Vella mengernyit dahinya heran saat melihat siapa orang yang menekan bel apartemennya berulang kali.
Airen tersenyum canggung saat Vella menatapnya aneh.
"Gua ganggu lu gak?"tanya Airen ketika melihat pakaian Vella yang sudah rapih.
Vella melihat jam tangannya sekilas.
"Ngga kok. Gua ada kelas siang kebetulan. Masuk aja"
Vella mempersilahkan Airen masuk. Setelah itu ia pergi ke dapur berniat membuatkan minuman untuk Airen.
Walaupun hubungan pertemuan awal Vella dan Airen di katakan sangat tidak baik namun Vella tidak mau di cap sebagai tuan rumah yang jahat.
Beruntung Arjuna sudah berangkat ke kantor sejak tadi. Jika belum Vella tidak bisa membayangkan kejadian kemarin terulang lagi.
Arjuna dan Airen memang sudah lost contact dari pernikahan dirinya dengan Arjuna.
Vella membawa gelas minuman tersebut dan meletakkannya di meja tepat di hadapan Airen.
"Ada apa?"tanya Vella tanpa basa basi. Gak mungkin kan Airen ini tiba tiba datang.
Airen tersenyum. Vella bahkan sudah was was dengan senyuman Airen. Ia takut Airen melakukan hal hal nekat karena dirinya menikah dengan Arjuna.
Tapi jika di lihat dengan intens. Itu bukan senyuman seperti merencanakan sesuatu. Senyuman itu sangat tulus.
"Gua mau minta maaf"
"Hah?"
Ini Vella gak salah denger kan?oke sepertinya Vella harus ke dokter telinga setelah pulang dari kampusnya.
"Gua mau minta maaf atas semua kesalahan gua"ucap Airen tulus.
Maafkanlah diriku atas semua kesalahan yang ku perbuat selama ini:v
Bercanda Airen. Jangan baper.
Vella menganggukkan kepalanya lalu menatap Airen lagi.
"Emang lu tau kesalahan lu apa?"
Airen menundukkan wajahnya. Ia tau kesalahannya cukup banyak. Mulai dari membuat Arjuna dan Vella hampir berpisah. Membebankan lelaki yang nyatanya om dari sahabat Vella.
"Gua tau kok. Sorry lu jadi liat sisi lemah gua gini"ucap Airen sambil terkekeh pelan. Airen mengusap air mata yang keluar dari ujung matanya.
Sejenak Vella tertegun dengan apa yang Airen lakukan.
"Lu----nangis?"
Airen tertawa pelan.
"Pantes Arjuna lebih milih lu. Lu lucu. Cantik. Lebih berwawasan luas. Banyak bakat"
Terdengar helaan nafas Airen yang begitu berat. Seberat itu kah masalah Airen?
"Gak kaya gua yang cuma bisa nyusahin semua orang"
Vella bangun dari duduknya dan berpindah duduk di samping Airen. Vella menepuk pelan pundak Airen.
Benar kata om Mike. Benar kata Natha. Airen hanya perempuan rapuh yang butuh perhatian banyak orang.
"Lu butuh bantuan gua?"tanya Vella yang sepertinya bisa menebak jalan fikiran Airen.
Airen tersentak kaget. Apa segitu mudahnya kah membaca wajahnya?apa wajahnya sungguh kasihan hingga membuat semua orang mengulurkan bantuan mereka?bahkan kedua orang tuanya tidak ada yang peduli.
"Gua gak mau nyusahin semua orang Vel..."lirih Airen.
Vella tersenyum tipis.
"Gua gak ngerasa di susahin. Gua suka ngebantuin orang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
FanfictionSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.