52 : MAINTAIN A DISTANCE

329 39 220
                                    

Seorang gadis melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari mobil.

Gadis itu melangkahkan kaki, sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya.

Semua mata menatapnya dengan pandangan kagum, dan penuh tanda tanya.

Namun gadis itu, mengabaikan semua bisikan dan tatapan dari sekitarnya.

Bahkan ia mengeluarkan headset dari tas kecilnya.

Tas yang tidak layak digunakan untuk bersekolah, karena ukurannya yang hanya menampung dompet, ponsel, dan dua buah buku tulis tipis.

Gadis itu memasang headset ke telinganya, setelah ia sambungkan ke ponselnya.

Sesampainya di kelas, gadis itu meletakkan tas nya di meja bagian depan.

Dia mengabaikan seluruh tatapan terkejut dari teman-temannya.

"Va-ya, ka-kamu kenapa kayak gini?" tanya Yana yang sedari tadi mengikuti gadis itu ketika baru turun dari mobil.

Vaya menatap Yana sekilas, lalu mengabaikannya.

Yana meletakkan tas nya di samping Vaya, sebelum ia menjatuhkan tubuhnya di kursi. Tas nya sudah berada di lantai.

Yana menatap Vaya tak percaya, gadis itu lah yang menepis tasnya hingga jatuh ke lantai.

"Ka-kamu kenapa, Vay?" tanya Yana sambil mengambil tas nya.

Vaya menatap Yana dingin. "Gue alergi sama orang munafik."

Yana tersentak, begitupula teman-teman sekelas mereka.

Walaupun Vaya baru dekat dengan mereka, tapi mereka tau gadis itu adalah gadis baik.

Namun hari ini, sisi yang tidak pernah mereka lihat dari gadis itu, membuat mereka tak percaya.

"Ka-kamu kenapa, Vay? Siapa yang munafik?" tanya Yana sambil memegang tangan Vaya.

Vaya menepis kasar genggaman tangan Yana padanya.

"GUE UDAH BILANGKAN! GUE ALERGI ORANG MUNAFIK! LO DENGAR GA SIH!?"

Setelah berteriak, Vaya meninggalkan Yana yang terpaku menatap tangannya yang baru saja ditepis kasar oleh gadis itu.

Bila mengusap pelan bahu Yana, sehingga membuat Yana tersentak kecil.

"Sabar, Yan. Sepertinya Vaya sedang ada masalah, jangan diambil hati ya?"

Yana terdiam sesaat, dia baru ingat. Gadis itu salah paham dengannya, dan Dito.

"Thanks ya, Bil." balas Yana sambil melangkahkan kaki menyusul Vaya.

Bila menatap kepergian Yana dengan tatapan sulit diartikan.

"Gue mau ngomong," ucap Alex sambil menarik lengan Bila keluar kelas.

"Lepas!" sentak Bila, sambil berusaha melepaskan cekalan tangan Alex.

Alex seakan menutup telinganya, dia tidak memperdulikan penolakan gadis itu.

Sedangkan teman-teman sekelas mereka, terdiam menyaksikan semuanya.

"Ini gimana sih? Gue ga paham sumpah."

"Baru kemaren perasaan kelas kita aman, tentram."

"Kalau Bila sama Alex sih, udah biasa berantem. Tapi, Vaya gue baru ngeliat dia kayak gitu anjir! Seram."

"Tapi doi cantik banget ya, ga?"

"Buset, gue terpana anjir!"

"Husss! Giliran yang bening aja lo terpana! Dasar fakboi!"

SAINS & SOS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang