Waktu yang berputar cepat sekali layaknya roda, berganti waktu, berganti usia dan berganti zaman menyesuaikan. Untuk ibukota Inggris, London sekarang cukup berkembang pesat. Setelah beberapa bulan Ciel dan Sebastian menikah siapa sangka kota ini dari segalanya mulai berubah.
Kereta kuda mulai digantikan dengan transportasi beroda empat, tapi sampai sekarang masih ada yang suka memakai kereta. Lalu komunikasi lewat surat sudah mulai beralih ke benda pipih yang baru-baru ini digunakan yaitu handphone. Zaman era pun sudah tidak terlalu kuno lagi, Sebastian juga memiliki benda pipih itu sekarang, dimana dia sedang sibuk memperhatikan layar ponselnya. Sekarang Bulan ke-7 dimana 3 bulan yang lalu Ciel menginginkan sesuatu dari Sebastian dan pria itu menolaknya, sampai saat itu mereka berdua bersabar untuk tidak melakukan hubungan intim.
Bicara masalah keinginan Ciel, Sebastian sangat lega Ciel melupakan keinginannya yang satu itu, meskipun Sebastian sendiri sekarang bertanya diam-diam kepada dokter konsultasi kandungan yang kemarin mereka datangi.
"Dari mulai trisemester pertama sampai bulan ke-7 diperbolehkan. Tapi mulai bulan ke-7 sampai seterusnya aku khawatir terjadi apa-apa untuk Ciel maupun kandungannya." Begitulah yang dokter sampaikan kepada Sebastian. Sering berkonsultasi dan menjadi pasien langganan disana Sebastian dan Ciel cukup akrab dengan dokter tersebut.
"Tapi---walaupun Sperma mengandung suatu zat tertentu yang bisa menyebabkan reaksi sensitif pada mulut rahim, dan hal ini akan sangat berbahaya untuk janin.
Meski mengandung protein, sperma sebenarnya tidak memiliki manfaat bagi perkembangan janin. Sperma justru akan berbahaya bagi janin. Zat dalam sperma ini akan memicu reaksi kontraksi dini, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur, atau ancaman keguguran jika usia kehamilan masih muda. Ketika melakukan hubungan seks dalam usia kehamilan yang masih muda, sebaiknya berhati-hati karena gerakan atau guncangan yang terlalu kuat bisa berbahaya bagi janin. Selain itu, earl tidak boleh lelah dan dikhawatirkan kandungannya itu sedang lemah." tukas dokter Vin. Ya, dokter yang Sebastian tanyakan beberapa pertanyaan pribadi itu adalah dokter Vin.
Sebastian diam dan mencerna, dalam hati dan pikirannya memutar. Sebagai alpha dominan apalagi Ciel yang saat ini sedang mengandung lebih memikat dirinya daripada sebelum Ciel mengandung, maka Sebastian memilih dengan sabar menunggu Ciel melahirkan dan benar-benar pulih setelahnya.
Dia mengesampingkan hawa nafsu dan egonya demi orang tercintanya baik-baik saja, beruntung semenjak Ciel memintanya setelah itu Ciel tidak lagi meminta kepada Sebastian mengenai itu. Tapi--
"SEBASTIAN!!" Sebastian tersenyum lemah, kandungan Ciel yang semakin membesar membuatnya semakin tempramental dan labil. Terkadang Sebastian kewalahan dan berdebat dengan Ciel dan berakhir dengan Ciel yang menangis dan mengusir Sebastian dari kamar.
"Kenapa, Ciel?" Sebastian yang tengah duduk diruang tengah disofa yang empuk bersama dengan tugas- tugas kantornya, berdiri menghampiri Ciel yang kesulitan menuruni anak tangga dan membantunya.
"Dasar menyebalkan, anak dalam rahimku ini anakmu-- aku selalu kesulitan untuk melakukan segala hal dan kau malah meninggalkanku?" Sinis Ciel sambil perlahan menuruni anak tangganya, Sebastian hanya bisa menghela nafas. Emosi Ciel belakangan ini sangat berantakan, dia tidak bisa bilang ini menyusahkan karena saat-saat mengandung diusia inilah kesabarannya akan diuji, seberapa kuat dia bisa menghadapi Ciel yang menggemaskan.
"Maafkan aku Ciel tapi aku perlu menyelesaikan ini, dan menyerahkannya kepada bibimu untuk diperiksa. Sebentar lagi dia akan datang dan mengambilnya jadi aku--"
"Penting mana pekerjaanmu dibanding kami hah?!"Ciel menyela perkataan Sebastian, Sebastian nganga pada akhirnya dia harus menghela nafas lagi dan tersenyum lembut. Dia harus sabar.
"Jawab ak--aghh--"Ciel meringis sambil memegangi perutnya yang kian membesar. Sebastian menatap Ciel khawatir," Ciel, kau kenapa? Ayo, duduk. Kumohon kau jangan terlalu emosi dan memikirkan apapun dulu." Sebastian menuntun Ciel ke sofa dengan hati-hati.
"S-sakit.." Ciel memegangi perutnya dan meringis lagi, mengelusnya dengan lembut. Sebastian jongkok dan ikut serta mengusap-usap perut Ciel.
"Sayang, kalian jangan membuat mom begini, okey. Kasihan mom--" Sebastian berdialog, tak peduli jika janin didalam sana mendengarnya atau tidak Sebastian memang suka seperti ini.
"Ah..." Ciel tertegun dan menunduk.
"Mereka menurut, sakitnya sudah hilang." Kata Ciel, Sebastian mengangguk dan mendekatkan telinganya di perut Ciel sambil mengusap-usapnya lagi.
"Eh." Sebastian terbelalak, Ciel meringis lagi sambil mencengkeram sofa.
"Ciel.." Sebastian mendongak kearah Ciel dengan mata berbinar.
"Aku bisa merasakannya----
Mereka menendang didalam sana."
.
.
.
.TBC or End?
Yamaap kalo makin ksini alurnya ga jelas😢😢tunggu next ceritanya ya bentar lagi juga end ko:"318-10-2020 : 1.32 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LORD [BL]
RandomATTENTION, PLEASE! DIMOHON UNTUK MEMBACA DESKRIPSI! Judul : My Lord Status : Tamat (Tahap Revisi) Genre : Fanfiction, Fantasy, Mature, Thriller, Omegaverse, Romance, BoyLove. Penulis : Echtellion FIRST WARNING ⚠🔞 Author gamau tanggung jawab l...