60 : SEPARATION [END]

454 30 189
                                    

"Aku ga nyangka banget, Ay. Kelas kita bisa menang dari mereka." ucap Bila sambil mengaduk teh es nya.

Vaya tersenyum kecil, lalu meringis pelan. "Berarti aku sama sekali ga bantu kalian dong."

Gadis berkuncir kuda itu angkat suara. "Lo malah ngebantu banget, Ay. Di awal-awal kan cuma elo yang berhasil nyetak poin. Kelas mereka tinggal jauh."

"Awalnya gue mikirnya lo ga bisa main basket, Ay. Tapi, ternyata malah pro banget dari gue masa." tambah gadis yang menjadi tim cadangan tadi.

Vaya terkekeh pelan. "Aku memang bisa main basket, tapi udah lama ga main lagi, makanya rada grogi dikit. Sampai hilang fokus juga tadi kan."

Mereka mengangguk menyetujui.

"Yang gantiin lo tadi si Bila, Ay. Tapi gara-gara ni anak emosi, ga terima ngeliat lo di dorong sama saudari nya sendiri. Makanya dia bikin pelanggaran." tutur gadis itu kembali.

"Ga usah dengerin si Rara, Ay. Dia emang suka melebih-lebihkan kalau bicara." ucap Bila sambil meneguk minumannya.

"Apaan, emang gitu kok faktanya. Lo sengaja tadi kan, nyenggol bahu Bela. Malah bikin tuh anak jatuh kesungkur. Lo malah kena kartu merah jadinya, dan gue yang gantiin lo. Emang gitu kan, Guys?" tutur Rara sambil menatap teman-temannya yang lain.

Mereka mengiyakan perkataan Rara.

"Gue terbawa suasana, mama sama anak sama saja." gumam Bila.

"Hmm, Bela saudari kamu, Bil?" tanya Vaya hati-hati. Ketika ia mendengar kata saudari, dari perkataan Rara tadi.

Bila menatap Vaya sejenak, lalu gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Dunia memang sempit ya," gumam Vaya pelan.

"Bela anak nya bokap sama selingkuhannya," ucap Bila enteng.

Vaya menatap Bila tak enak.

"Ga usah ngeliat aku kayak gitu, Ay. Gapapa kok. Memang itu adanya."

"Maaf ya, Bil."

Bila mengangguk. "It's okay. Bokap aku selingkuh saat Nyokap aku hamil dua bulan, yang berarti tengah mengandung aku. Nyokap ga tau awalnya di selingkuhi. Tapi, yang namanya bangkai, sejauh apapun disembunyikan, pasti tercium juga kan?"

"Ternyata Mama nya Bela, pacar Bokap." tambah Bila sambil meneguk minumannya.

"Mereka pacaran jauh sebelum di jodohkan sama, Nyokap. Dan Bela, lahir duluan dari aku."

Bila terkekeh pelan. "Mereka datang waktu perayaan ulang tahun aku yang ke sepuluh tahun. Bokap memperkenalkan ke semua orang, bahwa Bela adalah kakak ku. Kamu tau Ay? Itu adalah kado yang paling mengesankan, yang pernah aku dapatkan hingga sekarang."

Vaya menatap Bila sendu. Ternyata  masing-masing orang, memiliki kehidupan yang begitu memperihatinkan.

Belum Yana yang kehidupannya masih abu-abu di mata Vaya. Sekarang, fakta kehidupan Bila yang begitu menyedihkan di dengarnya.

"Satu hal yang paling aku benci. Nyokap tau selama ini Bokap selingkuh, Bokap masih berhubungan sama pacarnya. Tapi, Nyokap tetap bertahan dengan perasaannya, berharap Bokap menyadari perasaannya yang tulus. Tapi, pada akhirnya semua sia-sia. Nyokap menghembuskan napas tepat di hadapan ku, tanpa Bokap tentunya. Dengan senyuman hangatnya, dia berkata, jangan membenci Bokap."

Mereka setia mendengarkan penuturan gadis itu. Karena hari ini, mereka benar-benar melihat sisi lain dari Bila.

"Bokap tidak datang ketika Nyokap di kebumikan. Kamu tau Ay, mereka kemana? Mereka ternyata menghabiskan waktu bersama, bertiga, di luar negri."

SAINS & SOS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang