Vella berlari cepat di koridor perusahaan Arjuna. Dengan tak sabaran ia terus menekan tombol lift.
Akhirnya lift terbuka dengan cepat ia masuk dan menekan angka 34 menuju ruangan Arjuna.
Ting.
Lift terbuka. Dengan cepat ia berjalan ke arah ruangan. Di lihat-nya sekretaris Arjuna yang menatapnya bingung karena dirinya terburu-buru.
"Arjuna ada?"
"Ada Nyonya"
Vella menatap Deri---yang duduk tak jauh dari kursi tunggu yang ada di lantai ini.
Deri hanya membungkuk hormat.
Dengan jantung yang berdetak kencang Vella membuka pintu ruangan Arjuna yang sangat besar dengan tulisan CEO pelan.
Ia memejamkan mata-nya.
Matanya melotot sempurna saat melihat kekacauan di depannya.
Dokumen yang berserakan dimana-mana. Foto atau pajangan pajangan lainnya yang sudah hancur tak beraturan.
Meja kerja yang sudah terjungkal.
Vella mencari cari keberadaan Arjuna. Netra matanya menangkap seorang laki-laki yang sedang mengacak rambutnya frustasi menghadap ke jendela besar yang ada di ruangan ini.
Posisi Arjuna membelakangi-nya sehingga ia tak tau ada Vella. Dan Vella membuka pintu ruangan-nya pelan.
Vella menggeleng tak percaya.
Ia tak tau dengan dirinya yang melindungi siapa tangan kanannya akan menjadi masalah besar.
Vella melangkah mundur. Namun sial. Kaki-nya tak sengaja menginjak beling pecahan patung kaca milik Arjuna yang sudah tak terbentuk.
Vella memejamkan matanya saat merasakan atmosfer yang mulai tak enak di sekelilingnya.
"KAN SAYA SUDAH BILANG JANGAN GANGGU SA---VELLA?!"
Vella membuka kelopak matanya pelan saat Arjuna memanggil nama-nya.
Vella menatap Arjuna lekat. Di tatapan laki-laki itu ada rasa kecewa yang kentara dengan jelas.
Ia terus mengucapkan kata 'maaf' dalam hati untuk Arjuna.
Namun sepertinya Arjuna tak perlu kata maaf. Ia hanya perlu penjelasan.
Arjuna tersenyum miring saat melihat istrinya yang terlihat ketakutan.
"Ngapain?"
"Deri telfon aku katanya kamu ngamuk..."cicit Vella.
PRANG!!!
Vella tersentak kaget saat Arjuna membanting foto pernikahan mereka berdua yang sengaja di pajang di ruangan Arjuna.
"Buat apa?buat apa ikatan pernikahan kalo kamu masih main rahasiaan sama aku Vel?!"desis Arjuna sinis.
"Bu--b--bukan gitu.."lirih Vella.
"BUKAN GITU GIMANA HAH?!"
Vella hanya diam. Arjuna menyugar rambutnya ke belakang.
"JAWAB!"
Lagi-lagi Vella terkejut dengan bentakan Arjuna.
"Kenapa Vel?"lirih Arjuna pelan. Arjuna meninju dinding ruangan-nya membuat jari-jari tangannya berdarah.
Arjuna masih sedikit waras untuk melampiaskan emosinya menuju dinding dengan tangan kiri. Bukan tangan kanan.
Vella menuntun Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
FanfictionSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.