50 : NO NEWS

335 38 109
                                    

"Lo liat, Lavanya?" tanya Dito menatap Alex yang kebetulan keluar dari kelas.

Alex menggelengkan kepalanya, "engga."

Dito berdecak, lalu mencari Vaya dimana-mana. Namun nihil, dia tidak menemukan persepsi gadis itu dimanapun.

"Aghh!! Kamu dimana sih, Ya!?" ucap Dito khawatir.

Kenzi dan Kenzo pun mendekati Dito yang terduduk di salah satu bangku di kantin.

Dito mendongakkan wajahnya, lalu menatap mereka berdua penuh harap.

"Gimana? Cewek gue ketemu?"

Kenzi menggelengkan kepalanya.

"Engga Dit, bahkan ga ada yang ngeliat Vaya dimana-mana." ucap Kenzo ikut duduk di sebelah Dito. Sedangkan Kenzi, duduk di hadapan Dito.

"Kamu dimana sih, Ya? Aku benar-benar khawatir."

"Lo udah tanya Yana?" tanya Kenzi.

Dito menganggukkan kepalanya. "Yana bilang, dia nyusulin Bila, teman mereka."

"Bila?" gumam Kenzo, dia merasa tak asing dengan nama itu.

"CCTV," ucap Kenzi tiba-tiba.

Tanpa sepatah katapun, Dito melangkahkan kakinya cepat menuju ruangan CCTV.

Kenzi dan Kenzo pun ikut menyusul.

"Gimana?" tanya Kenzi ketika sampai di sebelah Dito, yang sedang mencari rekaman beberapa jam sebelumnya.

"Shit!" umpat Dito menatap layar komputer.

Layar tersebut menampilkan gadisnya, yang tengah berdiri lumayan jauh dari tempatnya berada.

Dan betapa kagetnya Dito, ketika gadisnya jatuh pingsan namun ditangkap oleh seorang laki-laki.

"Reza!? Brengsek! Berani-beraninya dia nyentuh cewek gue!?"

Dito bangkit dari duduknya, lalu menendang pintu dengan keras.

"Tahan, Dit. Dia nolongin Vaya, ga mungkin juga dia ngebiarin Vaya tergeletak di sana." tutur Kenzo sambil menahan bahu Dito.

Dito mengepalkan tangannya, dan mengeraskan rahangnya.

"Gue tetap ga terima, Zo! Jelas banget dia nyari kesempatan dalam kesempitan."

"Benar kata Kenzo, Dit. Jangan gegabah, semua ga harus diselesaikan dengan kekerasan. Lagian sekarang yang harus lo urus itu, Lavanya. Kalau lo emosi kayak gini, malah semakin memberi dia peluang untuk semakin dekat dengan nya." tutur Kenzi sambil berlalu meninggalkan Dito dan Kenzo.

"UKS, yuk?" ajak Kenzo sambil menggandeng tangan Dito.

Dito mendengkus atas perlakuan Kenzo padanya, setelahnya dia menarik senyumnya tipis.

Di lain sisi, Reza telah meletakkan tubuh Vaya di salah satu bed.

Hanya ada mereka berdua di sana, karena saat ini masih di jam pelajaran.

Reza melepaskan sepatu dan kaos kaki Vaya dengan hati-hati. Lalu merapikan kerudung Vaya yang sedikit tertarik ke belakang, ketika dia menggendongnya.

Reza melangkahkan kaki mengambil minyak angin, ia oleskan sedikit ke hidung gadis itu. Lalu ia usap ke tangannya, dan dipijat kan ke kening Vaya.

Laki-laki itu menghentikan pergerakannya, dia menatap dalam wajah damai Vaya. Tanpa sadar, dia mengelus pipi Vaya pelan.

"Cantik," gumamnya.

"Kenapa gue baru sadar, kalau lo secantik ini, Vaya."

Vaya menggerakkan matanya, sedangkan Reza yang masih memandang wajah Vaya pun, spontan menarik tangannya cepat, sebelum gadis itu tau apa yang tengah ia lakukan.

SAINS & SOS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang