Setelah pulang dari pemakaman ibu nya, Leyra menuju kamar nya. Cairan bening itu kembali keluar dari mata indahnya. Mama yang selama ini selalu membela jika dimarahi oleh Papnya ataupun bertengkar dengan kak Nuel sekarang sudah tiada. Sekarang dia harus menjadi wanita yang kuat.
Tidak ada lagi yang menegur jika terlambat makan, tidak ada lagi sosok yang membangunkan dia setiap pagi. Leyra hancur.
***
Sudah 4 hari Leyra ijin tidak masuk sekolah. Hal ini membuat Nathan khawatir, gadis itu juga tidak membalas pesannya, nomor telepon juga tidak aktif.
"Kak, aku boleh masuk?" tanya Naura dari luar pintu.
"Masuk aja"
Naura masuk ke kamar Nathan "Bantuin ya kak, susah banget soalnya" ujar Naura memberikan buku tugas matematika kepada Nathan.
"Juara olimpiade, jatuhnya gini?" Nathan melirik kearah Naura "Tugas gini aja nggak bisa ngerjain!" Lanjut Nathan.
"Ihhhh kak! Ini materi baru tau. Lagian kalo aku bisa ngerjain kenapa harus susah-susah masuk kesini buat minta bantuan kakak" jelas gadis itu panjang.
"Yaudah sini" ujar Nathan tersenyum.
***
Suasana pagi ini tidak begitu cerah. Mendung terlihat jelas di awan saat seorang gadis keluar dari rumah dengan menggunakan seragam SMA lengkap dan rapi. Itu Leyra, dia masuk sekolah hari ini. Dengan wajah yang murung tapi gadis itu selalu berusaha tersenyum, mengikhlaskan semuanya. Yang terpenting sekarang adalah harus menjadi wanita yang kuat, dan terus belajar agar membanggakan Alm. Mamanya.
Leyra membuka pintu kemudi mobilnya dan segera masuk. 23 menit lagi jam pelajaran di mulai. Tak butuh waktu lama gadis itu sudah melenggang dari pekarangan rumahnya.
Dalam perjalanan, Leyra kembali teringat surat yang ditemukan oleh Jordy di kamar tepat di meja kerja nya dan Alm. Istrinya. Itu surat untuk Leyra dan Nuel dari Anita.
Anita menulis bahwa Leyra harus terus bersama dengan Papanya dan kak Nuel. Karena hanya mereka yang bisa menjaga Leyra. Anita juga menuliskan permintaan maaf di dalam surat itu, maaf kepada Leyra dan Nuel karena belum bisa membahagiakan anaknya dan merawat nya dengan baik.
Leyra mengambil tisu, menghapus air matanya yang sejak tadi turun membasahi wajah nya.
***
Gavin memasuki kelas dengan terburu-buru. Sudah jadi kebiasaan cowok itu untuk telat sekolah.
"Huaaah, untung aja nggak telat. Bisa mati gue sama guru BK, mana tugas bahasa indonesia belum gue kerjain" ucap Gavin dan memukul dahinya pelan.
"Udah jadi tradisi lo kali, tiap hari juga telat" timpal Adam.
"Kayaknya seru ni kalau gue laporin nyokab lo, gimana?" tanya Rafka tersenyum jail.
"Enak aja, inget ya Raf, lo ngutang mie ayam sama gue" jawab Gavin.
"Sans dong bro, entar gue yang traktir lo" ucap Rafka dan kembali mendapatkan jawaban dari Gavin. Keduanya saling beradu argumen, tak ada yang mau mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHARA (COMPLETE)
Teen FictionSelamat membaca cerita tentang Nathan dan Leyra. Hi!! this is my first story. I wrote this story when I entered high school. Sorry for some mistakes in writing both the use of punctuation, the use of letters and others. 🦋🦋