🍁Arjuna Sakit

43.2K 3.2K 87
                                    

Vella merenggangkan otot-ototnya yang pegal. Sesekali menguap kecil.

Ia melirik jam dinding yang mengarah jam 01.00

Dengan cepat Vella merapihkan laptop dan tugas tugasnya. Ia baru saja menyelesaikan tugas kuliahnya.

Vella merasa tenggorokannya yang kering. Dengan sedikit menahan kantuknya ia keluar kamar berjalan menuju dapur.

Tak sengaja netra matanya mengangkap siluet seseorang yang tertidur meringkuk di sofa. Itu Arjuna.

Vella mendesah pelan. Dirinya memang benar menyuruh lelaki itu tidur di luar. Awalnya Arjuna membujuknya. Namun dengan keras kepalanya akhirnya Arjuna pasrah.

Vella mengambil gelas kosong dan mengisinya dengan air minum lalu menegaknya hingga tandas.

Setelah itu Vella berjalan untuk kembali ke kamar. Namun sialnya langkah kakinya tak sesuai dengan otaknya.

Langkah kakinya membawanya mendekati Arjuna. Ditatapnya wajah Arjuna yang tidur dengan alis menyatu. Bibir yang pucat. Dan tangan yang bergetar pelan kedinginan.

Vella menatap Arjuna kasihan. Ego-nya terlalu besar untuk menyuruh Arjuna tidur di kamar mereka.

Akhirnya Vella mengambil selimut tebal yang ada di kasur mereka dan menyelimuti tubuh Arjuna.

Telapak tangan Vella tak sengaja menyentuh dahi Arjuna. Vella berjengit kaget.

Arjuna demam.

Dengan panik ia menepuk pipi Arjuna pelan. Vella duduk di karpet tebal mensejajarkan wajahnya dengan wajah Arjuna.

"Arjuna"panggil Vella pelan. Arjuna hanya bergumam tak jelas.

"Pindah ke kamar yuk. Kamu demam"lirih Vella merasa bersalah.

Arjuna mengerjap matanya sayu. Ia tak mempunyai tenaga untuk berjalan. Tubuhnya benar benar lemas.

"Aku gak kuat jalan Vel"gumam Arjuna pelan.

Vella membuang jauh jauh ego-nya. Bodoamat. Jika ia mementingkan ego-nya,Arjuna bisa mati kedinginan disini.

Dengan tenaganya Vella membantu Arjuna bangun. Tangan kanan Arjuna ia sampirkan di pundaknya.

Karena Arjuna yang lemas jadilah Vella menopang seluruh tubuh Arjuna.

Ingat. Seluruh.

Gila nih badan berat banget sih.

Vella terus menggerutu menahan beban berat tubuh Arjuna yang berat. Bukan berat dalam artian gendut. Arjuna itu memiliki tubuh yang bagus dan atletis.

Tak heran banyak perempuan yang menatap Arjuna terang terangan dengan pandangan lapar.

Vella meletakkan tubuh Arjuna di kasur dengan pelan. Ia memposisikan tubuh Arjuna senyaman mungkin.

Baru ia ingin beranjak mengambil handuk kecil dan air panas. Tangannya di cekal oleh Arjuna.

"Jun.."

"Jangan tinggalin aku Vel"

Vella terhenyak dengan nada lirih Arjuna. Dengan sabar ia mengelus rambut Arjuna dan mencium dahinya yang panas.

"Aku mau ambil kompresan dulu. Sebentar"

Setelah Arjuna melepaskan genggaman tangannya. Vella berjalan menuju dapur.

Vella menepuk dahinya pelan. Ia lupa mengabari mama Merlin. Ah dirinya merasa tak enak karena jarang mengabari mama mertuanya karena sibuk dengan urusannya.

Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang