47 : HAPPINESS IS SIMPLE

385 41 170
                                    

Vaya turun dari mobil Reza, lalu memandang rumah lumayan besar di depannya. Dari luar, terlihat asri dan sejuk.

Gadis itu tersentak ketika merasakan tepukan pada bahunya.

"Ga usah dikagetin segala, bisa!?" ketus Vaya sambil melangkahkan kakinya mendekati pagar yang menjulang tinggi.

Reza terkekeh pelan, lalu ikut melangkahkan kaki mendekati Vaya.

Laki-laki itu membuka pagar sendiri, lalu kembali melangkahkan kaki mendekati mobilnya.

"Ga mau masuk?" tanya Reza sambil menatap Vaya sejenak, lalu melirik ke mobilnya.

Vaya menatap laki-laki itu sejenak, lalu menggeleng pelan.

Untuk masuk ke dalam rumah, apa ia harus masuk dengan mobil dulu?
Ayolah, dia tidak senorak itu.
Dia bisa berjalan ke dalam.

Reza mengangkat bahunya, ketika menerima penolakan dari Vaya.

Vaya melangkahkan kaki ke dalam, lalu menatap pekarangan rumah yang sangat memanjakan mata.

Kalian tentu ingat, Vaya itu penggemar aesthetic. Terutama tanaman, ia salah satu pencinta flora.

"Eh," ucap Vaya ketika kakinya tidak sengaja menginjak boneka barbie.

Gadis itu mengulurkan tangannya mengambil boneka barbie tersebut.

"Huaaa!! Boneka Dea jadi kotol hiks ... hiks. Bunda!! Huaaa!!" tangis seorang bocah perempuan, sambil memukul pelan kaki Vaya.

Vaya terkesiap ketika bocah itu langsung menubruknya, sambil memukul tulang keringnya.

"Ehh, Dea! Kamu ngapain pukulin Tante Vaya?" ucap Reza sambil berjongkok di hadapan bocah yang ia panggil dengan sebutan, Dea.

Laki-laki itu menahan tangan Dea, lalu memeluk bocah itu.

"Kamu ga boleh gitu sama Tante Vaya, sekarang minta maaf ya? Tante itu ga sengaja nginjek boneka, Dea."

Vaya mengerti, kenapa bocah itu memukulnya. Karena boneka yang tengah ia pegang, adalah boneka milik bocah tersebut.

Vaya memposisikan dirinya sejajar dengan Dea, lalu menarik tangan gadis itu pelan.

"Maafin Tante ya? Tante benar-benar ga sengaja. Tante ga tau, di sana ada boneka kamu. Maafin Tante, ya?"

Dea menatap Vaya tajam, menghempaskan cekalan tangan Vaya.

Sebenarnya tenaga bocah itu tidak kuat, tapi Vaya sengaja berpura-pura lemah dihadapannya. Maksud Vaya ingin menggoda bocah itu.

"Dea! Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu!?" ucap Reza sedikit meninggikan suaranya.

Dea terkejut mendengar suara Om nya, tubuhnya bergetar, isak tangis mulai keluar dari mulutnya.

Vaya menarik bocah itu ke dalam dekapannya, lalu mengusap sayang punggungnya.

"Orang cantik ga boleh nangis, kalau nangis jadi jelek."

SAINS & SOS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang