37. Rindu Sendiri

589 33 7
                                    

  Suara motor itu semakin
Mendekat. Kamu abaikan sapa nya.
Dia berupaya mencari
Senyum mu dengan rayuan
Yang pelik.
Waktu demi waktu ku berlalu
Keinginan mu mulai tumbuh.
Biar dia merindukan mu sendiri
Jangan resah dia pasti pikirkan mu.
Ooooo kau tak tahuuuuu,
Hingga di ujung malam.
🌈(Iqbal Ramadhan- Rindu sendiri)🌈

Happy Reading.
Tarik napas...
Jangan lupa hembuskan. Xixi

______________________________________

 

  Demi upin dan ipin yang belum juga tamat dari Tadika Mesra, Rara benar-benar terkejut mengingat Mark yang selama ini membenci dan menjauhi nya datang untuk menjenguk dia di rumah sakit. Lelaki itu sudah pulang sekitar 5 menit yang lalu. Alasan menjadi ketua kelas memang masuk akal, apalagi Mark datang karena disuruh wali kelas. Tapi tidak mematahkan semangat Rara bahwa Mark masih perhatian dengan gadis itu.

"Lagi mikirin apa?" Pertanyaan itu sekaligus membuyarkan lamunan Rara dan gadis itu dengan cepat memperbaiki posisi duduknya.

"Nggak mikirin apa-apa, Ayah."

Markus meraih tangan anak satu-satunya itu, menatap nya dalam dan sendu. Tapi masih ada seulas senyum di kedua sudut bibirnya.

"Maaf karena Ayah udah nyuruh kamu jualan sampai diserempet mobil, dan terimakasih karena udah sembuh"

Rara menggeleng, gadis itu juga menggenggam tangan Ayahnya kuat.
Malahan dia bersyukur mendapatkan Ayah sebaik Ayah Markus. "Ayah nggak salah. Nggak akan pernah salah. Ayah juga nggak pernah ngelakuin kesalahan sama Rara, Ayah selama ini kerja keras buat Rara, tapi Rara malah semakin nyusahin Ayah. Rara bangga banget punya Ayah," ucapnya lirih dan langsung memeluk lelaki di hadapan nya.

Keduanya larut dalam tangisan kecil.

Rara melepaskan pelukannya, gadis itu menoleh dan mendapati parcel buah yang dibawah Mark. Ayahnya langsung mengikuti pandangan Rara.

"Tadi temen kamu yang bawain. Mau makan buah?" tanya Markus.

"Bukan temen, Yah. Dia itu cinta pertama Rara setelah Ayah"
"Nanti sampe rumah aja."

"Yasudah" sahut Markus. "Kemarin Pak Jordy kesini sama anaknya, tapi kamu tidur."

"Beneran? Padahal Rara udah lama banget nggak ketemu Pak Jordy," lanjut Rara.

"Dia juga yang bayarin setengah biaya rumah sakit kamu, anaknya juga dirawat disini, dia masuk rumah sakit karena bantuin Ayah jualan," ucap lelaki itu menyesal.

Rara terkejut mendengar ucapan Ayahnya. "Siapa namanya? Cowok ya? Kasihan banget, tapi udah baikan, kan?"

"Leyra, dia satu sekolah sama kamu. Tapi katanya dia junior kamu. Dia udah pulang tadi pagi, Leyra tulus banget bantuin Ayah, dia anak yang baik."

Mendengar itu Rara langsung membekap mulutnya dengan kedua tangan. Bagaimana bisa dia menjahati Leyra selama ini. Tapi Rara benar-benar tidak mengetahui hal ini.
"Pak Jordy marahin Ayah?" tanya Rara.

Markus tersenyum. "Dia ayah yang hebat, dia bahkan minta maaf karena merasa Neng Leyra sudah merepotkan Ayah dan kamu," hening sejenak. "Pak Jordy juga bilang kalau Leyra akhir-akhir ini jarang makan pagi, dan kurang bersemangat. Dia juga tidak boleh terpapar sinar matahari terlalu lama, nanti mimisan, kamu yang baik sama dia, kalau misalnya ada yang jahatin dia atau dia butuh bantuan, kamu harus bantuin dia. Ayah seneng kalau kamu berteman baik sama dia di sekolah"

ATHARA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang