus. Dia bangkit, sambil mengusap-usap pinggangnya.

"Aku? Kau menyuruhku mendekat tadi." Jawabnya santai. Ciel menghela nafas kasar, sepertinya dia salah tanggap dengan perkataannya. Sebastian, dia juga ikut mengintip, raut wajahnya mulai serius.

"Kita ikuti? Kau setuju, tuan?" Sebastian berpendapat menaruh telunjuk didagunya. Ciel mengangguk, kalau tidak diikuti mereka tidak akan tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Ciel, pemuda mungil itu berjalan mengendap-endap bak ninja diikuti pelayan setianya. Sasarannya hanya mereka berdua yang berada sedikit jauh dari depan sana. Sampai dia menghentikan langkahnya mendadak, tatkala pemuda dan anak kecil perempuan itu masuk sebuah toko. Tak lama Ciel melanjutkan kembali langkahnya, lalu berhenti beberapa meter sebelum sampai depan toko.

"Oke, mereka memasuki toko itu. Tapi, aku merasakan kecurigaan disana, Sebastian." Ciel menatap tajam toko yang baru saja dimasuki oleh sasaran yang sejak tadi dia intai.

Fyuhh

Ciel bergidik ngeri, nafas hangat menerpa lehernya. Sontak Ciel, memegang lehernya dan melotot tajam kearah sang butler. Tubuhnya tersentak, Ciel meraba-raba lehernya, lalu mendengus kasar.

Ciel POV's

"Hmm.." aku mendengus kasar, bukan lelah. Aku hanya kesal, aku melupakan sesuatu. Syal. Karena hanya sebuah nafas hangat menyapa leherku aku jadi teringat sesuatu. Semoga tidak ada yang memperhatikan tanda kissmark iblis ini. Kerah baju ini tak mampu menyembunyikannya, aku tahu itu.

"Jangan dianggap serius, tuan. Tak akan ada yang memperhatikan itu." Aku berdecih, mendengar Sebastian berusaha menenangkanku, seolah dia tahu apa yang sedang kupikirkan. Aku menggeleng kencang, fokus. Kau sedang mendapat tugas, sebuah case yang belakangan ini menjadi topic trendations pembicaraan rakyat.

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang