45 : THE OTHER SIDE

354 40 113
                                    

⚠️Mengandung kekerasan⚠️
Bijak dalam membaca !

🍁🍁🍁

Tawa dari seorang laki-laki, memenuhi ruangan gelap itu.

"Cuih! Lo minta ampun sama siapa, brengsek?!" tutur Dito setelah meludahi wajah laki-laki yang tengah terkapar lemas di bawah kakinya.

Tidak ada jawaban dari mulut laki-laki itu, hanya terdengar suara rintihan tertahan dari mulutnya.

"Gue ga suka didiemin!" teriaknya sambil menginjak kuat perut laki-laki itu.

"Akh!!" teriak laki-laki itu sambil terbatuk-batuk, menyemburkan darah dari mulutnya.

Dito berjongkok di dekat wajah laki-laki itu, dia menelisik menatap seluruh permukaan wajahnya.

Pipi yang lebam dan membengkak, sobekan lumayan besar di salah satu sudut bibirnya, matanya yang menyipit karena kelopak matanya membengkak.

Lalu, Dito menurunkan tatapannya menatap leher laki-laki itu.

Di sana terdapat robekan panjang dan cukup dalam dari rahang sebelah kanan menyerong ke dada sebelah kiri.

Darah masih mengalir dari sana, bahkan kaos putih yang dipakai laki-laki itu, setengahnya sudah berwarna merah.

"Ck, udah? Segini doang tenaga, lo!? baru juga setengah tubuh yang gue lukai, udah K.O gitu aja? Banci, lo!"

Laki-laki itu berusaha membuka matanya, lalu menatap Dito dengan tatapan lemahnya.

"Se-pupu ...," ucapnya lirih. Namun, dipotong oleh Dito. Laki-laki itu bangkit dengan cepat, lalu menendang keras paha laki-laki itu.

"Gue bukan sepupu lo anjing!"

Laki-laki itu berguling sedikit, sehingga sekarang dia dalam posisi menelungkup.

"Setelah apa yang lo lakuin, masih bisa lo panggil gue sepupu?" tanya Dito berjalan mendekatinya. Lalu kembali berjongkok tepat di depan wajah laki-laki itu yang sekarang berusaha mendongakkan wajahnya menatap Dito.

"Ck, Juan ... Juan. Jangan munafik makanya! Udah gue beri kesempatan, tapi lo sia-sia in gitu aja! Lo pikir kesempatan buat lo itu beribu-ribu, heh!?" tanya Dito sambil menepuk-nepuk pelan pipi lebam Juan.

Dito menarik smirknya, dan menarik keras rambut Juan lalu dia dorong dengan kuat ke lantai.

"Bahkan neraka sekali pun, ga menginginkan lo Juan! Lo ga pantes dimana-mana!"

"AKH!!" teriak Juan ketika hidungnya menyentuh, kerasnya lantai.

Dito kembali menarik rambut Juan, agar mendongak menatapnya.

Darah mengalir deras dari hidung Juan. "Hidung yang patah, belum seberapa dengan hatinya yang hancur."

"Apa lo pernah mikirin perasaan dia, ketika lo hampir saja merenggut apa yang berharga baginya, hah!? Jika saja lo berhasil merenggutnya, apa lo pernah mikirin perasaan dia!? Lo laki-laki paling brengsek yang gue temui, Juan!"

Hampir saja Dito kembali melayangkan tinjunya, namun ditahan oleh sebuah tangan.

"Udah Dit, gue ga mau lo jadi pembunuh." ucap Kenzi sambil menarik kasar tangan Dito.

"Lepas brengsek!" teriak Dito sambil menyentak keras cekalan tangan Kenzi.

Namun, Kenzi kembali mencekal tangan Dito lalu dia bawa ke belakang tubuh Dito. Kenzi pun mengunci setiap pergerakan Dito, sehingga Dito tidak bisa berbuat apapun saat ini.

SAINS & SOS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang