🍁Ti Amo Vella

52.7K 3.6K 176
                                    

'Semarah marahnya aku sama kamu. Hati aku selalu sakit kalo liat kamu nangis. Apalagi itu karena aku'
-Arjuna-


oo0oo

Arjuna mencengkram erat pergelangan tangan Vella dan menarik ke arah apartemen-nya.

"Jun,sakit"lirih Vella. Ia yakin tangannya membiru.

Dengan cepat Arjuna memasukkan pasword apartemen-nya dan masuk tidak lupa mengunci apartemen-nya dengan sidik jari supaya Vella tidak bisa keluar.

Keamanan sidik jari itu hanya bisa untuk Arjuna seorang.

"Mandi"ujar Arjuna. Yang sepertinya sebuah perintah yang tidak boleh Vella bantah.

"Jun.."

"Mandi Vel"

Vella akhirnya menurut dan berjalan ke arah kamar mandi yang terdapat di dalam kamar mereka.

Saat Vella sudah masuk ke dalam kamar Arjuna menghempaskan tubuhnya ke sofa panjang dan memijit pelipisnya.

Ia mengambil handphone-nya lalu menekan kontak seseorang.

Reihan.

Suruh adeklu jauhin istri gw.
(Send)

Arjuna menoleh ke arah pintu kamar yang di buka oleh Vella dari dalam.

Terlihat Vella yang sudah segar dengan kaos pink polos dan hotpants berwarna putih. Bahkan rambutnya masih sedikit basah.

"Kenapa gak di keringin sekalian rambutnya hm?"ujar Arjuna sambil menuntun Vella untuk duduk di sofa yang sama dengannya.

Arjuna bangkit lalu mengambil handuk kecil dari dalam lemari dan mengusap pelan rambut Vella yang panjang.

Wangi strawberry tercium jelas oleh indra penciumannya.

Saat di rasa sudah kering. Arjuna menyisir pelan rambut Vella.

Vella yang mendapatkan perhatian seperti itu hatinya sedikit meleleh.

Siapa yang gak meleleh di perlakuin kaya gitu apalagi lembut banget coba. Vella juga cewek yang bisa ngerasain baper.

Arjuna kembali duduk di samping Vella lalu menatap Vella datar.

Wajah lembutnya hilang entah kemana. Rahangnya mengeras saat mengingat Vella yang asik mengobrol dengan Rendy. Orang yang juga ia anggap sebagai adiknya.

"Tadi ngomong apa aja sama Rendy?"

Vella mengumpat dalam hati. Ia kira dengan perlakuan Arjuna yang lembut tadi Arjuna akan melupakan masalah di restoran tadi.

"Cuma perkenalan"cicit Vella sambil menundukkan wajahnya tak berani menatap wajah datar Arjuna.

Arjuna berdecak.

"Tatap aku kalo aku lagi ngomong Vella!"

Akhirnya dengan keberaniannya Vella mengangkat wajahnya dan menatap Arjuna yang juga menatapnya.

Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang