CMWW. 55 .

2.3K 160 10
                                    

"Sayang... Ayo bangun, Ibu akan membawamu pergi melihat taman, "suara lembut yang familiar memenuhi  telinga Xiao ju hua. Mata itu langsung terbuka takala tangan lembut itu mengelus rambut Xiao ju hua dengan penuh kasih sayang.

"Ibu... Ibu, aku merindukanmu. Kami semua merindukanmu terutama ayah, "ujar Xiao ju hua memberitahu sang ibu. Dipeluknya sang ibu dengan rindu yang sudah tersimpan bertahun-tahun.

"Iya.. Ibu tahu, Ibu juga selalu merindukan kalian. Tapi ibu tak bisa kembali, Ibu tersegel di sini kekuatan ibu tak bisa dipakai, "jelas sang ibu namun Xiao ju hua hanya bisa menatap ibunya meminta penjelasan, apa maksudnya ibunya tersegel di sini? Siapa yang menyegelnya  sampai-sampai  membuat ibunya tak berdaya di sini?  Lalu apakah ayah dan kakaknya mengetahui ini semua?

"Ibu tahu kau memiliki banyak pertanyaan, tapi waktu kita tak banyak anakku, kau harus segera bangun dari komamu,"ujarnya memberi Xiao ju hua pengertian.

"Tapi kenapa? "tanya Xiao ju hua tak paham. Tak mengerti kenapa dirinya harus cepat-cepat pergi dari sini, dia masih ingin melepas rindu dengan sang ibunda.

"Hua'er tolong, klan Itama yang menyegel ibu di sini .Kau harus segera bangun dan menghentikan semua sebelum terlambat, hati-hati  dengan kanan tangan Kaisar Qing, dia itu bahaya jangan sampai kau salah langkah, " jelas sang ibunda dengan cepat lalu memberikan Xiao ju hua cincin giok hijau yang indah.

"Pastikan kau memakainya, jangan lepaskan. Dia akan melindungimu, "kata sang ibunda, tak memberikan Xiao ju hua kesempatan untuk berbicara.

"Ibu, ini terlalu membingungkan, Aku takut gagal, "jujur Xiao ju hua kepada sang ibu.

"Dasar kau itu anak gadisku yang paling kuat, kau pasti bisa, percayalah sayang, ibu pergi dulu. Cepatlah bangun, " lalu menoyor kepala Xiao ju hua sambil terseyum geli.  Hembusan angin pelan membawa kelopak bunga  merah muda  membawa  sang ibunda pergi meninggalkan dirinya. 

****

Bola mata Xiao ju hua bergerak tak nyaman, rasanya sakit, pelan-pelan dibukanya kelopak matanya..ugh rasanya ia tak ingin melihat cahaya yang datang dari celah jendela kamar itu, karena ingin melihat keadaan, disipitkanlah matanya untuk meminimalkan cahaya yang masuk. Sudah pagi ternyata..tapi ini pagi ke berapa? Hmm... Baiklah kita taruhan ini pasti pagi ketujuh, tidak mungkin ia tidak sadar sampai sebulan.

Xiao ju hua pun menyusuri ruangan yang menjadi kamarnya, aaa... Sepertinya dia masih berada di istana kaisar Qing. Berbicara tentang kaisar Qing, Xiao ju hua tiba-tiba teringat dengan peringatan ibunya,itu nyata atau tidak ya.. Tiba-tiba Xiao ju hua mengangkat tangannya lalu terlihatlah ibu jari tangan kirinya memakai cincin giok hijau yang indah. Aku harus bisa menyelesaikan semua dengan baik.

Pintu kamar terbuka, tampaklah pangeran ketiga yang sedang membawa nampan yang berisi keperluan Xiao ju hua, wajah tampan itu terkejut takala melihat Xiao ju hua yang terduduk di kasur.

"Juju...., "lirih pangeran ketiga,nampan itu terlepas dari tangannya kaki itu berjalan dengan cepat ke arah Xiao ju hua yang menatap suaminya dengan pandangan bingung, Ada apa dengan  suaminya.

Tanpa sepatah kata pun, tangan pangeran ketiga meraih Xiao ju hua ke dalam pelukannya, nafasnya terengah-engah takut ini hanyalah sebuah mimpi indah, sadar sang suami sedang gelisah Xiao ju hua membalas pelukan sang suami, ditepuknya pelan punggung sang suami agar merasa tenang.

"Wangye... Kau baik-baik saja? " tanya Xiao ju hua namun tangannya tetap aktif menenangkan suaminya.

"Juju... Benwang... Jangan bergerak, biarkan seperti ini, "ujar pangeran ketiga pelan, tangannya kembali mengeratkan pelukannya di pinggang Xiao ju hua.

"Baiklah, pelan-pelan saja, "ujar Xiao ju hua menenangkan sang suami.

"Kau tak boleh meninggalkan benwang, kau tidak boleh pergi! "perintah pangeran ketiga dengan nada kesalnya.

"Iya-iya aku tak akan pergi kemana pun kau tenang saya, baik? "ujar Xiao ju hua menenangkan suaminya ini, mungkin terlalu kangen.

"Wangye kurasa kita harus menghentikan acara memeluk kita, aku harus mendiskusikan sesuatu kepada dirimu, "ujar Xiao ju hua terburu-buru.

"Benwang tak mau, benwang masih ingin memelukmu, kau tahu kau terbaring di kasur ini selama satu bulan lamanya, rasanya benwang bisa gila jika itu terjadi lagi, "kata pangeran ketiga kepada Xiao ju hua. Saru bulan katanya, apa telinga Xiao ju hua tidak salah ternyata dia sudah kalah dalam taruhan.

"Tapi wangye.. Ini sangat penting, tentang ibundaku, "ujar Xiao ju hua masih dalam pelukan pangeran ketiga.

"Ibu mertua katamu? Bukannya beliau sudah tiada bertahun-tahun lalu? "tanya pangeran ketiga meminta penjelasan. Karena penasaran, pangeran ketiga mengubah posisi mereka berdua agar lebih nyaman untuk berbicara, sehingga Xiao ju hua duduk menyamping dalam pangkuannya tak lupa pelukan ringan di pinggang Xiao ju hua.

Xiao ju hua mengelengkan kepalanya, lalu mengangkat ibu jarinya yang terpasang cincin giok hijau, alis pangeran ketiga terangkat tak mengerti maksud Xiao ju hua.

"Ibunda memberikannya padaku ketika aku tak sadarkan diri, "ujar Xiao ju hua memelankan suaranya takut ada penyusup ataupun mata-mata di sini, dia tak ingin orang lain tahu, kecuali suaminya.

"Ibunda juga mengatakan tentang klan Itama, kau pernah mendengar tentang klan itu? "ujar Xiao ju hua melanjutkan ceritanya.

"Dan juga kita harus berhati-hati dengan tangan kanan kaisar Qing, apa kau tahu alasannya kenapa orang itu ingin menyerangku? " tambah Xiao ju hua lagi.

"Kita akan membahasnya nanti, sekarang kau harus membersihkan dirimu, ayo! " kata pangeran ketiga tanpa basa-basi lagi, pangeran ketiga mulai membuka pakaian Xiao ju hua, Xiao ju hua langsung terkejut melihat tindakan barbar suaminya, jangan-jangan ini bukan suaminya?

"Hei, apa yang kau lakukan? Ini memalukan, "pekik Xiao ju hua malu, wajahnya memerah memberikan kesan hidup bagi kulit yang masib pucat itu.

"Wangfei tak perlu takut, benwang sudah berpengalaman, "ujar pangeran ketiga percaya diri namun terdengar ambigu.

"Apa maksudmu dengan pengalaman itu?" tanya Xiao ju hua ingin memperjelas pengalaman apa yang dimiliki sang suami.

"Wangfei tahu benwang yang memandikan wangfei setiap hari, jadi benwang sudah berpengalaman disini, "ujar pangeran ketiga menjawab pertanyaan Xiao ju hua dengan begitu lugas dan enteng.

"Kau, kenapa tak membiarkan pelayan melakukannya? Dimana tiga lusin pelayan itu? Ini sangat memalukan, "ujar Xiao ju hua malu tangannya mencengkram bajunya takut sang suami mengambil tindakan tiba-tiba.

" Benwang tak ingin orang lain menyentuh wangfei, pokonya mulai hari ini sampai seterusnya benwang yang akan memandikan wangfei dan wangfei harus menerimanya tanpa menolak, ingat janji wangfei,oke?" kata pangeran ketiga tak memberikan Xiao ju hua kesempatan untuk berkomentar. Tangannya mengeser tangan Xiao ju hua dari pakaiannya, lalu dibukanya pakaian Xiao ju hua sehelai demi sehelai sampai Xiao ju hua benar-benar polos, seluruh tubuh Xiao ju hua memerah, apalagi wajahnya pangeran ketiga terlihat senang dengan reaksi yang ditunjukan Xiao ju hua, rasnya senang melihat Xiao ju hua merespons dirinya tidak seperti hari-hari yang lalu.

"Baiklah ayo kita ke dalam bak dulu, " ujar pangeran ketiga lalu menggendong Xiao ju hua ke dalam bak, lalu ia juga ikut melepaskan pakaiannya membuat Xiao ju hua gelagapan melihat apa yang sedang tersaji di depan matanya, yah ampun tolong pemandangan kotak-kotak ini sulit untuk ditolak Xiao ju hua.

" Ayo mandi! "ujar pangeran ketiga senang.

Apa-apaan ini?

***
Hai.. Hai..  Apa kabar........
Semoga sehat selalu....
😍😍😍😍😍
Bye.......




Catch My Wild Wangfei (Revisi 0.1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang