Pagi ini Vella sudah siap dengan pakaiannya yang cukup simple untuk pergi ke kampus.
Ia memakai rok kotak kotak selutut berwarna merah,kaos hitam,jaket levis dan sepatu putih.
Rambutnya yang ia ikat menjadi satu namun ia menyisahkan sedikit rambutnya.
Setelah kejadian kemarin membuat Vella maupun Arjuna sama-sama bungkam. Tak berniat membuka mulut mereka sama sekali.
Vella tau Arjuna masih marah atas perkataannya kemarin. Di lihat dari tatapannya yang tajam,rahang mengeras dan wajahnya tanpa ekspresi.
Setelah menyelesaikan sarapannya. Arjuna mengambil kunci mobil dan pergi ke kantor begitu saja tanpa embel-embel mencium Vella ataupun menggoda gadis itu.
Arjuna masih marah.
Vella menghembuskan nafasnya. Ia menatap kepergian Arjuna dengan pandangan bersalah.
Seharusnya ia tak berbicara seperti itu kemarin. Tubuhnya sakit semua akibat Arjuna menyerangnya habis-habisan semalam.
Vella mengambil tas-nya. Men-cek apakah ada barang yang ketinggalan atau tidak. Serasa tidak ada yang ketinggalan Vella mengambil kunci mobil-nya dan berangkat ke kampus.
Arjuna
Nanti siang aku ke kantor
(Send)
Vella menatap layar handphone-nya yang mendandakan ceklis dua biru. Chat-nya hanya di read. Sialan.
Vella harus memikirkan matang-matang rencana apa supaya Arjuna tidak marah lagi.
Tak mau telat di jam pertama-nya Vella langsung menyalakan mesin mobil-nya dan menjalankannya menuju kampus.
oo0oo
Arjuna menatap datar layar handphone-nya yang menampilkan notifikasi dari Vella,istrinya yang sengaja hanya ia read.
Arjuna ingin Vella tau bahwa ia tak mau kehilangan gadis itu sedetik pun.
Vella tak bahagia. Arjuna juga harus merasakan apa yang di rasakan Vella. Begitupun sebaliknya.
Arjuna menghembuskan nafasnya lelah.
Sebenarnya ia tak ingin melakukan hal ini. Dirinya terlalu lemah tanpa kehadiran Vella.
Ia rindu Vella. Namun kejadian semalam membuat sisi hatinya terluka. Vella ingin melepasnya.
Sial.
Mengingat kejadian semalam membuat emosinya kembali naik.
"DERI!"
Tangan kanan Arjuna yang selalu stay di ruangan-nya membungkuk hormat.
"Iya tuan"
"Cari siapa tangan kanan istri saya!saya mau informasi itu sudah sampai pada saya secepatnya"
"Baik tuan"
Arjuna menyenderkan tubuhnya pada kursi besar miliknya. Ia memejamkan matanya.
Deri sudah keluar setelah Arjuna memberikannya pekerjaan untuk mencari tau siapa tangan kanan nyonya-nya.
Sekarang Deri paham bahwa yang membuat mood Tuan-nya buruk hari ini adalah karena Nyonya-nya.
oo0oo
Vella menatap dosen di depannya dengan pandangan mengantuk.
Entahlah Vella merasa dirinya menjadi tak fokus gara gara masalah semalam.
Dosen di depannya menjelaskan tentang apa Vella tak tau. Mungkin nanti ia akan meminjam catatan teman kelas-nya.
"Baiklah kelas-nya sampai di sini. Saya pamit undur diri"
Akhirnya kelas-nya berakhir. Vella menenggelamkan wajahnya di tumpukan kedua tangannya.
"Nih"
Seseorang memberikan buku catatan-nya. Vella mendongakkan wajahnya menatap laki-laki yang merasa tak asing baginya.
"Rendy?"
Rendy tertawa pelan melihat keterkejutan Vella.
"Baru sadar gua satu fakultas sama lu?"
Dengan bodoh-nya Vella mengangguk polos.
Rendy mengacak rambut Vella gemas.
"Nih gua pinjemin buku catatan gua soalnya lu daritadi ngelamun mulu. Kalo ada masalah sama bang Juna selesaiin baik-baik. Masalah gak akan selesai kalo kalian mentingin ego kalian masing masing" ucap Rendy panjang kali lebar.
Vella terdiam sebentar.
"Muka gua ketara banget ya ada masalah sama Arjuna?"
Pertanyaan Vella membuat Rendy berdecak gemas.
"Iya!muka lu tuh muka muka kurang belai-an!"
"Sialan!"
Rendy tertawa kencang melihat ekspresi marah Vella.
"Dah ah mau ke kantin dulu,ikut gak?"ucap Rendy menawarkan.
Vella menggeleng.
"Gua ada janji mau ke kantor Arjuna"
Rendy menganggukkan kepala-nya tanda mengerti.
"Yaudah gua duluan. Jam 02.00 jangan lupa balik lagi ke kampus!ada kelas lagi"
"Siap bos!"
oo0oo
Tak butuh waktu lama Vella memarkirkan mobil-nya rapih di parkiran khusus mobil.
Vella keluar dari mobil-nya dan berjalan santai memasuki perusahaan Arjuna.
Dilihatnya resepsionis pengganti Qersy tersenyum ramah padanya.
Vella merasa perempuan di depannya ini adalah perempuan baik-baik di lihat dari pakaiannya yang sederhana.
Vella membalas senyuman resepsionis tersebut dengan senyuman manis.
"Arjuna-nya ada?"tanya Vella tanpa embel-embel 'Pak'.
"Ada Nyonya"jawab resepsionis itu sopan.
Vella mengucapkan terima kasih lalu masuk ke dalam lift dan menuju ke ruangan Arjuna.
Tring!
Suara notifikasi membuyarkan lamunan-nya. Ia mengumpat kesal saat membaca pesan dari tangan kanan-nya.
Ia membaca pesan tersebut berulang kali takut ada yang menyelip hingga tak terbaca.
Nyonya Vella,Tuan Arjuna ingin mencari tau siapa yang membantu Nyonya Vella sekarang.
Shit.
Ia harus lebih berhati-hati. Arjuna benci penghianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
Fiksi PenggemarSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.