HAPPY READING!
"Boleh masuk gak?" tanya Nuel dari balik pintu kamar Leyra.
"Masuk aja kak."
Nuel membuka pintu kamar adiknya, Leyra. Gadis itu sedang merapikan meja belajar dan menyiapkan buku pelajaran yang harus dibawa.
Nuel duduk di sofa, menatap Leyra serius. Melihat kakaknya yang tidak cerewet seperti biasa, Leyra duduk di dekat kakaknya.
"Ada masalah kak?""Leyra, tolong dengerin kakak baik-baik. Kamu itu sekarang umurnya 17 tahun. Sebentar lagi kamu akan masuk kuliah dan mengejar impian kamu. Kamu bukan anak kecil lagi, kamu udah bisa bedain mana yang baik dan mana yang buruk. Kakak tahu kita berdua selama ini memang dimanja sama orang tua, tapi kamu harus ingat bahwa kamu nggak bisa bergantung terus sama Papa maupun sama Kakak. Suatu saat kamu akan mulai kehidupan kamu dari bawah. Nggak akan ada yang tahu kedepannya seperti apa. Satu yang kakak minta, jadilah Leyra yang lebih dewasa. Bukan soal usia, tapi sikap dan sifat kamu. Semalam Papa keluar buat ambil minum dan dia nemuin kamu pingsan dekat pintu utama di depan, itu bahkan udah jam 2 malam Leyra. Papa langsung gendong kamu ke kamar. Kakak bangun karena dengar suara Papa yang lumayan keras. Papa langsung telpon temannya sebagai dokter, kamu diperiksa dan untungnya kamu nggak apa-apa. Tapi dokter bilang kamu terlalu sering begadang sehingga darah kamu rendah."
Nuel memegang tangan Leyra pelan. "Janji sama kakak kamu harus jaga kesehatan kamu. Udah cukup kakak kehilangan Evelin. Tepat di hari lahir kamu, dan kakak tahu adik kakak cewek, saat itu juga kakak janji akan selalu lindungin kamu apapun yang terjadi."
Leyra menghapus air matanya, gadis itu juga mengingat Evelin, kakak perempuannya. "Kak Nuel, maafin Leyra. Semalam Leyra mimpi kalau Nathan datang dan ketemu, mungkin karena itu Leyra pingsan di dekat pintu. Leyra bahkan hampir gila mikirin Nathan, yang nggak ada kabar sama sekali dan tiba-tiba datang dan langsung mengumumkan pernikahan. Leyra janji sama kakak Leyra nggak akan ngecewain kakak sama Papa. Maafin Leyra, please?" pinta gadis itu.
Nuel memeluk Leyra erat. "Pikirkan apa yang buat kamu senang, jangan mikirin hal yang bikin kamu terluka. Kakak sayang banget sama kamu."
"Leyra beruntung banget dikelilingi orang-orang baik dan sayang sama Leyra. Leyra juga sayang banget sama Kakak."
***
Seluruh kelas tiga hari ini bersorak gembira karena kabar bahwa mereka akan melakukan camping perpisahan sebelum ujian. Tidak terkecuali dengan kelas Leyra dan teman-temannya.
"Demi apapun, gue seneng banget!" teriak Aurora.
"Kita harus senang-senang pokoknya biar gak stres pas menjelang ujian," ujar Amelia menarik tangan Leyra dan Indira.
Keempatnya berpelukan ria karena hal seperti ini jarang terjadi apalagi untuk kelas semester akhir yang seharusnya menyiapkan diri untuk ujian.
Semuanya terasa aneh, pandangannya mulai kabur, Leyra merasakan pusing yang kembali menyerah kepalanya. Gadis itu memegang kepalanya dengan kuat.
"Leyra kenapa Ley?!" tanya Amelia panik."Sakit kepala Leyra pasti muncul lagi, kita harus bawa dia ke UKS. Masih bisa jalan Ley?" tanya Indira hampir menangis.
"Bisa kok. Tapi pelan-pelan ya?" jawab Leyra dengan suara parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHARA (COMPLETE)
Teen FictionSelamat membaca cerita tentang Nathan dan Leyra. Hi!! this is my first story. I wrote this story when I entered high school. Sorry for some mistakes in writing both the use of punctuation, the use of letters and others. 🦋🦋