20 : UNINVITED GUESTS

544 114 46
                                    

Kekehan dari sebelahnya membuat Vaya mendengus kesal.

Siapa lagi jika bukan Dito, makhluk yang tidak di ketahui spesies apa dirinya?

"Kenapa lo malah mampir ke rumah gue?" tanya Vaya pelan, dengan nada tidak suka.

Dito melirik Vaya sekilas lalu menyeringai, "bertamu ke rumah mama mertua apa salahnya?"

Vaya melotot, lalu melemparkan bantal sofa ke wajah Dito. Bukannya mengaduh, laki-laki itu malah terkekeh geli.

Benar-benar gila bukan?

"Gila ya lo, yang ngajak lo bertamu ke rumah gue siapa!? Gue ngusir lo, dengan ga tau dirinya lo malah nyelonong masuk ke rumah gue!" balas Vaya ketus.

Dito tersenyum lebar, "ooh ... lo ngusir gue? Gue pikir lo ngajak masuk."

"Haduh ... asik banget ya, Mama ketinggalan apa nih?" tanya Mama Yuri, sambil membawa beberapa cemilan, dan minuman.

"Engga Ma, kita cuma ngobrol ringan doang." balas Dito dengan mempertahankan senyumannya.

Benar-benar menyebalkan laki-laki ini, dengan seenaknya dia memanggil mama Vaya, sebagai mamanya sendiri.

Vaya mendengus kesal, hari ini benar-benar hari yang paling menyebalkan dalam hidupnya.

"Mari di makan Nak Dito," tutur Mama Yuri, yang diangguki semangat oleh Dito.

Mereka berdua asik berbincang dan mengabaikan Vaya, gadis itu mendengus kesal, lalu berdiri. Sehingga membuat, kedua orang yang asik berbincang itu, menatapnya penuh tanda tanya.

"Vaya ke atas dulu Ma, gerah." ucap Vaya menatap mama nya lembut, dan beralih melirik Dito tajam.

"Ya sudah, kamu mandi trus ke bawah ya kalau udah selesai, masakan Mama hampir jadi soalnya."

Vaya mengangguk, dan melangkah menaiki tangga.

Sepeninggalan Vaya, Dito semakin mengakrabkan diri dengan Mama Yuri, bahkan mereka berbincang akrab sesekali tertawa keras seperti saling mengenal lama.

Vaya yang berada di kamar, semakin kesal dibuatnya.

Kenapa Dito mencari perhatian mamanya? Apa niat laki-laki itu sebenarnya?

Setelah membersihkan dirinya, Vaya mengenakan celana kulot dan kaos kebesaran, lalu memakai kerudung instan.

Karena tidak mendengar suara keributan di bawah, ia menghembuskan napas lega.

Syukurlah laki-laki itu telah pulang, ia pun bergegas keluar kamar, dan menuruni anak tangga.

Di ruang tamu tidak ada mamanya, ia melangkahkan kaki ke ruang makan, Vaya melotot matanya kaget.

Yang bener saja, laki-laki itu malah dengan santainya duduk di kursi makan yang biasa ia tempati.

Vaya melangkahkan kakinya cepat ke arah Dito, ia menarik kasar lengan Dito. Dito yang terkejut tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya, dan menubruk tubuh Vaya.

Sehingga mereka berdua terjatuh, dan saling bertatapan. Posisinya Vaya berada di bawah, dengan Dito di atas.

Telapak tangan Dito berada di belakang kepala Vaya, dan satu tangannya lagi menyangga tubuhnya agar tidak menghimpit Vaya.

Vaya merasakan jantungnya berdegup kencang, apa ia akan kambuh? Tapi detak jantung ini terasa berbeda, dan Vaya merasakan wajahnya memanas. Setelah mendapatkan kesadarannya, dia mendorong dada Dito agar menjauh darinya.

Namun tenaganya tidak cukup, untuk mendorong makhluk di atasnya. Karena Dito, malah memberatkan badannya pada Vaya. "Awas! Minggir dari atas gue! Cowok gila!"

SAINS & SOS [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang