'Kenapa Tuhan ngasih kebahagiaan di tengah tengah renggangnya hubungan gua sama dia?'
-Vella-oo0oo
Vella menyibakkan selimut tebal-nya dan menatap ke sampingnya.
Tidak ada tanda tanda Arjuna. Bahkan ini masih jam 06.00 tapi Arjuna sudah tak ada di rumah.
Dengan malas ia hanya mencuci mukanya dan merapihakn rambutnya.
Vella berjalan menuruni anak tangga. Bahkan disana tidak ada maid yang biasanya mondar mandir untuk membersihkan seluruh penjuru mansion.
Vella berjalan ke arah meja makan yang disana sudah ada banyak hidangan.
Karena lapar akhirnya Vella memilih memakan makanan di depannya. Mubazir juga kalo gak di makan. Urusan kemana perginya orang orang itu urusan belakangan yang penting cacing cacing di perutnya tidak rewel meminta makanan.
Baru menyuap 1 sendok pie di depannya Vella sudah berlari ke kamar mandi.
Vella terbatuk batuk mengeluarkan semua isi perutnya.
Setelah lega ia mencuci wajah terutama mulutnya. Nafas Vella terengah engah.
Vella menatap cermin di depannya. Bahkan Vella baru sadar bahwa tubuhnya sedikit berisi sekarang.
Vella menautkan kedua alisnya ketiga mengingat sesuatu. Matanya terbelalak tak percaya lalu ia membuka kalender di handphone-nya.
Omg. Bahkan sekarang sudah berganti bulan dan bulan kemarin ia belum datang bulan.
Tidak ingin mengada-ngada hasil akhirnya Vella memutuskan menggunakan testpack yang sengaja disediakan di kotak obat.
Vella menggigit bibir bawahnya. Pertanda ia sedang gugup sejak dulu memang tak berubah.
Dua garis merah.
Vella tersenyum lebar saat hasil memuaskan nampak di testpack-nya. Namun wajahnya kembali masam saat hubungannya dengan Arjuna sedang renggang.
Akhrinya Vella memutuskan untuk menyimpan hasil tersebut di tas sling bag kesayangannya supaya tidak diketahui Arjuna sampai hubungan mereka membaik.
Vella berjalan pelan untuk kembali ke meja makan.
Ia mengusap pelan perutnya yang masih rata. Disana ada buah hatinya dengan Arjuna.
Vella tersenyum kecil.
"Baik baik ya sayang"bisik Vella pelan.
Akhirnya Vella memutuskan hanya memakan makanan yang menurutnya tidak mual.
Alisnya terangkat sebelah saat melihat sebuah kertas terselip di dekat segelas susu putih.
Seperti perintah lebih tepatnya.
'Hai princess cantik. Silahkan jalan ke halaman depan. Nanti di deket pohon deket tanaman favorit kamu. Disana ada hadiah buat kamu. Semangat!'
Vella menatap bingung kertas di genggamannya. Bahkan ia membolak balikkan kertas tersebut barang kali ada petunjuk siapa yang mengirim petunjuk kurang kerjaan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
Fiksi PenggemarSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.