🍁Rencana

29.9K 2.4K 56
                                    

"Airen minta bantuan ke lu?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Syila menjadi awal perbincangan mereka.

Kini Vella dkk dan Rendy sedang berada di sebuah cafe yang tak jauh dari kampus Vella.

Sesuai dengan janji Rendy waktu itu akhirnya Rendy mentraktir Vella dan Rani. Syila dan Jeje membayar pesanan mereka masing masing karena mereka tidak tau bahwa Rani dan Vella di traktir oleh Rendy.

Jika tau bisa ludes uang jajannya.

Namun sekarang Rendy justru terjebak dengan nama seseorang yang sangat asing baginya. Airen.

Rendy bertanya tanya siapa Airen dalam hati. Mau nanya tapi nanti kena omel sama pacar kakak-nya. Rendy tau bahwa Syila itu pacar kakaknya. Dan semua tentang Syila, Rendy juga tau.

Vella mengangguk sambil meminum jus alpukatnya.

"Dia tiba tiba dateng ke apartemen gua sama Arjuna"

Tak ingin terjebak dalam situasi membingungkan akhirnya Rendy berdehem dan semua pandangan di mejanya terarah padanya.

"Sorry nih. Gua gak ngerti Airen Airen itu siapa"ucap Rendy sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Rani menepuk jidatnya pelan.

"Lupa gue ada bocah ini!"

Rendy mendengus dalam hati. Ingin rasanya ia menjitak jidat mulus Rani karena bisa bisanya melupakan kehadirannya di meja ini.

"Nih adik ipar. Gua kasih tau ya"jelas Syila sambil mulai menceritakan siapa itu sosok Airen yang mereka bicarakan sejak tadi.

Rendy membelalakkan matanya.

"Dih?berarti kalian ngegibah dong?!"

Jeje berdecak. "Bukan gibah!tapi lagi bikin rencana"

Rendy memicingkan matanya curiga.

"Pasti kalian lagi ngerencanain pembunuhan ya?trus lu kakak ipar!pasti lu ketua geng pembunuhannya kan?ngaku!"

"Sialan kalo ngomong!"

Rendy meringis saat Syila menjambak rambutnya.

"Syil,lu kasar banget sama adek ipar sendiri. Gak di restuin tau rasa"ledek Rani.

Rendy mengangguk setuju. "Biarin gak gua restuin!"

Syila menatap Rendy lalu tersenyum masam.

"Rendy adek ipar. Maafin kakak iparmu ini yang cantik ya"

Vella bergidik ngeri.

"Jangan mau Ren!kaya tante girang"

"Kalian kenapa julit julit semua sih?!"kesal Syila sambil memakan kentang goreng-nya.

Rendy tertawa.

"Udah ah gua mau balik"pamit Rendy sambil merapihkan kemeja kotak kotaknya.

"Loh?kok balik sih?"tanya Vella heran. Karena biasanya Rendy itu paling suka kalo di ajak nongkrong nongkrong santai gini.

"Abang gua nyuruh ke kantor. Gua udah di ancem daritadi"ucap Rendy.

"Ren,titip salam ya buat abanglu"ucap Syila sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Dih?kenapa gak lewat chat?"

Syila berdecak.

"Handphone gua abis kebelah 5 gara gara abang lu tuh banting banting handphone gua. Nuduh nuduh selingkuh. Padahal itu nomer sopir pribadi gua selama di sini"gerutu Syila.

"Iya nanti gua sampein"ucap Rendy yang diacungi jempol oleh Syila.

Setelah Rendy pamit pulang. Akhirnya mereka kembali menatap serius satu sama lain.

"Jadi gimana rencana kita buat bantu Airen?"

"Pertama tama kita gak boleh gegabah. Kita harus cari tau dulu data pemilik U'Cafe. Mungkin aja dia orang penting atau gimana"

Rani menjentikkan jarinya setuju.

"Gua setuju sama Jeje"

"Syil?om lu gak ada langkah sama sekali buat ngebebasin Airen?"tanya Vella menatap Airen.

Syila memutar bola matanya.

"Om gua justru udah 10 langkah sebelum kita"jelas Syila sambil merapihkan helai rambutnya yang mengganggu pemandangannya.

"Lah yaudah kenapa Airen masih minta bantuan ke kita?"

Vella menatap Rani,Jeje dan Syila secara bersamaan.

"Mungkin Airen minta bantuan ke kita karena dia gak mau Om Mike berurusan sama pemilik cafe itu sendirian. Lebih tepatnya bos-nya Airen itu orang yang berbahaya mungkin"

"Mafia gitu?"

"Gak mafia juga goblok!"

Syila meringis saat Rani menjitak belakang kepalanya.

"Mending kita minta bantuan ke yang cowok cowok deh. Kita kan cewek semua. Gak bakal mungkin juga menang fisik"keluh Jeje.

Vella mengangguk setuju.

"Bener banget. Nanti gua coba cerita ke Arjuna deh"

"Rendy ajak juga tuh. Gua liat liat kayaknya dia juga jago dalam bidang kaya gini mungkin"ucap Rani sambil mengangkat kedua bahunya.

"Sekalian aja satu kompleks ajakkin biar di kepung sekalian"

"Syil lu gak kapok ya gua jitak?makin gua jitak makin bloon kayanya?"ujar Rani sambil menatap Syila gemas.

"Gini ya kalo kita bawa satu kompleks. Ini tuh masalahnya beda. Tentang harga diri bukan rampok---

"Iya tau gua. Lagian cuma bercanda"ucap Syila memotong ucapan Rani.

"Sialan!dasar Syila ratu anjing!"ketus Rani kesal.

Vella dan Jeje saling menatap satu sama lain. Mereka berdua merasa malu karena seluruh isi cafe menatap meja mereka dengan pandangan heran.

Bahkan ada yang terang terangan membicarakan mereka.

'Cantik cantik kok mulutmya kaya ular kobra sih?pedes banget'

Jeje menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menatap Vella dengan pandangan memohon.

Vella mengacak acak rambutnya frustasi.

"Berisik banget kalian tuh!!!"teriak Vella kesal membuat Rani dan Syila bungkam seketika.

"Kita tuh di sini mau nyusun rencana"ujar Jeje.

"Gara gara Rani nih. Dasar ratu rusa!"

"Dih?elu lah!emang dasar ratu anjing!"

"Bacot!"ketus Vella.

"Gak usah muter muter lagi. Gak usah ribut lagi intinya ada satu kunci yang bikin kita mudah buat ngebantu Airen!"tegas Jeje yang sudah pusing.

Rani dan Syila menatap Jeje.

"Siapa?"

Jeje memalingkan wajahnya menatap satu objek yang akan menjadi kunci kemudahan dalam menolong Airen Nevilia.

"Natha?"beo Rani saat melihat objek yang di maksud.

Jeje menganggukkan kepalanya.

"Natha yang tau semua informasi tentang Airen. Jadi lebih mudah lagi kalo Natha ikut andil di sini"

"Tapi bukannya waktu itu Natha aja belom berhasil sampe sekarang?"tanya Syila heran.

"Walaupun Natha tau semuanya. Dia juga gak bego buat maju sendirian dan nyerahin diri ke bos-nya Airen"jelas Vella.

"Iya juga sih-----EH EH LIAT INSTAGRAM BURU!!"


























sorry gajeeee lg gda idee beneran:)

Ar-VellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang