🍁Hari Sial Rendy

24.3K 2.4K 74
                                    

Rendy sudah mendumal dalam hati saat badannya terasa remuk sehabis dibanting dari lantai 37.

Ini semua karena Arjuna suami drakula Vella yang malah seenaknya masuk kantor. Ya gak bisa dibilang seenaknya juga sih itu juga Arjuna masuk kantor atas paksaan Vella.

Vella sudah pulang ke mansionnya sekitar 3 hari yang lalu. Dan kini Vella sudah tak bisa santai sedikit pun bahkan pergi hangout bersama teman temannya pun tidak bisa.

Dan disinilah Rendy di mansion mewah nan besar milik seorang Arjuna Majahessa. Ia disuruh menjaga 24 jam Vella dan baby twinsnya. Awalnya ia senang karena akhirnya bisa bolos dari jam mata kuliah sekarang namun ternyata semua impiannya terhempas begitu saja saat suara tangis Gevin terdengar kembali.

Rendy menghela nafasnya sabar. Sabar banget manaan masih muda.

"Gevin nangis lagi Vel?"tanya Rendy saat melihat Gevin yang menangis di gendongan Vella.

"Iya nih"keluh Vella. Dengan penampilan Vella yang acak acakkan sudah bisa ditebak seberapa lelahnya ia sekarang.

"Gevin jangan cengeng dong,masa cowok nangis?malu sama Gevia tuh"ucap Rendy sambil melirik Gevia yang anteng dengan aksi tidurannya.

Namun bukannya berhenti justru tangisan Gevin semakin kencang membuat semua maid berdatangan.

"Tuh kan pasukan lu ampe dateng semua Vel"gumam Rendy sambil melirik satu persatu maid di mansion ini.

"Pasukan pasukan palalu!dipikir gua mau perang apa?!"

Rendy mencoba mengambil alih Gevin dari gendongan Vella. Rendy menggendong Gevin dengan hati hati. Walaupun tampang Rendy itu tampang tampang fuckboy jangan salah dulu. Gini gini juga dia jago gendong bayi walaupun harus kursus dulu sama Rani.

"Rani nelfon nih"ucap Rendy sambil mengambil handphone-nya yang terdapat panggilan dari Rani.

Dengan cepat Vella merampas handphone Rendy dan mengangkat panggilan dari Rani.

"Ran!!help me!Gevin nangis mulu gua harus gimana?"tanya Vella lemas.

Ini semua gara gara Arjuna. Bahkan Vella belum ada persiapan menjadi mama muda diusianya yang baru segini.

Terdengar helaan nafas dari seberang sana. Sepertinya Rani juga ikutan pusing.

"Mungkin Gevin bosen liat pemandangan mansion itu itu doang. Mending lu ajak kemana gitu ke taman misalnya"

Vella mengangguk angguk.

"Oke deh makasih Rani"

TUT.

Vella mengembalikan lagi handphone Rendy. Sedangkan Rendy yang sedang membawa Gevin ke halaman depan mansion menatap Vella dengan tatapan bertanya 'tadi Rani ngomong apa?'.

"Kata Rani mungkin Gevin bosen liat pemandangannya itu itu aja jadi mending kita ke taman"

Rendy menatap Gevin dan Vella lesu.

"Berarti muka gue ngebosenin dong?"

Vella mengangkat bahunya acuh.

"Mungkin"

"Yee lu aja jadi mak kandungnya dia bosen liat mukalu!"

Vella melotot menatap Rendy horor. Ya kali Gevin bosen liat muka Vella.

"Apa?mau ribut lagi?mending lu siap siap sono kita ke taman mukalu udah kaya abis bersihin kandang kuda soalnya"

"RENDY ANJ--

"Jangan lupa izin ke suami lu. Gua gak mau di tuduh nyulik lu sama anak lu. Rugi bandar gue kalo nyulik lu"

Baru saja Vella ingin menyumpal mulut Rendy dengan sendal yang ia pakai namun dengan cepat Rendy sudah berlari membawa Gevin ke arah mobil.

"Rendy anak gue jangan dibawa lari lari sialan!nanti kalo tiba tiba terbang gimana?!"

oo0oo

Dan disinilah mereka di taman yang tak jauh dari mansion Vella. Di jam segini memang banyak orang yang bermain di sekitar taman. Bahkan taman ini tak pernah sepi.

Vella heran. Apa kerjaan orang orang disini hanya santai santai di sekitar taman saja?

Rendy tersenyum puas saat melihat Gevin yang malah tertidur di dorongan bayi dengan Gevia yang berusaha menggapai hidung mancung Rendy.

Gevia tertawa saat dirinya berhasil menggapai hidung mancung Rendy. Gusinya yang belum ada gigi satupun membuat Gevia nampak terlihat sangat lucu.

"Gevia kamu lucu banget si!coba kalo kamu udah seumuran abang Rendy udah langsung dinikahin aja deh"

"Idih gak gak!yang ada Gevia juga manggil lu tuh om bukan abang"gerutu Vella tak terima.

Rendy mendengus menatap Vella nyalang.

"Gua bukan om om. Lu gak liat muka gua masih muda masih kaya bocah gini?berarti cocoknya di panggil abang bukan om"sewot Rendy.

Ekspetasi orang orang yang menganggap mereka berempat keluarga bahagia sirna begitu saja saat melihat perdebatan Rendy dan Vella.

"Vella?"

Vella mendongakkan kepalanya. Menatap tak percaya siluet seseorang di depannya. Erga.

"Erga?lu ngapain disini?"

Erga dengan pakaian casualnya terlihat jauh lebih keren dari biasanya yang hanya menggunakan pakaian formalnya ditambah jas putih kebanggaannya.

Rendy yang sudah tau siapa orang di depannya harus siaga. Karena Arjuna menyuruhnya untuk menjauhi Vella jika bertemu dengan orang yang fotonya mirip persis dengan yang dikirim Arjuna.

Erga tertawa pelan menanggapi Vella.

"Lu juga ngapain disini?lu bukannya abis lahiran ya mbak harusnya istirahat aja di rumah"

Duhhh meleleh. Oke Vella tahan inget udah punya anak sama suami.

"Gua udah sehat kok,buktinya udah bisa jalan jalan ke taman"ucap Vella santai.

"Oke oke lu emang beda dari yang lain mbak"

Beda dari yang lain?maksudnya?

Rendy berdehem menyadarkan atensi Erga yang sedari tadi hanya terfokus kepada Vella.

"Masnya ini temennya Vella kan?"tanya Erga yang hanya diangguki oleh Rendy.

Vella yang melihat perlakuan Rendy yang tak biasanya hanya menatap interaksi keduanya dengan tatapan bingung.

Rendy yang melihat seperti ada seseorang yang mengawasinya dari balik pohon langsung berdiri tegak.

"Udah kan?Vel balik yuk kasian Gevin sama Gevia,gak baik anak bayi kena udara di luar lama lama"ucap Rendy sambil menarik Vella supaya berdiri gak pake lama.

"Eh--yaudah. Erga gua balik dulu ya"pamit Vella sambil berjalan mengekori Rendy yang sudah berjalan terlebih dahulu dengan mendorong dorongan bayi milik Gevin dan Gevia.

Erga yang melihat kepergian mereka hanya tersenyum tipis.

"Gua gak bakal ngerebut apa yang tuan lu milikin saat ini kalo itu yang tuan lu takutin"ucap Erga dengan sedikit keras berharap orang yang sedang bersembunyi di balik pohon mendengar teriakannya.

Setelah itu Erga pergi meninggalkan taman yang sudah menyadarkan bahwa ia hanya bisa selalu ada di samping Vella bukan untuk memilikinya.

Karena bagaimanapun di hati Vella sudah terkunci dengan nama suaminya yang bernama Arjuna. Pemilik rumah sakit tempatnya bekerja.





Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang