Arjuna tersenyum lebar sambil menatap handphone milik Vella yang sudah berpindah alih ke tangannya. Ralat lebih tepatnya dirinya yang memaksa mengambil alih handphone Vella.
Yang nanya kenapa Arjuna ngga ikut Vella buat nengokin Reihan itu karena Arjuna tiba tiba di suruh ke rumah sakit jiwa milik keluarga Majahessa sama papa-nya.
Awalnya Arjuna nolak karena pangen terus sama Vella. Tapi dengan sedikit sogokan bisa mengambil alih handphone Vella seharian akhirnya Arjuna menurutinya.
Kapan lagi ya kan bajak bajak handphone Vella?
Sebenernya Arjuna bisa kapan aja mainin handphone Vella cuma-----Arjuna terlalu sibuk nurutin kemauan bayi yang masih ada di dalem perut:)
"Dengan tuan Arjuna?"
Arjuna mengangguk saat seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai pengurus rumah sakit jiwa ini menyapanya.
"Tuan besar sudah menunggu anda di ruangannya"
"Baik terima kasih"
Arjuna berjalan menuju ke ruangan papa-nya.
"Masuk!"
Arjuna berjengit kaget saat baru saja ia ingin membuka pintunya namun papa-nya sudah lebih dulu membuka suaranya.
Arjuna berdengus malas lalu duduk di kursi yang ada di depan papa-nya yang memang sengaja di sediakan disitu.
"Papa ganggu moment sweet aku sama Vella tau gak"ucap Arjuna kesal.
Ferren membanting dokumen dengan keras membuat Arjuna melotot kaget dan mengusap dada-nya.
"Papa apasi ngamuk ngamuk gak jelas?abis berantem ya sama mama?"
"Heh kalo ngomong!enggak lah papa kan suka ngalah kalo sama mama,tapi gak mau ngalah kalo sama kamu"
Arjuna memutar bola matanya.
"Udah papa papa masih gak mau ngalah sama anaknya"
"Mirror dong kamu juga bakalan jadi papa papa"ucap Ferren tak mau kalah.
Arjuna menatap papa-nya dengan pandangan sulit tak terbaca. Bapaknya gaul juga.
"Papa tau bahasa mirror darimana?"
"Dari Satya"
Dih anak sesat mana ada ngajarin orang tuanya begitu. Gerutu Arjuna dalam hati.
"Yo yo mirror man!"
"Nah tuh anaknya"ucap Ferren sambil menunjuk Satya dengan dagu-nya saat Satya baru berjalan memasuki ruangan dengan headphone di telinganya.
"Satya!"panggil Arjuna namun tak di hiraukan oleh Satya. Malah Satya tetap berjoget mengikuti irama lagu yang di dengarkan.
"Satya!!"panggil Arjuna lebih keras lagi namun tetap tak di hiraukan oleh Satya.
"Nih anak satu budek apa ya?"gumam Ferren sambil menatap bingung anak bungsunya.
"Lagi papa udah tau budek masih aja di bolehin make headphone"
Ferren mendelik menatap anak satunya lagi.
"Kamu kalo ngomong!nanti Satya denger gimana?"
"Mana ada denger?tadi aja di panggilin ngga nyautin"sewot Arjuna sambil menyelekat Satya dengan kaki panjangnya.
Bruk.
"Aduhh sakit pinggang guee"rintih Satya sambil memegangi pinggangnya.
"Bang Jun apasi nyelekat nyelekat?!nanti kalo Satya jatoh gimana?"tanya Satya tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ar-Vell
FanfictionSEQUEL 'VELLA' Bagi yang belum membacanya harap membaca dulu lebih awal supaya mudah mengerti alur ceritanya. Terimakasih.