Vella meminum air mineral yang ia beli di kantin rumah sakit. Ia menegak habis isinya saking hausnya.
Nafasnya terengah engah. Gara gara Syila tadi mereka bertiga di kejar anjing milik rumah besar yang tak jauh dari rumah sakit.
Awalnya mereka ingin membeli nasi goreng di seberang jalan rumah sakit. Namun karena Syila yang menjerit ketika melihat anjing membuat mereka bertiga kaget dan refleks lari.
Jeje menelungkupkan wajahnya di tumpukan kedua tangannya.
"Gila. Untung aja tadi ada satpam yang bantuin kita. Coba kalo enggak---
"Kalo enggak celana-nya Syila di makan anjing"potong Vella cepat.
Syila yang baru saja datang sambil membawa nampan yang berisi 3 piring batagor menatap Vella horor.
"Apa lo bilang?!"sewot Syila.
Vella menatap Syila jengah.
"Lagian lo juga Syil bikin panik orang. Ratu anjing kok takut sama pengikut sendiri"
"Sialan kalo ngomong!"
Jeje yang sedari tadi terdiam tiba tiba menepuk pundak Syila dan Vella bersamaan saat netra matanya menangkap wajah seseorang yang sudah tak asing lagi bagi mereka.
"Apasi Je!liat batagor gua mental!"ucap Syila sambil menatap miris batagornya yang sudah tak bisa di makan.
"Anjir gua keselek!minum dong minum!"
Jeje langsung memberikan botol air mineral miliknya dan langsung di tenggak habis oleh Vella.
Syila menatap Vella ngeri.
"Lu daritadi minum mulu gak kembung?"
"Plis itu gak penting banget!sekarang liat itu"ucap Jeje sambil menunjuk seorang wanita paruh baya yang menggunakan kaca mata hitam berdiri di pintu masuk rumah sakit.
Syila memicingkan matanya.
"Kok kaya kenal ya?"
Vella dengan kesal menoyor pipi Syila pelan.
"Emang kenal anjir. Itu mama-nya Rani bukan?"
Syila melotot. "Tante Rina?"
"Anjir gawat. Gimana kalo Rani---
Vella menggelengkan kepalanya.
"Gimanapun juga tante Rina itu mama kandungnya Rani. Dia berhak tau tentang kondisi anak kandungnya sendiri. Lagian sebenci apapun Rani sama mama papa-nya. Dia pasti tetep sayang mereka"
Jeje mengangguk membenarkan ucapan Vella.
"Jadi?"
"Yaudah kita kasih tau aja"
oo0oo
Julian memainkan game di handphone-nya sambil berbaring di kursi tunggu.
Sedangkan Reihan sudah terduduk dengan pandangan mengantuk. Berbeda dengan Arjuna yang justru malah menggerutu menatap layar handphone-nya karena tak kunjung mendapat balasan chat dari Vella.
Orang orang yang berlalu lalang menatap mereka heran. Mereka berperawakan bak orang dewasa namun sifat mereka berbanding terbalik.
Julian berteriak kesal saat tulisan game over terlihat jelas di handphone-nya.
Reihan yang tadi sudah ingin tertidur akhirnya kembali terlonjak kaget karena teriakan Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
FanfictionSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.