USG

2.5K 206 19
                                    

"Hari ini pemeriksaan kandunganmu yang keempat, ya?" ujar Sebastian yang sedang memilih baju santai dilemarinya. Hari ini, Sebastian menyerahkan pekerjaan nya lagi kepada sekretaris Ana untuk menggantikannya yang harus mengantar Ciel cek rutin setiap bulannya.

"Em." Ciel yang sedang bersiap-siap mengangguk lalu mengulas senyum sambil mengelus perutnya yang sudah terlihat melembung. Tak terasa sejak Sebastian mengalami gejala aneh saat rapat berlangsung dan dikejutkan dengan kabar yang membuatnya gembir bukan main. Kini sudah keempat bulannya mereka mengunjungi rumah sakit untuk mengecek kandungan Ciel.

Sebastian yang selesai memakai baju menghampiri Ciel dan berlutut mendekatkan wajah dan telinganya ke perut Ciel sambil mengelusnya sayang.

"Rasanya adil bukan, hmm? Kau membagi beban mommy mu kepada daddy? Mommy yang susah payah membawamu lalu daddy yang merasakan sakitnya." Sebastian menggesek-gesekkan kepalanya diperut Ciel.

"Itu geli-- lagipula, kenapa harus aku yang dipanggil mommy? Setidaknya papa kan?" Ciel menggembungkan pipinya lucu, Sebastian mendengar protesan dari Ciel dan melihat tingkah laku istrinya yang menggemaskan.

Chu.

"Percaya padaku, mereka akan memanggilmu dengan sebutan mommy, ayo kita berangkat. Dengan jalannya kandunganmu yang keempat bulan kita akan tahu apa jenis kelamin mereka." Sebastian merangkul bahu Ciel dan membantunya berdiri. Ciel memutar bola matanya kesana kemari, "Hei, Sebastian. Kau ingin anak kita berjenis kelamin apa?" Tanya Ciel.

"Tidak penting, yang terpenting kalian semua sehat dan selamat." Sebastian membungkuk lagi mendekati perut Ciel.

"Baik-baik ya disana, jangan menyusahkan mommy, oke sayang? *chu*" Seolah yang diajak Sebastian bicara itu benar-benar hidup, Ciel bisa melihat Sebastian berdialog dengan jabang bayi nya dengan antusias sekali.

"Nah, ayo berangkat." ajak Sebastian sambil membantu Ciel berjalan perlahan. Ciel menggangguk.

Sesampainya dirumah sakit----

"Ah, Selamat datang kembali--pemeriksaan dibulan keempat ya? Semoga bayinya sehat selalu." Dokter menyambut Sebastian dan Ciel yang mulai masuk keruangan setelah menunggu beberapa pasien sebelumnya yang juga memeriksa kandungan, hanya beberapa omega laki-laki yang datang memeriksa kandungan mereka. Wajar saja, omega laki-laki yang mengandung itu langka.

"Berbaring, Earl." Perintah dokter, mempersilahkan Ciel sambil merentangkan tangannya bermaksud menunjuk ranjang rumah sakit dengan sopan. Ciel berbaring dibantu dengan Sebastian.

"Pada umumnya kandungan akan terlihat jenis kelaminnya ketika kandungan berumur 4/5 bulan. Mungkin saja sudah terlihat sekarang." Kata dokter sambil membuka baju Ciel sampai atas perut, "Permisi, Earl." Lalu mengoleskan gel.

"Engg-- Sebastian. Menurutmu anak kita ini Omega atau Alpha ya?" Tanya Ciel sambil melihat perutnya yang sedang diperiksa dokter, Sebastian menggenggam tangan Ciel lembut lalh mengulas senyum.

"Alpha atau Omega tidak masalah, yang terpenting kalian semua terlahir dengan selamat." Ujar Sebastian sambil mengelus kepala Ciel sayang. Monitor disamping mereka menyala dokter mulai memeriksa perut Ciel.

"Ah, lihat." Dokter mengintruksi, sontak Sebastian melirik layar yang ada disamping Ciel.

"Kau mempunyai anak kembar, Earl." Kata dokter antusias. Ciel mengap-mengap, "K- kembar?" Refleks dia bangkit dan menatap layar, dokter menunjukkan dimana ada dua janin yang sudah mulai sedikit terbentuk.

"Dan kurasa mereka berdua laki-laki, karena yang satunya tidak terlalu jelas dan sedikit mirip perempuan, tapi entah kenapa perasaanku mengatakan mereka berdua itu laki-laki. Lalu untuk ras mereka akan diketahui setelah mereka beranjak dewasa, kira-kira mereka umur 17 tahun kurang lebih saat dimana mereka mengalami masanya masing-masing." jelas Dokter, Ciel menutup mulutnya tidak percaya.

"A-aku senang sekali-- Sebas--" dia melirik Sebastian yang sudah berbinar-binar menatap USG dilayar.

"Dokter, tolong cetak USG nya dengan ukuran yang besar dan tolong kalau bisa diperjelas." Sebastian menatap dokter dengan tatapan memohon. Ciel tersenyum, Sebastiannya tidak pernah segembira dan antusias seperti ini.

Dokter menggangguk, "Kalau begitu, aku permisi dulu." Dokter itu membereskan segala peralatannya dan pamit permisi. Setelah dokter itu pergi Sebastian dalan sekejap diam tak bersuara, dia menekuk wajahnya.

"Sebastian, bagaimana kau senang? Ah--Sebastian?" Ciel bertanya kepada Sebastian tapi-- ada apa?

"Terima kasih---" Sebastian mendongak, kedua sudut matanya berair.

"Kalian membuat hidupku lebih berharga sekarang." Lalu meluncurlah air mata, yang seperti nya ditahan, air mata terharu dan bahagia. Ciel yang melihatnya ikut terharu dan ingin menangis dia memeluk Sebastian erat dan Sebastian membalasnya.

"Sama-sama."

//kalian diem aja diranjang rumah sakit dulu sampai aku up lagi😂//

TBC or END

25-09-2020 : 11.19 PM



MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang