Hari-hariku setelah itu dihabiskan oleh Try Out atau simulasi menjelang UN. Percakapanku dengan Devan sehari-hari tak pernah jauh dari gambar. Tapi walau begitu aku bersyukur karena tidak terlalu canggung lagi seperti dulu.
Hari ini adalah hari doa bersama sebelum UN. Pekan depan kita akan melakukan ujian keramat sepanjang tahun itu. Kita dikumpulkan di lapangan untuk mendapat ceramah.
Teman-temanku berkumpul dengan teman-teman lamanya, mengenang masa lalu bersama, terlihat sangat menyenangkan. Aku disini hanya bertiga bersama Jessi dan Via. Tak apa, setidaknya aku bisa berterimakasih dengan dua orang penting semasa SMP-ku ini.
Kita bertiga berdoa untuk masuk SMA yang sama dan juga berdoa untuk harapan-harapan lainnya.
Kami masuk kelas masing-masing. Guru menyambut murid-muridnya, bilang terimakasih, dan juga memberi semangat. Ini momen yang lumayan mengharukan, walau aku tidak ada momen indah, setidaknya aku berhasil menghabiskan waktu 3 tahun di sekolah ini.
Wali kelasku memanglah orang yang supel. Setelah menyampaikan pesan mengharukan, ia tak pernah lupa untuk menggoda murid-murid yang menjabat menjadi anak-anaknya selama setahun ini.
"Devaann!!!! Sini maju, sampaikan apa yang ingin kamu sampaikan Devan! Kamu kan mau pindah jauh," teriaknya pada Devan
Eaakkk....kiw..kiw.. Goda teman-teman sekelasku.
Devan melangkah malu-malu menuju depan kelas. "Apasih bu... Ga ada kok," ucapnya malu-malu.
"Yaudah ikutin kata ibu aja," kata ibu guru ingin memandu Devan. "Semoga saya bisa masuk SMA yang ingin dituju."
"Semoga saya bisa masuk SMA yang dituju," ikutnya.
"Diberi kesuksesan."
"Diberi kesuksesan."
"Dan menikahi cewek yang saya suka."
Devan terdiam sebentar. Mungkin kaget dan juga malu.
"Ayo dong ikutin," kata guru itu.
"Dan menikahi cewek yang saya suka."
Satu kelas heboh meng-aminkan. Aku pun ikut meng-aminkan. Tidak peduli siapa wanita yang dia suka, aku hanya ingin pria ini bahagia.
Sebagian kelas tertawa, guru itu juga tertawa. Merasa puas menjahili Devan. Siapa yang tak suka menjahilinya? Pria polos yang tidak suka mengerjakan PR ini memang penurut.
🔰🔰
UN kami berjalan lancar. Di hari terakhir, semua murid sorak-sorai tanda merasa bebas. Aku hanya diam masuk kelas, mengambil tas, pamit pulang dengan Jessi dan Via. Kami akan libur sampai graduation diadakan sebulan kemudian.
Devan akan pindah ke luar pulau. Itu tandanya, aku tidak akan bertemu dengannya. Dia tidak bisa ikut graduation karena pendaftaran sekolahnya berada di hari yang sama. Aku hanya bisa berdoa yang terbaik pada pria itu. Tidak banyak kenangan kami, tapi entah kenapa aku sangat menyukainya. Mungkin ini kisah akhir kami.
🔰🔰
Di hari gradu, semua murid memakai pakaian rapih. Pria mengenakan jas berwarna hitam, sedangkan putri mengenakan kebaya dengan warna yang sudah disepakati.
Acara berjalan lancar. Kenangan terakhir telah dibuat. Kami berfoto bersama. Dengan wajah riang, menanti masa depan. Melempar topi kelulusan kami bersama, tertawa bersama, bersenang-senang bersama.
Dengan ini masa SMP-ku selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless [Completed]
RomanceNamaku Dhira Samantha. Banyak orang mengira hidupku baik-baik saja, nyatanya tidak. Hidupku penuh pahit, bukan karena memang semenyedihkan itu, tapi karena Tuhan tidak pernah mengizinkanku untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan. Aku bersemayan di...