Chapter 07🔞

7.4K 674 9
                                    

Tidak ingin obat

Haik..Haik..Hello Readers, how are you? Okey, Happy Reading👉👈

Cklek

Ciel telah selesai mandi, handuk yang diberikan sebastian menutupi dada sampai atas paha. Lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya kekiri dan kanan agar rambutnya bisa kering. Ciel mendelik kearah Sebastian.

"Aku tak mendapatkan handuk kecil untuk kepalaku."

"Maafkan aku untuk itu, Tuan. Tapi dilemari aku hanya menemukan satu handuk yang masih bagus." Kata sebastian sambil menunjuk handuk yang terlilit ditubuh Ciel.

"Kau bisa menanyakan persediaan handuk lain ke Meirin dia biasanya ada didapur bersama yang lainnya. Pergi dan keringkan rambutku saat kembali." Tegas Ciel sambil berjalan menuju ranjang. "Dimengerti." Sebastian mengangguk lalu memberi hormat untuk segera angkat kaki dari kamar sang tuan.

Cklek

Menandakan pintu tertutup. Sebastian berjalan kearah menuju dapur, dia memang agak sedikit jengkel dengan tingkah tuan belianya yang ketus dan dingin. Mau bagaimana lagi mungkin memang sifatnya begitu.

"Aku harus sabar dan segera mendapatkan yang seharusnya." Gumam Sebastian sendiri dilorong mansion saat menuju dapur. Benar saja, ada Bard dan Finny juga Meirin didapur yang sedang berusaha membuat sesuatu.

"Meirin ada disini? Aku ingin beberapa handuk untuk tuan muda. "Ucap Sebastian membuat mereka yang didapur menoleh kearahnya. "Oh, Kak Sebastian." Finny melambai-lambaikan tangannya dan memanggil Sebastian dengan ceria. Saat Finny hendak menghampiri Sebastian, Bard sudah menarik kerah baju belakang Finny.

"Oh ayolah, Bard aku hanya ingin Ke Kak Sebastian. Menanyakan bagaimana hari pertamanya melayani tuan muda kami." Finny mencoba berontak, tapi tenaga Bard yang merupakan seorang Alpha Dominan memang tak terkalahkan.

"Tak boleh." Tegas Bard. Sebastian menggeleng kecil. "Bisa tolong ambilkan? Aku akan tunggu sini." Perintah Sebastian pada Meirin, Meirin mengangguk lalu berjalan ke ruang persediaan pakaian.

"Hari pertamaku melayani tuan muda kalian?" Tanya Sebastian, mendekat menuju Finny lalu dihadiahi tatapan tajam dari Bard.

"Dia mate mu, aku takkan macam-macam kepada omega yang sudah memiliki tanda. Tenang saja." Sebastian menepuk bahu Bard pelan. Bard mendengus tak suka.

"Tuan mudamu?" Sebastian kembali bertanya kepada Finny. Sebastian mengusap sudut bibirnya menggunakan ujung ibu jarinya sambil berkata."Menarik." Setelah itu Meirin kembali datang dengan beberapa handuk mandi dan handuk yang kecil untuk serbaguna.

"Terima kasih, Meirin." Sebastian mengerling kearah Merlin lalu meninggalkan dapur. Meirin tegang, memegangi jantungnya yang berdetak. "S-sama-sama." Balasnya telat setelah kepergian Sebastian. "Kak Sebastian tampan." Sanjung Meirin dan disetujui anggukan dari Finny. Bard mendesah lalu menggeram.

"Erghh itu sebabnya aku tak suka Sebastian, dia mengalahkan semua yang kupunya. Hei, Finny apa menurutmu aku tak tampan lagi?" Bard merangkul pinggang Finny erat lalu mengangkat dagu Finny. Finny menggeleng.

"Kau tetap tampan, walaupun Sebastian lebih tampan." Finny nyengir. Bard melotot, kalau begitu apa bedanya.

"Sama saja." Bard mendelik lalu melepaskan pelukannya pada pinggang Finny, Meirin menggeleng dia akan menjadi nyamuk secepatnya. Dia berjalan kearah kompor lalu menyelesaikan yang sempat tertunda tadi.

"Tapi tampanmu dan Sebastian berbeda." Kata Finny, membuat Bard menelengkan kepalanya bingung, apa yang dimaksud mate nya itu?

"Tampanmu membuat aku terpana, dan aku makin mencintai menyayangi dan menyukaimu." Setelah mengatakan itu Finny mencium bibir Bard sekilas, lalu nyengir. Bard hanya diam setelahnya, ditatapnya Finny tajam lalu ditariknya kerah Finny.

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang