ATHARA (COMPLETE)

34. Mulai melupakan

🌫Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuat mu
Kembali bersinar dan berpijar
Seperti dulu kala.🌈
(SheilaOn7- Dan)

Happy Reading!

Nathan keluar dari toilet dengan mengenakan kostum basket. Seperti biasa, hari ini ada latihan, persiapan pertandingan basket dengan SMA Harapan. Lelaki itu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Sudah beberapa hari ini, dia tidak pernah bertemu Leyra. Gadis yang selalu menyediakan minuman untuknya ketika selesai latihan.

"Kalau rindu, samperin!" celetuk Adam yang menyadari tingkah Nathan. "Jangan gengsian, ntar diambil orang!"

Nathan mendengus kesal, Adam seakan bisa membaca pikiran nya.
"Gue nggak mikirin dia!" ucapnya dan berlalu dari hadapan Adam.

Sedangkan Adam hanya menggelengkan kepala. "Gengsi dipelihara!"

Adam hendak melangkah mengikuti Nathan, langkahnya terhenti ketika mendengar suara yang memanggil namanya.

"Adam!" panggil Leyra menghampiri lelaki itu.

"Hai Ley. Lo nggak pulang?"

Leyra menggeleng. "Bentar lagi juga pulang, nitip ini buat Nathan!"

Adam menerima botol es teh yang diberikan Leyra. "Yaudah! Buat gue nggak ada?"

"Minta tu sama Indira, masa ke gue"

"Lo berdua pake pesta putus segala lagi, kan ribet jadinya!"

Leyra mencibir Adam. "Dih! Bukannya semangatin, malah ngejek. Udah sana! Nanti Nathan curiga lagi."

"Ok. Nitip salam kangen buat Indira ya!" ucapnya dan berjalan menuju lapangan, menemui teman tim nya yang sedang melakukan pemanasan.

"Lo dandan dulu? Lama banget gantinya!" celetuk Dava sambil melirik Adam.

"Gue habis beli minuman, buat Nathan!" jawab Adam bohong.

"Okkk semua, kita mulai latihannya sekarang!" suara  Mark membuat mereka mengalihkan perhatian kepada lelaki itu.

Sedangkan Nathan masih memberikan tatapan tidak suka kepada Mark. Dia berjanji suatu saat akan memberi pelajaran kepada lelaki itu.

Pak Rian membagi mereka menjadi dua tim, untuk latihan. Adam dan Nathan masuk ke tim Dava.

Sebagai informasi, Dava adalah wakil ketua osis sekaligus calon kapten basket tahun depan. Tidak heran banyak kaum hawa di sekolah itu yang menaruh hati padanya. Tapi dia tidak pernah membalasnya, Dava masih nyaman dengan statusnya sekarang.

Dia lebih memilih untuk berteman daripada berpacaran. Salah satunya adalah Dea, kakak kelas sekaligus tetangga rumah Dava. Mereka sudah bersahabat lama, bahkan ada yang mengira mereka berpacaran. Tapi nyatanya Dea sudah bertunangan dengan Mark.

***

Suasana kantin saat ini sangat sepi, menyisahkan pedagang bakso, mi ayam, ketoprak, nasi goreng dan berbagai jenis makanan lainnya. Tidak lupa juga penjual minuman.