Chapter 14 🔞

6.2K 509 32
                                    

☆Tertuntaskan☆

Haik..Haik..Hello Readers, how are you? Okey, Happy Reading👉👈

Ciel POV's

"K-kau yang sudah menyelamatkan nyawa dan menyembuhkan lukaku. Kuharap kau juga ingat dengan perjanjian kontrak kita, kau menginginkan tubuhku juga bukan jika kau sudah melindungiku. Maka..." ah, ternyata rut seorang alpha pelepasan nya cukup sulit, Sebastian banyak menolongku termasuk aku yang waktu itu tak ingin obat heat, meskipun itu memang tugasnya tapi aku selalu ingin berterima kasih dan membalasnya.

"Maka---anggap saja itu sebagai terima kasihku dan bayaran kau sudah menolongku hari ini." Ah, aku hanya ingin membantunya, itu saja. Membantunya.

Lihatlah, bahkan wajah Sebastian sudah sangat merah dan berkeringat. Dia mulai meremas rambutnya sendiri saat ini, nafasnya sangat ketara. Berat.

Sebastian secepat kilas mendorongku kasar keranjangnya.

"Kau yakin? Aku bahkan bisa sangat kasar padamu, Tuan. Kau yakin berada disini? Kau tak ingin keluar, sebelum pikiranku berubah." Sebastian memalingkan wajahnya lagi. Oh ayolah, aku yakin sekasar apapun dia padaku, bagaimanapun dia adalah butler yang baik hati dan perhatian padaku.

Tak apa, sekasar apapun itu. Itu diluar kendali rutnya, aku bisa menerima itu. Sebastian bukanlah orang-orang kasar dengan artian seperti orang pelelangan waktu itu yang bajingan.

Ctek.

Klek.

Sebastian menjentikkan jarinya, lalu disusul dengan suara pintu yang terkunci.

"Hebat juga kau." Sindirku, ah iblis ini bisa melakukan apapun ternyata, tapi percuma, sehebat apapun alpha iblis ini kuyakin dia membutuhkan seseorang untuk rutnya.

"Kau!" Aku menunjuk wajah Sebastian lurus, aku teringat sesuatu.

"Sekasar apapun kau, ingat satu hal ini. J-jangan keluar didalam. Heatku baru saja kemarin." Ah, benar aku harus memperingatkannya. Jika sudah terjadi mana mungkin dia mau tanggung jawab.

Dia terkekeh, sialan. Sebastian menubrukku lalu berbisik intim ditelingaku.

"Yes My Lord." Menjilat, mengulum dan menggigit telingaku, turun menelusuri leherku, tangannya bergerak lihai membuka satu persatu kancing jas kebesaranku, selanjutnya kancing kemeja putihku.

Setelah puas bermain dengan dan telinga juga leherku dia menggigit bibirku tak sabaran. Lalu melesakkan lidah kedalam mulutku, mengabsen satu satu gigiku disana lalu menyentuh langit-langit ronggaku. Lalu kami memutuskan ciuman kami, benang saliva liur kami yang terhubung kini memutus dan menetes. Lalu Sebastian kembali menciumku, aku belum sempat mengambil pasokan oksigen dia sudah menyerangku lagi. Inikah jikalau alpha sedang masa rutnya, mengerikan.

Author POV's

Sebastian mengangkat kepala Ciel, meraih tengkuk belakang lalu menekannya agar memperdalam ciuman mereka. Kedua tangan Ciel meremas sprei yang sedikit acak-acakan. Tangan sebastian asik naik turun, dari dada ke perut lalu turun mengelus paha mungil tuannya, lalu naik lagi memilin dan membuat pola lingkaran di area perut juga nipple Ciel.

"Emhh.." Ciel sudah tak kuat, tangannya beralih menarik jas hitam milik Sebastian dan memukul kecil dada bidang pria itu. Sebastian melepaskan ciuman mereka.

"Fuah...hah...enghh..kau...mau membunuhku...hah?" Ciel menggerutu selagi dia mengambil oksigen banyak-banyak. Sebastian tak menggubris itu, wajahnya merendah menjilat juga membuat tanda di beberapa area leher jenjang Ciel, sehingga menimbulkan bercak kemerahan.

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang