Vella berjalan menelusuri lorong rumah sakit milik keluarga Arjuna yang sangat luas.
Bahkan rumah sakit ini memiliki 25 lantai. Oke ini bukan saatnya untuk mendeskripsikan kekayaan keluarga Majahessa.
Vella memasuki lift diikuti ketiga sahabatnya. Rendy tadi berpamitan pulang karena jika Rendy ikut bisa bisa rencana mereka gagal.
Ya. Vella tetap keukeh untuk melancarkan aksi penghianatan pura puranya supaya Arjuna ikut merasakan apa yang Vella rasakan.
Pasalnya ini bukan hanya sekali Arjuna melakukan hal seperti itu.
"Tadi di ruang berapa Je?"tanya Vella sambil membaca ruangan yang ia lewati.
"Ruang VVIP nomer 5"
Vella menganggukkan kepalanya lalu mencari ruangan yang dimaksud Jeje.
VVIP no 5.
Vella tersenyum saat akhirnya nomer ruangan yang ia cari sudah ada di depan matanya.
Vella memegang gagang pintu mencoba untuk membuka namun sebuah suara menghentikan pergerakannya.
"Vel?kok gak masuk?"bingung Syila ketika melihat Vella yang hanya diam berdiri di depan pintu.
Rani mengkode untuk diam karena di dalam ruangan sana ada ketiga sahabat Arjuna dan Luna.
Vella dan ketiga sahabatnya memasang telinga supaya mereka mendengar dengan jelas percakapan antara Arjuna dan Luna.
Baru engeh belakang nama Arjuna sama Luna samaan wkwk.
Vella meremas tas sling bag-nya mencoba menyalurkan kekuatan untuk mendengar apapun yang mereka bicarakan.
"Tuh kan Jun. Mana istri kamu si Vella Vella itu?dateng gak?punya istri kok keluyuran terus"ucap Luna.
Vella membuang wajahnya emosi. Keluyuran mbahmu!Vella keluyuran juga gara gara si Luna dakocan.
"Lun!dia istri gua!dia lagi ngampus makanya telat dateng"bela Arjuna.
Luna tertawa sinis.
"Mentingin kuliahnya daripada suaminya yang masuk rumah sakit ini?uhh malangnya. Mending aku ngegantiin posisi Vella?gimana?"
"Mimpi aja lu Luna!"
BRAK.
Vella membuka pintu ruangan dengan keras. Tak peduli bahwa pintunya akan rusak atau apa. Toh ini rumah sakit milik papa mertuanya sendiri.
Vella berjalan mendekati Arjuna yang terbaring lemah dengan selang infus di tangannya.
Arjuna menatap Vella dengan tatapan panik. Karena Vella tidak mengabarinya jika akan kesini.
Vella menatap Arjuna dan Luna secara bergantian dengan raut datar. Sangat datar.
Luna menelan salivanya kasar. Sejahat jahatnya Luna namun aura kemarahan Vella lebih seram dari apapun.
Vella menyunggingkan senyum sinisnya.
"Yang ngabarin ke gua kalo lu masuk rumah sakit itu Julian. Sedangkan lo?sibuk ngabarin Luna ya?"
"Jangan pake lo-gua Vel!"
Vella memutar bola matanya.
"Bisa minggir dulu?gua alergi soalnya deket deket hewan sejenis ulet. Ulet bulu maksudnya"
Luna menggeram kesal. Baru saja ia ingin memprotes namun tatapan horor dari Syila membuatnya terdiam.
Jelas Luna juga tidak melupakan Syila yang notabene-nya sahabat Vella. Jadi mereka satu paket adalah musuh Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
FanfictionSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.