Chapter 10

4.9K 502 12
                                    

Ps : aku buat agak gore, tapi bagi kalian kurang gore ya bacok-bacokan aja:v

Haik..Haik..Hello Readers, how are you? Okey, Happy Reading👉👈

☆Case : Hilangnya anak kecil [ Sebuah Ruangan]☆

Author POV's

Sebastian dan Ciel masih setia berdiri menatap satu sama lain dengan tatapan tajam, enggan untuk duduk seperti yang disuruh si pemilik toko.

"Aku mencium bau amis tadi, seperti... Darah. Tapi tak ada noda bercak darah dimanapun, aku awalanya berpikir baunya berasal dari tangannya dan ternyata benar." Ciel menjabarkan kecurigaannya, Sebastian berpikir.

"Menurutmu, apa yang dia lakukan saat keluar ruangan tadi?" Sebastian bertanya, hanya itu. Dia ingin menanyakan itu ruang apa, dan apa yang baru saja pemuda tadi lakukan sehingga tuan nya ini menaruh curiga.

"Entahlah, tapi kita tak boleh menuduh tanpa bukti." Tegas Ciel, kalau dia gegabah dan tidak teliti bisa-bisa dia sendiri yang didekam di jeruji, yah mudah saja. Sebastian kan ada, tapi apa butler iblisnya ini akan memihak dirinya walaupun dia bersalah nantinya?

"Begini saja Sebastian, aku punya rencama dan ini perintah mudah untukmu." Ciel menajamkan kata-katanya, kepalanya menoleh kebeberapa sisi memastikan pemuda tadi tidak mendengar pembicaraan mereka. Sebastian menarik sudut bibirnya lalu membuka sedikit bibirnya, senyum devil.

"Ini baru tuanku." Celetuknya, Ciel hanya bisa mendengus kasar dan memutar bola matanya jengah.

"Kau sana hampiri pemuda pemiliki toko ini, aku yang akan memeriksa ruangan itu. Emm--- kau bisa basa basi sepintar mungkin dengannya Sebastian." Kata Ciel, Sebastian mengangguk, kalaupun ada masalah mereka masing-masing akan mencari caranya.

"Kau, ketika aku memanggilmu jangan telat. Ini perintah." Ciel menunjuk dada Sebastian, lalu Sebastian mengambil telunjuknya dan mengangkatnya hingga singgah dibibirnya.

"Ap-- hei... Apa yang kau lakukan?" Ciel bingung tapi dia juga ingin tahu apa yang akan dilakukan shitsuji nya ini. Sebastian selanjutnya mengulum jari telunjuk Ciel lalu pindah ke jari yang lain.

"Kau lupa memakai sarung tanganmu, ah. Aku juga membasahi cincinmu." Sebastian memicing menyeringai. Alis Ciel berkedut, tak percaya apa yang diterimanya.

St.

Ciel menarik tangannya lalu menutupi rona merah dengan lengannya.

"Sialan kau Butler Alpha mesum..." Teriak Ciel kencang, dia jengah. Disaat kondisi seperti ini justru Sebastian masih bermain-main? Keterlaluan.

Sebastian mengangguk lalu melepaskan genggamannya dari tangan tuannya, dia berjalan kearah dapur. Begitu juga Ciel, yang berhati-hati berjalan kearah ruangan yang dimasuki pemuda tadi ketika mereka datang.

Ciel berjingkat-jingkat, layaknya detektif yang mengendap-endap berusaha tidak berisik mengikuti sang kriminal yang akan diselidiki. Ciel perlahan membuka pintu ruangan itu.

Cklek

Terbuka. Perlahan dibuka, tapi semakin dia lebar membuka dia hanya disuguhi kegelapan. Ciel sulit melihat, dia tak membawa lilin atau penerangan lainnya.

Zep

Ciel baru melangkah beberapa langkah untuk masuk lebih dalam agar dia bisa lebih jelas meneliti apa yang ada. Tiba-tiba...

"SEBAS--HMPHH..."

Beralih Sebastian yang berada didapur, seperti kata tuannya tadi. Kini Sebastian berada dibelakang pemuda pemilik toko ini, Sebastian masih belum memanggilnya kala ada rasa aneh, seperti khawatir. Dia merasa ada yang memanggilnya tapi----

"Ah, ada tuan. Kenapa tidak menunggu di meja? Maaf lama menunggu. Aku mencari sesuatu untuk kalian minum dan kalian makan." Katanya.

Sebastian menaikkan alisnya, dia menangkap sesuatu dari raut pemuda dihadapannya.

"Ah tidak apa-apa. Tapi aku penasaran apa yang ada hidangkan kepada kami hingga aku sendiri harus pergi turun kedapur?" Sebastian mendekat, dia hempaskan rasa tidak enak yang sempat menelusup.

"Ah maafkan aku."

Dilain ruangan, Ciel membuka matanya. Tetapi mulutnya terbekap, kedua kaki dan tangannya terikat oleh kain. Penglihatannya sedikit kabur, tetapi tidak gelap. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha memperjelas, disana terang. Hanya ada pria tambun, yang sedang berdiri membelakanginya.

"Oh, kau sudah sadar?" Pria tambun itu berbalik, lalu mengangkat gergaji tinggi-tinggi dan menyingkir dari sana. Ciel membelalakan matanya, tubuhnya meronta, dia terengah-engah.

Dihadapannya banyak organ manusia yang berceceran, seperti usus, dan darah segar yang melumuri organ tersebut, lalu bola mata yang copot dari wajah seorang anak kecil laki-laki, sungguh mengenaskan anak itu. Dia mati dengan cara tidak wajar, dan masih banyak lagi. Seperti tangan dan kaki yang terpisah, lalu jantung serta tubuh yang terkoyak berantakan.

"Hmmphhh..." Ciel meronta, berusaha teriak. Apa yang dia lihat ini sudah terlalu menyedihkan, jadi ini yang membuat anak kecil mereka menghilang. Dibalik itu Ciel memutar-mutar tangannya yang berkeringat, ikatan itu semakin longgar dan menyisakan ruang untuk bebas, lalu akhirnya Ciel bisa melepaskan tangannya.

Ciel membuka ikatan pada kaki dan mulutnya. Lalu berusaha menetralkan jiwa dan raganya, dia cukup terkejut dengan apa yang baru saja telah tersuguhkan untuknya.

"Hei--kau. Sialan! Jadi ini yang membuat anak kecil diluar ini menghilang? Kau sadar? Mereka masih kecil, bajingan. Untuk apa kau menyiksa mereka, hah?" Ciel berteriak, lalu dia menoleh kepada anak kecil perempuan yang dibawa pemilik toko ini, yang sudah siap menjadi korban selanjutnya.

Anak perempuan belia itu menangis, memberi tatapan sendu untuk Ciel berharap agar dirinya segera diselamatkan, tubuhnya berusaha melepaskan diri dari tali tambang yang sudah terikat.

"Lepaskan? Mereka untuk apa?" Ciel memberanikan diri melangkah, dia bercampur aduk saat ini, kasihan, marah dan...

"Kannibal seperti kami, masih butuh daging yang fresh kalau kau tahu kenapa anak kecil menghilang dan kau juga melihat semua ini. Kau pasti tahu, earl. Kau anjing ratu yang cukup pintar. Tapi ketahuilah, kami lebih pintar darimu yang menyesuaikan memakan makanan manusia dan bersikap seperti manusia." Pria tambun itu juga berjalan menghampiri Ciel. Ciel berhenti, jadi...

"Kalian? K-kannibal?" Ciel terperangah tidak percaya, jika dikota ini seharusnya banyak kriminal yang bajingan, ini lebih parah lagi.


♥MY LORD!♥

Hallo readers^-^ apa kabarnya kalian semua? Aku sangat berharap kalian baik-baik saja😊 Bagaimana ceritanya? Author minta maaf dengan segala hal yang ga jelas dalam cerita ini seperti : membosankan, melantur kemana-mana, typo bertebaran, sangat keluar dari karakter, tidak sesuai harapan readers, kosakata, peletakkan tanda baca lalu penulisan yang tidak jelas,terlalu baku atau kaku dan kekurangan lainnya mohon dimaafkan author juga manusia :"3.

Kalau memang banyak yang berbeda sifat characternya mungkin itu emang murni ide author^^ XDmaaf kalau characternya OOC(out of character) atau berbeda sifat dari karakter aslinya. Aku sendiri butuh mood dan support dari kalian untuk melanjutkan ini😯apa kalian bersedia sebagai sukarelawan yang dermawan?

Mungkin readers masih paham sopan santun dan tata kramanya^^ jika berkenan sampaikan support dan kritik yang baik😄

Vote, dan coment ya^^terimakasih😄arigatou
Salam sayang dan hangat untuk readers, keluarga dan yang lainnya^^ dari KumaUsagi😊💙

*¤Character anime Kuroshitsuji by : Yana sensei. Jika ada character Kuroshitsuji yang tidak dikenal itu memang karakterku¤

Mianhe, gomen ne, im sorry, maafkan saye, dan saya minta maaf. Ceritanya makin kesini makin aneh. Emang itu yang ada dipikiranku. So aku nulis disini itu hanya mengkhayal sendiri dan membuat kumpulan hingga jadi satu cerita. Gitu:"3

31-05-2020 : 11.11 pm

MY LORD [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang