HAPPY READINGNathan dan Gavin sekarang sedang berada di mobil dalam perjalanan menuju tokoh buku. Satu arah dengan rumah mereka.
"Kenapa nggak sendiri aja beli bukunya? Kayak cewek aja minta ditemenin terus," tanya Nathan memulai percakapan.
"Yaa. Lo kan sahabat gue yang paling pinter. Dari SMP aja juara satu terus" jawab Gavin nyengir
"Terus?" tanya Nathan bingung.
"Gue cuma nggak mau salah beli buku aja, harus bareng masternya" ujar Gavin sambil tersenyum kearah Nathan.
"Alasan lo" jawab Nathan ketus.
Nathan menerima pesan dari Naura .
Naura
"Kak, tolong beliin Naura buku paket matematika ya, aku mau ikut olimpiade dua minggu lagi."
Nathan
"Mata gue gak rabun kan?"Naura
"Ihhh kak, beneran! Naura masih ada bimbingan, entar baru pulang. Beliin ya kak"Naura
"Makasih Kak"Nathan
"Belajar yang bener!"Naura lega membaca pesan dari kakanya itu. Walaupun mereka kadang tidang saling akur, tapi Naura tau Nathan sangat menyayangi dia. begitupun sebaliknya.
"Gak nyangk gue, pinter juga tu cacing" ujar Nathan tersenyum.
"Kenapa lo Nath? Kok ngomong sendiri? Cacing? Lo cacingan?" tanya Gavin bingung.
"Mau diturunin di sini?" sambar Nathan setelah menjitak kepala Gavin
"Sakit Nath, astaga. Lagian sih pake
Ngomong sendiri" ujar Gavin membela diri."Dua minggu lagi Naura ikut olimpiade matematika, nggak nyangka aja" jelas Nathan
"Nggak usah heran gitu kali, adik lo pinter pasti nular dari lo tu" sambung Gavin.
"Hmm" jawab Nathan
"Makan apa ya biar pinter?" tanya Gavin penasaran
"Nasi" jawab Nathan singkat.
"Sama?" tanya Gavin lagi.
"Ikan hiu" jawab Nathan tertawa geli.
"Serius Nath?" Gavin penasaran dengan wajah polosnya.
"Gak turun lo? " tanya Nathan setelah keluar dari mobil dan berlalu meninggalkan Gavin ke toko buku.
"Gak pacar, nggak sahabat, ditinggal terus gue," ujar Gavin kesal sambil mengejar Nathan.
"Derita lo!" teriak Nathan.
Nathan membantu Gavin mencari buku Bahasa Indonesia. Sedangkan Gavin hanya mengekor di belakang Nathan. Dia bingung buku mana yang harus dibelinya.
"Nih, lo bayar duluan aja, terus tungguin gue di parkiran!" ucap Nathan menyerahkan buku paket berwarna merah bercampur coklat itu .
"Lo mau kemana?" tanya Gavin.
"Nyari buku buat Naura" jawab Nathan dan melanjutkan tugasnya itu
***
Leyra memperhatikan gambar buku paket yang dikirim Amelia. Amelia ada latihan musik hari ini, sehingga tidak bisa menemani Leyra. Aurora, sesuai dengan namanya sudah dari tadi sampai rumah, katanya ngantuk, nggak tidur. Semalam habis nonton film. Indira harus ngerjain tugas, daripada dihukum lagi sama Bu Tika. Guru matematika.
"Naah. Itu dia bukunya" ujar Leyra memperhatikan buku di rak yang paling atas.
Hanya ada satu cara. Lompat.
lompatan pertama.
lompatan kedua tidak berhasil.
Tiba- tiba ada tangan yang mengambil buku itu. Leyra menoleh ke pemilik tangan tersebut. Tinggi di atas Leyra, putih, rambut acak-acakan tapi masih rapi dan itu.
"Makasih," ucap Leyra gugup. Leyra menerima buku tersebut dari tangan Nathan.
***
"Lama banget sih, lo sengaja bikin gue item disini?" tanya Gavin.
"Aslinya juga item!" jawab Nathan seadanya.Nathan menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Gavin.
"Belajar sana, jangan cuma dibeli bukunya," ucap Nathan setelah Gavin keluar dari mobil.
"Iyaiyaa profesor" jawab Gavin sambil memasang sikap hormat pada Nathan.
Nathan heran melihat tingkah sahabatnya itu.
Tanta Elen, mama Gavin mengancam kalau nilai ujian Gavin anjlok, maka semua fasilitasnya disita.
Gavin sudah lama bersahabat dengan Nathan sejak mereka berada di Sekolah dasar. Nathan kenal baik dengan keluarga Gavin, begitupun sebaliknya.
Takdir yang mempertemukan mereka dengan Rafka dan juga Daniel di Smp, hingga bersahabat bagai kepompong sampai sekarang.
"Leyra" gumam Nathan pelan setelah mengingat name tag Leyra di toko buku.
Nathan memasuki komplek perumahan elit, dan tak butuh waktu lama dia segera memarkirkan mobilnya itu di garasi rumah.
"Pak, sejam lagi jemput Naura! Jangan telat" perintah Nathan pada mang Heri. Sopir di rumah mereka.
Walaupun Nathan dianggap buruk oleh adiknya, karena sering menjaili Naura, tapi dia sangat menyayangi adik laknatnya itu.
"Siap den, mobilnya mau dicuci apa besok aja?" tanya mang Heri.
"Nggak usah Pak, besok aja" ujar Nathan yang hanya diangguki oleh Pak Heri.
Nathan juga sangat menyayangi mobilnya itu. Mobil pemberian Kakek dan nenek, pada saat ulang tahun waktu masih SMP. Dia selalu meminta Pak Heri untuk mencuci mobilnya.
VOTE & COMMENT PLEASE!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHARA (COMPLETE)
Teen FictionSelamat membaca cerita tentang Nathan dan Leyra. Hi!! this is my first story. I wrote this story when I entered high school. Sorry for some mistakes in writing both the use of punctuation, the use of letters and others. 🦋🦋