🍁Arjuna Panik

67.1K 4.2K 138
                                    

Vella menguap kecil sambil melirik ke arah jam yang menggantung di dinding dekat jendela kamar Arjuna.

Saat ia ingin menggerakkan tubuhnya sesuatu keras menimpa perutnya membuat dirinya tidak bisa bergerak seinci pun.

Vella terus menggerutu mengingat ia telah menikahi lelaki yang jelas-jelas selingkuh ketika ia pulang dari Canada.

Dengan pelan Vella meletakkan guliny dalam pelukan Arjuna sebagai penggantinya.

Vella masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar ini dan mulai mandi. Tak peduli hawa di pagi hari ini membuat tubuhnya ke dinginan.

Setelah mandi. Vella berjalan pelan menuju walk in closet. Diliriknya Arjuna yang masih tertidur.

Vella bernafas lega. Karena jujur ia masih belum terbiasa dengan kondisi ini.

Vella memakai celana panjang berbahan katun berwarna cream dan kaos biru polos. Ia mengikat rambutnya menjadi satu seperti ekor kuda.

Lalu ia turun kebawah. Diliatnya Merlin,mama Arjuna yang saat ini telah menyandang status mama mertua-nya sedang bersiap-siap ingin pergi belanja sepertinya dengan salah satu maid yang membawa keranjang sayur.

"Mah,mau belanja?" Tanya Vella tiba-tiba yang membuat Merlin terkejut.

"Kamu ngagetin mama sayang..."

Vella hanya menunjukkan cengirannya membuat Merlin gemas seketika.

"Kamu mau ikut?"tanya Merlin membuat Vella mengangguk antusias.

Merlin tertawa pelan melihat jawaban Vella yang sangat semangat.

"Kamu udah izin Arjuna belum?"

Mendengar nama Arjuna di sebut membuat raut wajah Vella berubah masam.

Merlin yang menyadari perubahan raut menantu-nya langsung tersenyum kecil.

"Maafin anak mama ya nak,seharusnya mama kemarin lebih keras ngelarang Airen buat nempel nempel sama Arjuna"ucap Merlin merasa bersalah.

"Gapapa mah,loh papa kemana?"bingung Vella yang tak menyadari keberadaam Ferren,papa mertuanya.

"Biasa ngopi di taman belakang"jawab Merlin.

Vella menganggukkan kepalanya. Dekat dengan keluarga Arjuna sedari dulu membuat dirinya tak secanggung orang-orang jika berada di rumah mertuanya.

Kedua orang tua Vella dan kakak laki-lakinya langsung pulang ke Canada. Vella terus memaki Arjuna semalaman karena gara-gara lelaki itu ia tak bisa mengantar keluarganya kembali ke Canada.

"Yaudah ayo kita belanja dulu,mama sebenernya sih pengen tanpa sopir hmm---Vella kamu bisa nyetir mobil kan?"

"Bisa kok mah"jawab Vella sambil tersenyum lebar saat Merlin menyodorkan kunci mobil ke tangannya.

Kalo Arjuna tau bisa makin panjang ini urusannya. Jadi dengan cepat Vella menarik pelan tangan Merlin dan maid-yang di samping Merlin tadi.

Merlin yang tau apa yang di takutkan Vella hanya tertawa.




oo0oo



Arjuna menguap lebar dan meraba raba kasur sampingnya. Matanya seketika terbuka lebar saat tidak mendapati keberadaan Vella di sampingnya.

Ia menyibakkan selimut-nya dan berjalan cepat menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Setelah itu ia mengambil kaos
abu-abu yang semalam ia lempar di meja rias miliknya yang saat ini penuh dengan barang-barang kecantikan milik Vella.

Ia memang tidak terbiasa tidak memakai baju saat tidur. Awalnya Vella protes namun saat melihat dirinya yang tidak bisa tidur semalam jadilah Vella membolehkan dirinya membuka bajunya.

Arjuna berjalan cepat menuruni anak tangga. Saat bertemu dengan salah satu maid di rumahnya yang sedang membersihakn guci mama-nya akhirnya ia memilih menanyakan keberadaan istrinya.

"Bibi liat Vella?"tanya Arjuna serak. Karena dirinya baru saja bangun tidur dan sudah mendapatkan kejutan istrinya tidak ada di sampingnya.

Maid yang di tanya oleh Arjuna berdehem pelan saat merasakan aura tuan muda-nya.

"Nyonya Vella pergi ke supermarket bersama Nyonya Merlin,tuan" jawab maid tersebut.

Arjuna dalam hati mengumpat Vella. Berani-beraninya pergi tanpa izin darinya. Apalagi mama-nya.

Kalo bukan mak gua udah gua apain kali ya. Batin Arjuna

"Udah berapa lama bi?"

"Sekitar setengah jam yang lalu tuan"
"Yaudah makasih bi"

Arjuna mengedarkan pandangannya saat para maid membersihkan sisa acara pernikahan dirinya dan Vella semalam. Bahkan kursi-kursinya sudah tidak ada lagi di tempatnya semalam.

Ia kembali ke kamarnya dan mengambil handphone-nya dan menelfon Vella.

Arghh.Rasanya Arjuna ingin membanting benda persegi panjang ini. Disaat dirinya panik istrinya sengaja tidak mengangkatnya.

Kamu udah ngebangunin singa yang sedang tidur sayang..

Arjuna menyeringai sinis memikirkan kira-kira apa hukuman yang cocok untuk istri nakalnya itu.

Handphone hitam miliknya tiba-tiba berbunyi. Dengan cepat ia mengangkatnya.

"Halo sayang!kenapa kamu gak bilang ke aku kalo kamu ke supermarket hm?"

Tanpa melihat id call penelfon Arjuna langsung menanyakan pertanyaan yang sudah berada di otaknya sejak tadi.

'Halo Arjuna?ini aku Airen'

Arjuna merutuki dirinya yang ceroboh. Bagaimana bisa ia tak melihat id call sang penelfon tadi. Ia kira Vella menelfonnya balik.

"Oh Airen?gua kira Vella,ada apa?"

'Emm---aku kangen kamu'

Arjuna terkekeh sinis saat mendengar penuturan Airen dari seberang sana.

Arjuna ingat. Bagaimana pun perempuan inilah yang membuat dirinya hampir kehilangan Vella lagi.

"Ga usah ganggu kehidupan gua lagi"

TUT.

Arjuna melempar handphone-nya ke kasur lalu berjalan menuju walk in closet.





oo0oo

Vella menggigit bibir bawahnya saat handphone-nya terus-terusan berdering. Ia tau siapa yang menelfon. Arjuna-suaminya.

Salah dirinya juga yang terlalu lama di supermarket bersama mama mertuanya tanpa kenal waktu.

"Arjuna nelfon lagi ya?"tanya Merlin saat mendengar handphone Vella yang terus-terusan berbunyi.

"Iya mah"ucap Vella sambil menghela nafasnya.

"Pasti dia khawatir banget sama kamu,yaudah ayo kita pulang" ucap Merlin sambil mendorong troli yang berisi buah.

Sedangkan maid di belakangnya juga membawa keranjang sayur yang berisi sayuran.

Vella berjalan mengikuti Merlin sambil terus menggenggam handphone bercasing kuning itu.

Tring!

Vella membuka handphone-nya saat ada notifikasi pesan masuk. Dan ternyata dari Arjuna.

Arjuna
Hukuman menanti kamu sayang..


Vella terus memaki Arjuna dalam hati. Berkali-kali ia merapalkan doa supaya setan yang terus menempel pada suaminya segera menghilang.

Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang