🍁Hukuman

57.4K 3.7K 335
                                    

Vella menelan salivanya kuat kuat saat matanya membaca rentetan kalimat yang di kirim Arjuna.

Kelasnya baru saja selesai 5 menit yang lalu. Baru ia akan berencana pulang ke apartemen dulu untuk memarkirkan mobilnya dengan aman dan kembali ke kantor Arjuna dengan taksi online.

Shit.

Pasti Arjuna memata-matai dirinya. Pantas saja saat di jalan ia merasa ada orang mengikutinya.

Dengan kesal Vella membalas pesan Arjuna.

Arjuna

O aj y kn.😋

Bodoamat sama Arjuna marah gara gara balasan pesan darinya. Emangnya Vella peduli.

Dengan malas Vella berjalan ke parkiran dan segera menuju kantor Arjuna.





oo0oo

"Mbak maaf mau nanya. Ruangan  Arjuna sebelah mana ya?"tanya Vella kepada resepsionis yang dandannya seperti wanita malam.

Ini suami gue jadi bos perusahaan apa bos club si. Pakaiannya astaga. Kayanya Arjuna pelit deh kasih gaji jadi mereka beli baju murahan.

Batin Vella terus mengkomentari pakaian karyawan di kantor ini.

Resepsionis yang bername tag
'Qersy Karina' menatap Vella sinis.

"Ada urusan apa ya anda mencari pak Arjuna?" Ucap resepsionis tersebut sambil menekan kata 'pak'.

Oke. Vella paham sekarang kesalahannya. Ia menyebut nama Arjuna tanpa embel embel pak. Emangnya suami gue udah bapak-bapak.

"Oke mbak Qersy di mana letak ruangan pak Arjuna"ucap Vella sambil melirik name tag yang terdapat di kemeja sebelah kanan perempuan itu.

Qersy menggeram kesal saat mendengar nada Vella yang seakan akan menyindirnya.

"Ada perlu apa anda?"

Vella menatap Qersy bingung.

"Lo tinggal bilang ruangannya kenapa nahan nahan gue?penampilan gue kaya narapidana emang hah?!"kesal Vella sambil menggebrak meja yang ada di depannya.

Walaupun statusnya sudah berkuliah sifat bar-barnya tetap mendarah daging. Karena Vella sudah terlanjur sayang dengan sifatnya yang satu itu.

Orang sopan sama gua ya gua balik sopan. Tapi kalo ga sopan ya gua bisa lebih ga sopan dari dia.

Itu prinsip Vella.

*prinsip gua juga si:v

"Maaf?dengan nyonya Vella?" Ucap lelaki dengan balutan pakaian kantor.

Vella menatap lelaki itu dari atas sampai bawah.

Kaya pernah liat.

"Saya Deri. Tangan kanan tuan Arjuna"ucap Deri seakan akan mengetahui kebingungan Vella.

Vella terus merutuki Arjuna. Jadi ini orang yang tadi ngikutin dia sampe kampus.

Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang