"To ... long, tolong aku."
Rintihan seorang gadis, yang berada di atas ranjang. Ia menunduk mengibaskan tangan ke wajahnya, yang terlihat memerah seperti menahan sesuatu.
"HAHAHA!"
Semua yang ada di ruangan menertawakan gadis tersebut.
"Benar-benar gadis bodoh, kenapa masih ada gadis yang selugu lo, Aya?"
Seorang laki-laki melangkahkan kaki menuju gadis itu, setelah berdiri di dekatnya, ia menatapnya tajam, lalu menarik kasar dagunya agar menatap matanya.
"Benar. Benar. Bodoh."
Gadis tersebut menatap tak percaya tepat pada manik mata lelaki itu.
"Ck, lo pikir semua orang itu baik? Lo pikir semua orang kayak lo? Terlalu lugu, dan bodoh untuk dipermainkan."
"HAHAHA!"
Semua yang ada di ruangan kembali menertawakannya, setelah laki-laki itu menghempas kasar dagunya.
Gadis itu sangat tidak percaya dengan apa yang ia lihat, dan rasakan saat ini. Dia benar-benar kehilangan tenaga, hanya untuk bernapas walau sedetik.
Perlahan ia menggerakkan netranya melihat sekeliling ruangan, matanya terbelalak tak percaya, dengan tangan membekap mulutnya.
"Ke-kenapa? Ken–"
"Kenapa apa Sayang? Kamu kaget ya? Maafin aku ya, Sayang. Ck, sayangnya itu palsu! Lo pikir, gue mau jadi pacar lo yang cuma gadis cupu? MIMPI!"
Laki-laki itu menunjuk gadis tersebut dengan telunjuknya, sambil berteriak diakhir kalimatnya.
Gadis itu semakin tak percaya, dengan apa yang dikatakan laki-laki dihadapannya.
Laki-laki yang telah mengisi hatinya hampir setahun ini.
"Hahaha! Aya ... Aya, lo benar-benar gadis bodoh! Lo pikir, gue mau temanan ups, sahabatan sama lo?! Ck, yang benar aja, gue mana sudi!"
Sentakkan suara yang sangat ia hafal betul siapa pemiliknya, mengucapkan kalimat yang membuat tubuh gadis itu membeku. Ia tidak habis pikir, sahabat yang seperti keluarga baginya, mengkhianati dan menyakitinya sedemikian rupa.
"Mikir pake otak lugu lo itu! Jangan dipake cuma belajar doang! Pake otak lo juga, buat ngeliat sekitar lo, Aya!"
"Lo cuma tameng bagi gue, sama pacar lo. Ups bukan, PACAR GUE, JUAN." tutur gadis itu, sambil memeluk lengan laki-laki yang sebelumnya berbicara dengannya, dan terlihat kepulan asap dari bibir laki-laki itu.
"Ta-tameng? Pa-pacar?" tanya gadis itu memastikan, namun jauh di dalam lubuk hatinya, ia berharap semua ini hanya mimpi.
"Iya, lo itu cuma tameng, buat hubungan gue sama Juan."
"Kita sengaja manfaatin keluguan lo! Membuat lo sebagai pacar publik Juan, sedangkan pacar realnya Juan, itu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAINS & SOS [✓]
Teen Fiction[ DISARANKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] ••• "Gue fobia sama anak IPS!" "Kenapa lo fobia sama gue?" "Lo siapa?" "Gue fobia lo." "Lo anak IPS?!" "Kenapa lo alergi anak IPS?!" "Bukan urusan lo!" "Ini urusan gue, karena gue anak IPS." "GUE BAKAL BIK...