I wanna ask you if this all just in my head. My heart is pounding tonight
I wonder if you are too good to be true and would it be alright if i pulled you closer
How could i know one day i'd wake up feeling more but i had already reached the shore
Guess we were ships in the night, night night
(V- Sweet Night)Bersama tapi tak menyatu
Searah tapi tak satu tujuan
_Leyra Caitlin_Hujan terus mengguyur kota tanpa henti. Leyra melajukan mobilnya dengan cepat.
Hanya dibaluti baju tidur, gadis berambut pirang itu terus menembus jalan raya. Berdoa semoga Aurora dan Gavin dalam keadaan baik.
Beberapa menit kemudian, mobil Leyra berhenti tepat depan ruang guru. Leyra mengambil payung besar dan jaket di jok belakang. Gadis itu berlari kecil di bawah payung nya menuju koridor kelas.
Tidak butuh waktu lama, Leyra hanya perlu menutup kembali payung nya dan berjalan menuju rumah penjaga sekolah tepat di belakang kantin.
"Permisi," panggil Leyra. "Pak Tatang?"
Ceklek
Pintu kayu minimalis itu terbuka, menampilkan sosok seorang lelaki setengah baya di sana.
"Yaampun Non, ayo masuk dulu," Pak Tatang membuka pintu sedikit lebar.
"Maaf Pak, Leyra ganggu." Leyra masuk ke dalam, "Boleh pinjam kunci perpustakaan nggak, Pak? Dua temen saya terkunci dari tadi siang." pinta Leyra.
"Astaga. Kasihan sekali temen kamu. Sebentar ya, saya ambilin dulu" Leyra mengangguk cepat menanggapi perkataan Pak Tatang.
Lelaki itu kembali dengan membawa beberapa kunci yang diikat menjadi satu dan payung di satu tangannya.
"Ayo Non, biar saya temani" ajak Pak Tatang yang diangguki Leyra.
Keduanya berjalan menyusuri koridor dan akhirnya sampai depan perpustakaan.
Dengan cepat Leyra berlari ke dalam perpustakaan setelah pintunya berhasil dibuka.
"MAKANYA KALAU GUE TIDUR LO BANGUNIN DONG, BUKAN IKUTAN TIDUR!"
"HEH RUMPUT LAUT! GUE UDAH BANGUNIN LO, TAPI LO AJA TU YANG NGEBO NYA KELEWAT BATAS,"
"MASIH MENDING GUE RUMPUT LAUT, DARIPADA LO RUMPUT LIAR!"
"ADA AKHLAK LO BEGITU, HUH?" teriak Gavin tak kalah keras.
"RORA!" pekik Leyra dan menghampiri keduanya yang asik bertengkar.
Keduanya berpelukan singkat.
"Nggak apa-apa. Dipake dulu jaketnya!" suruh Leyra melepaskan pelukan mereka.
"Gue takut, Ley. Hiks hiks," Aurora mulai mengeluarkan jurus andalan nya, menangis.
"Sekarang kita bisa keluar kok. Jangan nangis ya, malu sama Gavin tu, nanti kamu ditertawain sama dia," gurau Leyra membuat Aurora langsung berdecak.
"Gavin nggak apa-apa juga, kan?" tanya Leyra beralih.
"Nggak apa-apa sih Ley, tapi gue lapar" jujur Gavin membuat Leyra terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHARA (COMPLETE)
Teen FictionSelamat membaca cerita tentang Nathan dan Leyra. Hi!! this is my first story. I wrote this story when I entered high school. Sorry for some mistakes in writing both the use of punctuation, the use of letters and others. 🦋🦋