🍁Kasus Airen

26K 2.4K 61
                                    

'Kalo bisa di selesaiin bareng bareng kenapa harus mendem masalah sendirian?'
-ArVel-

ooOoo

"Cewek lu kemana sih lama amat?"ucap Septian yang sudah mulai bosan dengan game online-nya.

Reihan yang tau pertanyaan Septian tertuju padanya langsung mendengus kasar.

"Sabar dikit kek!"

Kini mereka sedang berada di halaman belakang mansion Arjuna. Seperti biasa. Mansion Arjuna dibuat bascamp oleh sahabat sahabatnya. Untungnya pawangnya Arjuna itu baik hati jadinya gak permasalahin.

Arjuna tersenyum lebar saat melihat Vella yang berjalan ke arahnya dengan para maid yang membawa minuman untuk para sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna tersenyum lebar saat melihat Vella yang berjalan ke arahnya dengan para maid yang membawa minuman untuk para sahabatnya.

"Gevin sama Gevia dah pada tidur?"tanya Arjuna yang dijawab anggukan oleh Vella.

Arjuna merentangkan tangannya mengkode Vella untuk memeluk dirinya namun bukannya berjalan menuju Arjuna,Vella justru sengaja menggoda Arjuna dengan duduk di sebelah Julian yang sedang memakan kacang.

"Pffttt ngakak banget anjing. Azab karena tidak ikhlas menampung orang ganteng disini jadi gitu"sindir Julian yang langsung dihadiahi pelototan oleh Arjuna.

Dengan tak santai Arjuna memisahkan mereka berdua dengan duduk di tengah tengah antara Vella dan Julian.

"Gak usah deket deket!inget cewek lo noh si Jeje"ketus Arjuna sambil merangkul pinggang Vella dan mendekatkan ke tubuhnya.

Julian mendengus lalu ikut menyenderkan kepalanya ke pundak Jeje yang duduk di sebelahnya.

"Bucin terossss"sindir Reihan kesal saat para sahabatnya berpasang pasangan sedangkan dia sendiri ngenes.

Rani yang sedang bermain ular tangga berdua dengan Septian hanya diam tak menghiraukan wajah Reihan yang sudah tertekuk seperti keset apartemen Rani.

"Tuh pujaan hati lu dateng"

Dengan cepat Reihan menoleh ke arah pintu yang dimana ada Syila dan Airen yang sedang berjalan menuju tempat mereka berkumpul.

Seketika wajah mereka berubah menjadi masam saat ada dua orang tuyul yang ikut mengintil di belakang Syila dan Airen.

"Itu kenapa si Satya sama Rendy ngintil Syila dah?"tanya Reihan datar.

"Babang Rei cemburu sama mereka berdua?"goda Julian sambil menaik turunkan kedua alisnya membuat Reihan mendelik kesal.

"Fitnah lo!"

"Hai"sapa Airen sambil tersenyum canggung saat semua pasang mata menatap ke arahnya.

Vella tersenyum hangat menyambut kehadiran Airen.

"Duduk Ren"ucap Vella menggeser tubuhnya supaya Airen bisa duduk di sebelahnya.

"Heh kurcaci lu ngapa pada ngintil?"tanya Septian dengan raut kepo.

Satya dan Rendy yang tadi bergaya so cool langsung tertawa tidak jelas.

"Suka suka kita lah ya?ini mansion sapa?abang gue lah"ucap Satya songong sambil merangkul pundak Arjuna yang sedari tadi hanya terdiam.

"Gak usah nempel nempel Sat!lu suka banget nempel ke gua sih?ngeri gua lama lama sama lu"ujar Arjuna menatap Satya nyalang.

Satya yang dituduh homo oleh abangnya langsung menatap Arjuna sinis.

"Bang,kata mama sama papa itu adik kakak harus saling nempel kemana mana"

"Ih ogah!"

"Ini juga Rendy mau ngapain kesini?"tanya Reihan bingung sambil menarik adiknya supaya duduk. Bosen lama lama liat Rendy berdiri mulu kaya patung.

"Rendy kangen abang Rei"

"Idih najis"

"NGAKAK ABANG REI DIKANGENIN ADIK TERCINTA TUH"goda Julian sambil bersiul kencang.

"Bangsat"gumam Reihan. Reihan tau adiknya hanya bercanda. Dilihat dari wajah Rendy yang malah tertawa kencang seolah tak bersalah dengan ucapan yang barusan keluar dari mulutnya.

"Syil,om lu kemana?"tanya Jeje sambil meminum minuman yang tadi diberikan maid mansion Arjuna.

Julian menatap Jeje dengan raut wajah sakit hatinya.

"Type Jeje sekarang kaya om Mike?"

Dengan kesal Jeje menoyor kepala Julian. Heran pacarnya ini gak pernah serius. Suka alay tidak tau kondisi.

"Jeje kok aku di toyor sih"gerutu Julian sambil merapihkan rambutnya.

"Om gua lagi ngurus proses hukum buat pemilik cafe itu"jawab Syila tak menghiraukan candaan Julian yang justru malah membuang buang waktu.

"Kalian---

Airen menunduk saat semua orang menatapnya. Ia menghela nafasnya mencoba mengangkat wajahnya menatap wajah mereka satu persatu. Senyum tulus terbit di wajah cantik Airen membuat mereka seketika terpana dengan ketulusan hati Airen yang sebenarnya.

"Kalian makasih udah bantuin gua. Bahkan orang tua gua gak peduli sama sekali tentang ini"ucap Airen sambil tersenyum miris. Mereka juga tau bahwa Airen berharap bahwa yang menyelesaikan masalah ini seharusnya kedua orang tuanya,bukan Mike.

"Kakak gua,kak Natha dia bahkan udah berusaha bantu gua tapi lelaki sialan itu ngancem bakal ngerusak hubungan kak Natha sama kak Bayu dan gua gak mau hubungan mereka rusak karena gue"

Airen merasa dirinya dibawa ke dalam sebuah pelukan. Dan Airen jelas tau siapa pemilik pelukan ini. Orang yang membuatnya dulu menjadi orang paling teregois di dunia. Arjuna.

Arjuna melirik Vella yang menatapnya sambil tersenyum manis. Tentu saja Arjuna berani memeluk Airen atas perintah Vella. Vella tau sekarang Airen butuh pelukan penyemangat.

"Jangan lemah,jadi Airen yang gua kenal"bisik Arjuna sambil menepuk pelan pundak Airen. Airen tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Kini Airen bangga dengan sosok Vella. Vella bahkan tidak cemburu saat Arjuna memeluknya.

"Vel makasih udah bantu gua"

Tangisan Airen pecah di pelukan Vella. Dengan sabar Vella mengusap punggung Airen.

"Gak cuma gua yang bantuin lu tapi mereka semua juga"ucap Vella.

Septian mengangguk membenarkan ucapan Vella.

"Kalo ada apa apa jangan sungkan minta bantuan ke kita. Kita always for you"ucap Septian membuat Jeje berdecih.

Gaya banget. Batin Jeje.

"Wishh udah jago inggris lu Sep?"tanya Rani bangga. Bangga banget sama pacarnya karena udah pinter bahasa Inggris.

Septian menatap Rani kesal.

"Punya pacar kerjaannya ngehina mulu"














Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang