CMWW. 60

2.2K 127 7
                                    


Sudah enam bulan berlalu, rasanya waktu berjalan begitu cepat. Semuanya terasa baik-baik saja dan terkontrol, kandungan Xiao ju hua telah memasuki bulan kesembilan, tentu saja membuat pangeran ketiga lebih berhati-hati menjaga Isterinya.

" Wangye, tolong bawa aku ke pasar, aku ingin makan pangsit dan mie dengan teh dan buah leci, " ajak Xiao ju hua manja. Walaupun perut besarnya sedikit menggangu dirinya ketika bergerak,tapi Xiao ju hua masih suka berkeliling kemana-mana dan juga akhir-akhir ini Xiao ju hua yang biasanya liar menjadi....e..e..e.. Jangan berpikir Xiao ju hua sosok yang lebih lembut dan manja tidak, tidak Xiao ju hua akan berubah menjadi semakin liar!!  Jika kau tak menaati permintaannya maka siap-siaplah lahir-batin.

"Juju, kemarin kita baru saja melakukan hal yang kau minta tadi, kau berjanji pada benwang kau akan beristirahat hari ini jika tidak maka benwang boleh mengurung dirimu, kau masih ingat? " ingat pangeran ketiga kepada Xiao ju hua yang mulai menampakkan wajah syoknya yang seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dijanjikan dirinya pada suaminya.

"Wajah kagetmu itu membuat benwang ingin menciummu sampai pingsan," ujar pangeran ketiga keluar dari topik.

" Jangan cium aku! Nanti anak kita marah lalu.. Uuuh.. Apa dia baru saja menendang? "ujar Xiao ju hua kagum, Woooooww... Menurut analisis abal-abalan Xiao ju hua anak ini masih berada di tendangan level satu, tapi Lumayanlah hanya perlu ia latih agar bisa menendang orang sampai terbang tinggi-tinggi sekali.

"Dia menendang... Biarkan benwang merasakannya,"ujar Pangeran ketiga langsung berlutut di hadapan perut Xiao ju hua kemudian ditaruhnya kepalanya perlahan-lahan ia memanggil anaknya perlahan seakan mengerti tendangan kecil mulai terasa menyahut panggilan ayahnya. Seyum lebar menghiasi wajah tampan pangeran ketiga.

"Yah..yah! Ini sangat luar biasa, "bahagia pangeran ketiga. Saking senangnya pangeran ketiga melompat-lompat sambil memukul udara dengan gembira.

"Wangye, hati-hati nanti kau bisa jatuh! "tegur Xiao ju hua dengan nada keibuan yang memesona pangeran ketiga. Rasanya hidupnya sebagai pria telah 
berhasil. Asik-asik joss!!

"Bagaimana benwang tak bahagia Juju, ini pertama kalinya benwang merasakan hal itu, "ujar pangeran ketiga mengebu-gebu.

"Kasihan kamu,kalau aku mah udah sering dengar, makanya punya keponakan dong, "bangga Xiao ju hua. Memang ini untungnya punya keponakan bisa dibangga-banggakan. Hahahahah....

Cup.. Kecupan manis di bibir Xiao ju hua membuat Xiao ju hua melototkan matanya.

"Hadiahmu, sayangku, "kekeh pangeran ketiga lalu menggendong Xiao ju hua agar Xiao ju hua tidak kelelahan. Xiao ju hua yang tiba-tiba error pun hanya bisa tersipu malu. Bahagianya...

***
"Kakek, cucumu ini menemukan sekumpulan orang aneh! Mereka ingin bertemu denganmu" teriak Jing xin memanggil kakeknya.

"Hei bocah! Jaga mulutmu siapa yang kau panggil orang aneh?" omel Ying bai kesal, yaiyalah orang ganteng,keren, waras kayak gini dibilang orang aneh. Kemanalah otak anak ini? Ckckck...

"Kakek! Cepatlah! "panggil Jing xin tanpa menggubris omelan Ying bai. Mana sempat keburu telat kalau ia ladeni, ia ada janji dengan anak buahnya untuk membahas sesuatu yang amat penting.

"Ada apa teriak-teriak? "balas kakek Jing xin kesal, namun berubah menjadi terkejut karena melihat sekumpulan orang aneh yang disebut tadi oleh Jing xin. Ya ampun bagaimana bisa cucunya menyebut mereka orang aneh?

"Tuanku, "sapa kakek Jing xin dengan raut wajah yang tak dapat terdeskripsikan. Melihat tingkah aneh kakeknya Jing xin langsung terbingung, apa yang sedang terjadi di sini?

"Apa kabarmu, kawan? "balas Ying han santai.

"Kakek, qpa kau mengenalnya? "sela Jing xin dilanda rasa penasaran.

"Kau itu bodoh atau terlampau pintar, masa kau tak bisa melihat apa mereka saling mengenal atau tidak? "omel Ying bin kesal dengan sikap aneh Jing xin.

"Ying bin, sudahlah dia memang seperti itu dari lahir, "ujar Tu jin yang langsung menembak jantung Jing xin, lalu meremas-merasnya hingga tak bersisa. Sakit...

"Kau! " kesal Jing xin, namun tertahan melihat mata sang kakek mata berbicara akan membunuhnya jika ia mengeluarkan satu kata lagi.

"Maafkan aku tuan, mari masuk dan berbicara, Jing xin ambilkan minuman dan beberapa cemilan untik tamu kita, jangan biarkan orang lain tahu tentang ini, hanya dirimu, baik? "ujar kakek Jing Xin yang langsung diangguki oleh Jing xin.

***
Hai... Halo... How are you guys?
Apa kabarnya?
Semoga sehat selalu.
Besok up lagi.. Tapi malam oke?
Love you 😘😘😘💛😘💛😘💛😘💛





Catch My Wild Wangfei (Revisi 0.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang