27 // Double Date Dadakan

3.9K 381 12
                                    

Vote, dan kasih dukungan buat cerita ini yaa^^ biar makin cepet up nya!
.
Happy reading!💞

🐁🐈

MUSUH
Siapa yang izinin lo jalan sama tuh cowok?

Matanya masih menatap lurus layar ponselnya. Ocha menimbang jawaban apa yang tepat sebagai balasan pesan Rangga. Lagipula, tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Rangga jalan dengan Gladis, dan dirinya jalan dengan Kafka. Toh, Ocha dan Rangga tidak saling menyukai, jadi tidak akan ada rasa cemburu satu sama lain.

Emgnya knp?

Gue kan suami lo.

Trs?

Lo gak ada izin. Mau gue kutuk?

Lo mau menjelma jadi ibu malin kundang? Ngutuk-ngutuk gue segala!

Gak akan gue biarin lo berdua sama tuh cowok!

"Cha?" panggil Kafka, membuat Ocha terperanjat, untung saja ponselnya tidak mendarat mulus di tanah. Masih aman.

"Apa sih, bikin kaget aja!" gerutu Ocha menahan kesal.

Kafka terkekeh. "Liat apaan tuh? Ngintip dikit dong."

Ocha memutar bola mata malas. Lalu dengan cepat memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas selempang berwarna ungu yang ia bawa, bahkan tidak sempat membalas pesan terakhir Rangga.

"Lo udah makan?" tanya Kafka sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Duh tau banget sih perut gue perlu diisi nasi goreng." Ocha berdiri dari duduknya. "Asik ditraktir Kafka lagi."

Kafka mendecak, tapi cowok itu tidak protes sedikit pun. Malah menyusul Ocha yang sudah jalan lebih dulu. Kini mereka berjalan berdampingan dan menyeberang jalan untuk menghampiri gerobak tukang nasi goreng.

Kafka langsung memesan makanan, sedangkan Ocha sudah duduk manis di bangku kayu yang sudah disediakan. Selang beberapa detik Kafka langsung menyusul duduk di depannya.

Menunggu nasi goreng datang pastinya akan cukup lama karena sedang rame-ramenya pembeli. Ocha melihat sekitar hingga akhirnya menemukan seseorang yang tak asing di matanya. Bertanya dalam hati, mau apa makhluk satu itu dengan gebetan barunya menghampiri tempat nasi goreng pinggir jalan seperti ini.

"Duduk sini, Dis." Rangga mempersilahkan. Cewek bernama Gladis itu mengangguk dengan sedikit terpaksa.

Dua makhluk yang baru datang itu duduk bersebelahan dengan meja Ocha. Dan Rangga duduk sejajar dengan Kafka. Kedatangan keduanya tidak luput dari pandangan Ocha maupun Kafka.

"Kita ngapain makan di sini, Kak?" tanya Gladis.

"Lo harus coba nasi goreng di sini," kata Rangga mantap seolah dirinya memang pelanggan setia di tempat itu, padahal nyatanya ini baru pertama kali untuk dirinya. Niatnya kan hanya menguntit Ocha dan Kafka.

"Enak?" tanya Gladis lagi.

Rangga berdehem panjang sambil menggaruk keningnya. "Enak, enak," sahut cowok itu sekenanya.

Married with Enemy [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang