Happy reading!
Nathan menghentikan mobilnya di sebuah minimarket. Mungkin menenangkan diri adalah hal terbaik yang harus dilakukan nya sekarang.
Lelaki itu keluar dengan rambut yang acak-acakan dan tidak beraturan. Tenaga nya habis karena melampiaskan kemarahan nya pada benda-benda kecil di dalam mobil. Jari tangan kanannya tergores dan darah segar terus mengalir, membuat sang pemilik tangan harus menahan nya dengan tangan yang satu.
Pandangan nya kabur dan...
"Nathan!"
Seorang gadis berlari dengan cepat dan menahan tubuh lelaki itu agar tidak terjatuh. Dia melihat sisi berbeda dari seorang Nathan. Seorang siswa most wanted sekolah yang terkenal dengan kepintaran nya dan visual yang mendukung, kini seperti orang yang tidak memiliki tujuan hidup, masa bodoh dan berantakan.
Gadis itu membopong tubuh lelaki itu dan mendudukkan nya di kursi depan minimarket.
"Seperti nya lo butuh ini" Nathan yang setengah sadar menerima botol minuman itu dan meneguknya hingga setengah.
Setelah membasuh wajahnya dengan sedikit air, lelaki itu kembali mendapatkan kesadarannya.
"Lo nggak apa-apa?" Nathan menoleh setelah pertanyaan itu masuk ke celah telinganya.
"Lo nggak cocok untuk berperan baik kayak gini!" serkas Nathan.
"Lo, lagi ada masalah?" tanya Rara pelan.
"Nggak usah sok baik, Ra. Dan jangan ganggu gue lagi!"
"Gue minta maaf Nath. Tapi lo tenang aja, gue udah menyerah buat deketin lo"
"Berhenti ganggu Leyra. Biarin dia hidup bahagia, gue nggak bisa jamin lelaki brengsek itu bisa ngejaga dia!"
"Maksud lo?"
Nathan menaruh botol minuman itu di meja. "Keinginan lo selama ini akan terwujud!" ucapnya dan bangkit meninggalkan gadis itu yang masih dipenuhi rasa penasaran. Rara sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Nathan.
"Mbak, rotinya sepuluh ribu, ya?" ucapan itu sekaligus membuyarkan lamunan Rara.
Rara mengangguk pelan dan melayani pembeli itu dengan ramah.
***
Dari kejauhan Leyra menatap seorang cowok yang sangat dikenalinya. Gadis itu mengumpulkan semua keberanian nya dan akan menghampiri Nathan. Leyra sengaja datang lebih pagi untuk menemui Nathan, berharap keberuntungan berpihak kepadanya.
"Hei, Nathan?" ucap Rara yang sudah sejak lama menunggu lelaki itu di depan kelasnya.
"Minggir!"
Perintah Nathan tidak dihiraukan nya, Rara malah mendekat dan dengan gerakan cepat gadis itu memeluk Nathan dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
"Lo udah gila, huh? Lo mau gue keluarin sekarang juga dari sekolah ini!" Nathan mendorong kasar tubuh gadis itu.
Seketika mereka menjadi pusat perhatian karena suara Nathan yang meneriaki Rara. Sementara di ujung koridor, Leyra masih menyaksikan kejadian itu dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHARA (COMPLETE)
Fiksi RemajaSelamat membaca cerita tentang Nathan dan Leyra. Hi!! this is my first story. I wrote this story when I entered high school. Sorry for some mistakes in writing both the use of punctuation, the use of letters and others. 🦋🦋