60. TERIMAKASIH NATHAN

484 29 4
                                    

Selamat membaca.
Enjoy guys.

Seperti biasa hari senin, upacara bendera adalah kegiatan wajib yang harus dilakukan. Cuaca hari ini bersahabat dan karena upacara kali ini dimulai tepat jam enam pagi, tidak ada murid yang mengeluh kepanasan.

Berbeda dengan Leyra dan Indira yang sudah meminta izin duluan agar tidak mengikuti upacara. Dan di sinilah mereka berada.

Leyra sibuk membaca catatan medis dan gejala penyakit umum yang sering dialami murid di sekolah ini.

Dengan wajah pucat, bibir kering dan rambut yang dibiarkan lepas begitu saja, Leyra mengangkat kepalanya, dilihatnya Indira sedang cengengesan tidak jelas.

"Kenapa Ra?" tanya Leyra.

Indira memperbaiki posisi duduknya agar lebih dekat dengan Leyra. Gadis itu seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi wajahnya tidak sejalan.

"Nathan di jerman! Dia pergi bareng Kakeknya," ucap Indira jelas dan menghela nafas lega setelah itu.

"Kamu dari tadi nahan cuma buat ngomong itu?"

"Iya Ley," jawab Indira polos.

"Aku udah tahu."

"Kata Pak Yayasan kemungkinan Nathan lama di jerman, bahkan sampai-"

"Sampai lolos tes dan masuk perguruan tinggi di jerman, sisa waktu SMA bakal dipakai buat training di kantor Papanya sendiri."

Indira terkejut dengan ekspresi nya yang membuat Leyra sendiri geli. Gadis itu membuka mulutnya lebar setelah mendengar perkataan Leyra.

"Gue berusaha hibur lo padahal, gue harus gimana biar lo seneng, Leyra?" tanya Indira.

"Bantu aku untuk ikhlas, bantu juga biar semuanya baik-baik aja."

"Lo sekuat ini, Ley. Gimana Nathan nggak jatuh hati sama lo," Indira maju dan memeluk Leyra hangat.

"Mata lo bengkak, bibir kering karena kurang minum, biarpun minum juga ntar keluar lagi lewat air mata, muka juga pucet dan darah rendah, apa itu nggak bisa jadi bukti kalau lo belum bisa nerima ini semua? Lo mungkin bisa bohong sama Lia, sama Rora sama anak-anak yang lain, tapi sama gue nggak bisa Ley," ujar Indira. Pelukan keduanya mengendur dan Indira bisa melihat kesedihan dibalik mata Leyra yang berkaca-kaca.

"Kita berdua lahir cuma beda satu minggu, sahabatan dari kecil sampai sekarang, sering kumpul keluarga bareng, ngerayain ultah kakek nenek gue sama-sama, please jangan nyerah."

"Terus aku harus gimana?" tanya Leyra pasrah.

"Berjuang, berjuang, berjuang. Udah mau masuk nih, yok kelas!"

***

Suasana kantin kali ini sangat ramai. Jangan tanya kenapa. Karena ini hari senin. Semua siswa kehabisan energi setelah mengikuti upacara bendera yang sangat lama ditambah dengan acara pergantian wakil kepala sekolah yang baru.

Terlihat semua meja kali ini sangat penuh, bahkan ada yang meminjam kursi dari kelas hanya untuk duduk agar bisa menikmati makanan.

ATHARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang